NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Lyra tercekat. Dahinya berkerut seketika mendengar perintah ibunya. "Aku? Membantu saudariku yang telah merampas calon suamiku untuk memilih gaun?! Kurasa dunia sudah benar-benar gila!" batin Lyra.

"Maaf, Ma. Sepertinya aku tid—"

"Lyra ... pergilah, kakakmu tidak memiliki teman yang bisa dimintai pendapat," potong Pak Satria sambil meraih gelas berisi air minum.

"Dia tidak akan pernah memiliki teman jika sifatnya seperti ini," batin Lyra kedua alisnya berkedut sesaat.

"Papa, bagaimana kalau Adrian juga ikut? Mereka bisa memilih gaun bersama-sama," ujar Bu Sintia.

Lyra tidak menjawab, sebaliknya ia hanya fokus pada makanannya. "Tidak ada gunanya berbicara, Lyra. Tidak ada yang akan mendengarmu di rumah ini."

*

*

*

"Lyra! Cepat! Kita hampir terlambat," ucap Safira sambil mengetuk pintu kamar Lyra dengan cepat.

"Cih! Terlambat apanya, ini bahkan baru jam sembilan," gerutu Lyra seraya menjepit bulu matanya. Ia tak memedulikan entitas yang terus menggedor pintu kamarnya dan menyempurnakan riasannya.

Selang beberapa menit, akhirnya Lyra telah selesai merias wajahnya. "Tidak perlu terburu-buru Safira. Toko gaun tidak akan meninggalkan kita," ketus Lyra kemudian mengunci pintu kamarnya.

"Kau merias wajahmu?" tanya Safira dengan satu alis terangkat.

Lyra mengerutkan dahinya, menatap heran ke arah Safira. "Tentu saja. Memangnya kau tidak?"

Safira melirik wajah saudarinya melalui ujung mata, seketika bibirnya melengkung samar. "Kasihan sekali kau masih perlu alat-alat itu. Lelaki lebih suka wanita yang cantik alami, Lyra. Ayo cepat, jangan membuang waktu lagi," jawabnya lalu berjalan lebih dulu, seolah sedang memimpin jalan.

Lyra bergidik, "Cantik alami katamu?" gumamnya sambil memegang tengkuk belakangnya.

Saat kedua wanita itu mencapai ruang tamu, betapa terkejutnya Safira ketika melihat hanya Adrian yang menunggu di sana. "Mana Dion?" batinnya, matanya bergerak liar mencari keberadaan Dion.

"Ayo pergi. Waktuku hanya sampai setengah hari," celetuk Adrian memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Pria itu menghampiri Lyra untuk menawarkan lengannya.

Lyra menyipitkan matanya, hatinya ragu untuk menggandeng lengan Adrian di depan kakaknya. "Lakukan saja," bisik Adrian tanpa menoleh sedikit pun.

Lyra menahan napas. Tangannya gemetar saat perlahan melingkari lengan pria yang akan menjadi suaminya. "Kalau begitu kami pergi duluan," ucap Adrian datar kemudian berlalu dari ruang tamu.

Gigi Safira menggeretak, tangannya bergerak masuk ke dalam tas meraih telepon genggamnya.

Tuut ... Tuut ... Tuut ... Klik!

Safira : Dion! Kau dimana? Bukankah semalam aku bilang kalau hari ini kita akan melihat gaun pengantin bersama?

Dion : Aku sedang sibuk, kita bisa pergi nanti.

Safira : Tidak mau! Cepat kemari, aku sudah siap dari tadi.

Dion : Hhh ... baiklah, tunggu beberapa menit lagi.

Safira duduk di ruang tamu selama beberapa saat. Jam yang ada di dinding terus berdetak, menit demi menit berlalu. Wanita itu telah menunggu nyaris setengah jam hingga akhirnya terdengar deru dari mesin mobil mendekati kediamannya. "Dion! Itu pasti dia!" batinnya segera berdiri dari sofa.

Benar saja, mobil milik Dion telah terparkir di halaman rumahnya. Tanpa diperintah, Safira segera masuk ke mobil dan menjatuhkan dirinya pada kursi penumpang depan. Tangannya meraih sabuk pengaman dan hendak mengenakannya, "Kau terlambat, Dion. Lyra dan Adrian sudah pergi setengah jam yang lalu. Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" tangannya terhenti, dahinya berkerut menatap Dion heran.

"Kau bilang sudah bersiap," ucap Dion, alisnya bertaut ke tengah.

"Ya. Aku sudah siap."

"Kau tidak berdandan?"

"Tidak perlu, Dion. Kata teman-teman ibuku, aku cantik alami tanpa make up dan sejenisnya. Kau juga sependapat, kan?" balas Safira lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Dulu Lyra selalu menyesuaikan segala sesuatu dengan tempat yang kita tuju. Ia selalu tampil cantik di mana pun kita berada," batinnya seraya memutar kemudi mobil.

"Hei, kau biasa menyimpan apa di sini?" tanya wanita itu, tangannya membuka laci dashboard namun ditahan oleh Dion.

"Tch, jangan memeriksa mobilku sembarangan," kata Dion seraya kembali menegakkan tubuhnya.

Safira seketika terdiam, matanya sekilas menangkap sebuah benda yang membuatnya amarahnya membuncah. "Dion ... kenapa kau masih menyimpannya?" gumam Safira dengan suara serak, kepalanya perlahan menunduk membuat beberapa helai rambut menutupi wajahnya.

"Apa maksudmu, Safira? menyimpan apa?" tanya Dion sesekali menoleh ke samping.

"Foto Lyra! Kenapa kau masih menyimpannya?!!" pekik Safira hingga urat di lehernya timbul.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!