NovelToon NovelToon
BADGIRL KESAYANGAN PUTRA MAFIA

BADGIRL KESAYANGAN PUTRA MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Roman-Angst Mafia
Popularitas:48k
Nilai: 5
Nama Author: Olafelsah

Carlista Daniella Hilson, gadis cantik dan barbar yang tak takut dengan peraturan. Selalu berbuat ulah hingga mendapat julukan Queen of Badgirl.
Hidup Carlista berubah 180 derajat, ketika Antariksa High School kedatangan murid baru bernama Marvel James Ferioz---keturunan Mafia terkenal asal Amerika Serikat.
Marvel yang berusaha masuk ke dalam hidup Carlista sekaligus mengklaim dirinya sebagai miliknya. Tak peduli dengan penolakan yang Carlista lakukan, ia terus dengan gencar menaklukan hati dari gadis kesayangannya itu.
Siapa Marvel sebenarnya?
Dan, untuk apa Marvel mengklaim Carlista sebagai miliknya?
.
.
"Gue akan berusaha untuk terus membuat masalah supaya lo bosen dan pergi ninggalin gue." ujar Carlista dengan mengancam serius.
"Silahkan saja, jika kamu ingin selalu mendapat hukuman dari aku, Baby." bisik Marvel tepat di telinga Carlista.
Cup
Carlista membolakan kedua matanya. Pasalnya, Marvel baru saja mencuri satu kecup

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olafelsah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7 / Bentuk Protes ala Carlista

Pagi ini ada yang sedikit berbeda dari seorang Carlista Daniella Hilson. Lebih tepatnya dari penampilannya, khususnya di bagian rambutnya. Tak ada lagi warna rambut yang terbelah menjadi dua kubu seperti kemarin-kemarin.

Yang ada hanyalah---oh my bestie, warna rambut Carlista mendadak berubah warna. Bukan hitam dan ash grey lagi. Melainkan warna merah mencolok. Saking mencoloknya warna rambut Carlista, membuat seluruh mata sakit melihatnya. Bahkan mau belekan.

Bukan hanya warna rambut, tetapi juga seragam Antariksa High School yang ia pakai. Sebenarnya tak ada yang salah dengan blazer merah marunnya yang memang lebih pendek dari tangannya, karena itu memang sudah peraturannya.

Melainkan rok mini yang ia pakai benar-benar seperti Idol Korea yang hendak manggung itu loh. Mungkin saja, jika ia mengangkat tangan, rok itu juga akan ikut-ikutan naik ke atas dan---ya, itulah. Akan keliatan yang semestinya tidak untuk dilihat.

Dahlah, ya, gak usah dijelaskan. Kalian cukup pintar untuk memahaminya.

"Oh my bestie!! Carlista! Lo mau mangkal di mana?!!" ujar Jenna dengan sangat hebohnya hingga menggema di lorong koridor AHS.

Carlista segera menoyor kepala Jenna cukup keras. "Enak banget tuh mulut asal jeplak! Emang lo kira gue cabe-cabean lampu ijo apa?!!" berangnya.

"Ya elah, Carl, lagian mirip kali, dandanan lo aja kayak gini. Tadi malahan, gue kira, ada anak Citayem lagi cosplay jadi murid AHS." ujar Metta dengan santai yang mendapat lirikan maut dari Carlista.

Melody terkekeh. "Jadi, ini maksud lo semalam yang pengen lo tunjukin ke kita termasuk ketos baru AHS yang gantengnya udah overdosis itu?" ujarnya sambil melirik penampilan Carlista dari atas hingga bawah.

Carlista tersenyum miring. "Hm, ini adalah bentuk protes gue karena dia yang maksa gue untuk jadi pacarnya. Padahal gue gak mau," ujarnya dengan angkuh.

Semalam Carlista memang melakukan video call bersama ketiga sahabatnya. Ia menceritakan semua keluh kesahnya hingga ia yang merasa setengah waras dengan tingkah si cowok triplek yang membuatnya benar-benar merasa depresot dan ingin gantung diri di pohon cabe saat itu juga.

"Asal kalian tau yah, si cowok triplek itu maksa gue buat jadi pacarnya! Dan parahnya lagi, dia udah mengklaim gue jadi pacarnya sejak tadi siang! Gue merasa hampir gila tau gak?! Ngadepin si cowok triplek plus gila itu!! Dan besok pagi gue mau melakukan protes sama si Marvel gila itu!!"

Ya, kurang lebih seperti itulah curhatan yang diderita oleh Carlista semalam. Ia meluapkan isi hatinya dengan menggebu dan berapi-api. Ketiga temannya pun hanya melongo mendengar curahan hati Carlista, bahkan Melody saja, mendengarkannya sambil mengunyah keripik kentang.

"Btw, Marvel ganteng loh, Carl. Masa iya lo nolak dia mentah-mentah. Daripada lo jadi pacarnya si Raskal, mending lo jadi pacarnya Marvel," ujar Melody dengan santai.

Jenna mengangguk antusias. "Bener banget apa kata si Melon. Marvel itu gantengnya no limit. Ketos AHS juga. Kaya juga. Keturunan Mafia mana ada yang miskin. Mana mukanya mirip banget Manu Rios, lagi," ujarnya yang diakhiri senyuman manis sambil menerawang ke atas.

"Manu Rios pala lo pitak! Cowok triplek kek dia gak ada mirip-miripnya sama Manu Rios." dengus Carlista sambil melirik sinis pada si Selebgram AHS.

"Menurut gue, lebih mirip sama Justin Bieber pas pacaran sama Selena Gomez, dulu, sih," ujar Melody sambil memainkan jari telunjuknya di dagu.

Carlista menghela nafasnya perlahan. "Otak kalian pada korslet yah?! Muka datar kek triplek aja dibilang mirip sama aktor dan penyanyi ganteng kelas dunia," gerutunya.

Sementara Metta hanya membuang nafasnya kasar. Tak ingin memberikan tanggapan apapun karena menurutnya berdebat dengan Melody dan Jenna hanya akan membuang-buang waktu, tenaga, energi, serta pikiran.

Ya, kalian tahu sendiri lah. Jika Jenna dan Melody sudah mengeluarkan statement-nya, lawan bicaranya pun akan kalah telak.

"APALAGI INI CARLISTA?!" bentak Miss Tisa membuat keempatnya tersentak kaget dan menjadi pusat perhatian seluruh murid AHS yang memang berada di lorong koridor.

Keempat wanita cantik tersebut pun lantas menoleh. Dan didapati seorang wanita cantik berusia 25an dengan rambut coklat yang dicepol ke atas jadi satu serta kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Jangan lupakan kemeja hitam tanpa lengan serta rok span merah selutut dan high heels hitam 7 cm. Terus menatap tajam kepada gadis yang berambut merah mencolok tersebut.

"Hm? Miss Tis, panggil nama saya?" tanya Carlista dengan raut wajah datarnya.

"KETERLALUAN KAMU, CARLISTA!!" bentak Miss Tisa dengan tegas. "IKUT KE RUANGAN SAYA SEKARANG!!" titahnya tanpa bantahan.

Carlista hanya menyugarkan rambutnya ke belakang lantas berjalan santai meninggalkan lorong koridor. Sementara Miss Tisa sudah geleng-geleng kepala. Ia sungguh tak habis pikir jika ia benar-benar memiliki murid yang absurdnya no limit. "Keterlaluan anak itu." dengusnya.

Ya, bagaimana tidak ketarlaluan. Miss Tisa yang menyuruhnya untuk ikut ke ruangannya, ini malah Carlista yang berjalan duluan tanpa dosanya.

Ia menoleh ke belakang dan melihat jika Miss Tisa tengah melipat kedua tangannya dengan menatap tajam ke arahnya. Sementara Metta, Melody, dan Jenna, mereka hanya terdiam seperti orang bego.

"Tadi katanya suruh ikut ke ruangan Miss Tis! Ini saya udah jalan loh, Miss," ujar Carlista dengan santainya.

Miss Tisa membuang nafasnya kasar. "Awas kamu, Carlista." tekannya.

●●●

Miss Tisa membuang nafasnya kasar dan melempar tatapan tajam kepada Carlista dengan warna rambut mencoloknya. "Kamu sudah berapa kali kena hukuman? Apa itu tidak membuat kamu jera juga, Carlista? Miss juga sudah memberikan kamu surat perjanjian untuk ditanda tangani. Tapi malah kamu sobek. Apa semua tindakan kamu itu sopan, Carlista?" ujarnya dengan tegas.

Carlista hanya terdiam.

"Miss berkali-kali mohon sama kamu, untuk bersikap selayaknya murid normal. Tidak seperti ini. Kemarin rambut dicat hitam putih. Sekarang dicat warna merah. Rok kamu yang sangat pendek. Seragam kamu yang kekecilan. Kamu itu murid Antariksa High School. Salah satu sekolah terbaik di Ibukota." ujar Miss Tisa.

Carlista melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap datar pada Miss Tisa. "Saya tau, Miss Tis. AHS adalah sekolah terbaik. Tapi, dengan saya sekolah di sini tidak menjadikan kehidupan saya baik. Tetap saja sama," ujarnya. "Hambar." sambungnya.

"Miss tidak pernah mengajarkan kamu untuk berbicara tidak sopan kepada yang lebih dewasa, Carlista. Miss tidak suka deng---"

"Kalo Miss Tis emang gak suka sama saya, kenapa sejak awal saya diterima untuk bersekolah di sini? Saya bisa cari sekolah lain dengan kualitas dan fasilitas yang sama persis seperti sekolah ini, dan Miss tidak perlu repot-repot marah-marah sama saya." ujar Carlista datar. "Jika itu memang atas perintah dari kedua orangtua saya," lanjutnya.

"Kamu memang benar-benar berbeda dengan saudara kamu, Carisa. Dia itu pintar, penurut, sopan, dan sekarang menjabat menjadi wakil ketua OSIS." ujar Miss Tisa tersenyum miring.

"Jelas saya berbeda, Miss. Saya adalah keturunan sah keluarga Hilson. Tetapi dia, hanya saudara tiri saya yang dengan beruntungnya diangkat anak oleh kedua orangtua saya." ujar Carlista datar. "Tapi saya senang, karena dia tidak memakai marga yang sama dengan saya, meski saya juga amat membenci marga itu," ujarnya lagi dengan sorot mata dinginnya.

Miss Tisa terus memperhatikan kedua mata dingin milik Carlista. Meski ia hanya guru bahasa Inggris dan bukan psikolog, ia bisa menangkap raut rasa kecewa yang teramat dalam dari sosok Carlista. Ia juga bisa merasakan jika apa yang Carlista lakukan selama di sekolah ada hubungannya dengan keluarga Hilson.

Ya, keluarga Carlista, sendiri.

"Miss bisa memaklumi jika kalian memang tidak sedarah. Tetapi, apa salahnya jika kamu belajar dengan Carisa dan mencontohnya. Supaya kamu juga bisa menjadi murid yang normal seperti yang lainnya," ujar Miss Tisa dengan tegas dan lugas.

"Apa menurut, Miss, saya tidak normal?" ujar Carlista sambil menaikkan sebelah alisnya.

Miss Tisa membuang nafasnya kasar. Saat ia hendak berbicara, tiba-tiba saja seorang murid datang dengan membawa beberapa makalah.

"Permisi, Miss Tisa," ucap Gabriel dengan sopan. "Saya hanya ingin menyerahkan tugas makalah minggu lalu," ujarnya.

Miss Tisa tersenyum tipis. "Thank you, El. Kamu taruh aja di sini," ujarnya sambil menujukkan meja untuk menaruh makalah itu.

Gabriel mengangguk. "Hm,"

Seperkian detik mata Gabriel bertemu dengan mata Carlista. Sama-sama memandang dalam diam sebelum akhirnya Carlista lah yang memutuskan pandangannya.

Gabriel berdehem pelan dan menormalkan raut wajahnya. "Saya permisi, Miss," pamitnya.

"Tunggu, El." cegah Miss Tisa membuat Gabriel kembali menoleh. "Tolong panggilkan Carisa ke sini, karena ada beberapa hal yang harus Miss bahas dengan dia," ujarnya dengan ramah.

Gabriel mengangguk. "Baik, Miss," ucapnya lantas pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Carlista sempat beberapa detik memandangi punggung Gabriel sebelum akhirnya kembali menatap malas pada Miss Tisa.

"Miss akan memberikan kam---"

"Saya saja yang menghukumnya, Miss." sela Marvel dengan datar.

Deg

Carlista mematung selama beberapa detik sebelum akhirnya berdiri dan membalikkan poros tubuhnya. "Mati, gue." umpatnya dalam hati.

●●●

1
Nasyifa Syifa
lama banget up nya thor, sekali kali duble ngapa thor
ani sumarni
br tambah semangat 1 vote en secangkir kopi bt mu thor
ani sumarni
lanjut thor sy sllu menunggu up nya... ttp semangat thor
strawberry 🙍🏻‍♀️
lanjut kak..
ani sumarni
cerita nya sangat menarik
ani sumarni
cerita nya bagus lanjut kak
Nasyifa Syifa
lanjut thor 💪
nanae
up nya banyakin dong thor
Ira
ip
ani sumarni
lanjut dong kak...
ani sumarni
msh penasaran sy... en suka ma cerita nya... 1 vote en secangkir kopi bt mu thor br tambah semangat
Agnes
Mengalir lancar.
Pyscho
Serius thor, kamu mesti lebih cepat update. Agar aku nggak kehabisan tisu ☹️
Taki
Ngga nyangka! Keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!