Lin Kai, murid Sekte Giok Sunyi yang gagal total, menemukan teknik terlarang: Sutra Neraka Penyerapan Astral. Dengan menyerap fondasi jiwa murid lain, kultivasinya melonjak instan. Tapi ia segera terjerat rantai spiritual oleh Elder Yami, kultivator iblis yang memaksanya menjadi pion perburuan jiwa.
Lin Kai kini harus bersembunyi di balik statusnya yang lama, karena ia menjadi target pengawasan intensif dari Mei Li, Suster Senior jenius yang yakin bahwa Lin Kai adalah kunci hilangnya murid sekte.
Untuk bertahan hidup, ia dipaksa Elder Yami untuk mengincar target bernilai tinggi berikutnya: Gu Jun, dalam sebuah perburuan terbuka di tengah Ujian Murid Inti Sekte Giok Sunyi. Lin Kai harus membunuh untuk tetap hidup, tapi setiap langkahnya diawasi oleh jenius yang mencurigainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: Teknik Menyelinap dan Lorong Terlarang
Perjalanan menuju Hutan Tiga Jari memakan waktu setengah hari, sebagian besar dihabiskan dalam keheningan yang tegang. Lin Kai duduk di belakang gerobak spiritual yang ditarik oleh sepasang kuda angin. Di sampingnya, duduk Suster Senior Mei Li.
Lin Kai memaksakan tubuhnya untuk gemetar setiap kali gerobak berguncang, memastikan bahwa ia terlihat seperti murid tingkat rendah yang gugup dan kelelahan. Di dalam lengan bajunya, gulungan kulit ular hitam terasa dingin, dan Formasi Penyembunyian Qi Tingkat Lanjut milik Elder Yami bekerja keras, menyamarkan energi Pengumpulan Qi Tingkat Delapan yang gelisah.
{Aku harus ingat. Aku adalah Lin Kai si pecundang. Aku tidak boleh terlihat stabil, apalagi bersemangat. Semua kekuatanku yang baru harus menjadi beban, bukan aset.}
Mei Li, mengenakan jubah putih salju yang bersih, sesekali membuka mata untuk melirik Lin Kai. Tatapannya tidak mengandung kemarahan, tapi analisis yang dingin dan mendalam.
"Lin Kai, jangan terlalu tegang," kata Mei Li, suaranya tenang. "Kau adalah asisten pribadiku di Zona Luar. Kau hanya perlu mengumpulkan ramuan tingkat rendah dan memastikan para murid pendukung lain tidak menimbulkan masalah. Kau aman."
Lin Kai membungkuk dalam-dalam dari posisi duduknya. "Terima kasih, Suster Senior Mei Li. Saya hanya merasa gugup karena ini adalah pertama kalinya saya ikut dalam Ujian Murid Inti, meskipun hanya sebagai pendukung."
"Gugup adalah hal yang baik," balas Mei Li, matanya menyipit sedikit. "Itu menunjukkan kau menghargai hidupmu. Tapi kau juga harus menjaga kejujuranmu. Aku tidak suka orang yang suka menyimpan rahasia, terutama di Sekte Giok Sunyi."
Lin Kai menelan ludah. {Dia menusuk. Dia tahu aku berbohong tentang Wang Lei. Aku tidak bisa membiarkannya melihat reaksinya.}
"Saya... saya tidak punya rahasia, Suster Senior. Selain ketakutan saya sendiri," jawab Lin Kai, sambil menekankan nada kelemahan dalam suaranya.
Mei Li tidak membalas. Dia hanya mengalihkan pandangannya ke pemandangan pegunungan yang menjulang. Lin Kai tahu dia tidak percaya, tapi dia tidak memiliki bukti. Dan itu sudah cukup.
//////////////////
Saat matahari mulai terbenam, mereka tiba di perbatasan Hutan Tiga Jari. Area itu dipenuhi dengan aura spiritual yang kental dan dijaga oleh puluhan Tetua junior dan Formasi Pengawasan. Zona Luar adalah lingkaran terluar, tempat para Murid Pendukung akan ditempatkan. Zona Inti, tempat Gu Jun dan para jenius Tahap Delapan lainnya akan berburu artefak, diselimuti oleh kabut ilusi yang disebabkan oleh Formasi Angin.
Mei Li segera mengambil komando. Dia menetapkan tenda komando kecil, dan menugaskan Lin Kai untuk mendirikan posisinya di dekat perbatasan zona.
"Kau akan berada di sini, Lin Kai," kata Mei Li, menunjuk ke sebuah batu besar di antara tiga pohon bambu spiritual. "Ini adalah titik strategis. Kau akan mengumpulkan Ramuan Penenang Jiwa di sekitar sini. Kau harus tetap berada dalam jarak pandangku selama aku tidak berada di tenda komando."
{Jarak pandangnya. Dia menjebakku. Posisi ini memberikannya pandangan yang jelas dari tendanya, dan hampir tidak ada penutup.}
Lin Kai membungkuk. "Saya mengerti, Suster Senior. Saya akan memastikan ramuan yang terkumpul adalah yang terbaik."
Setelah Mei Li kembali ke tenda untuk berkoordinasi dengan Tetua junior, Lin Kai mengeluarkan gulungan kulit ular hitam dan menyentuhkannya.
"Elder Yami," Lin Kai mengirim transmisi kesadaran secara rahasia. "Mei Li menempatkanku dalam jarak pandang yang jelas. Bagaimana aku bisa menyelinap masuk?"
Suara Elder Yami, dingin dan penuh otoritas, langsung menjawab dalam benaknya. "Seperti yang kuduga. Itu bagus. Sekarang, lakukan pekerjaanmu sebagai murid Level Tiga. Kau punya waktu enam jam sampai fajar. Selama enam jam itu, Formasi Pengawasan Sekte akan memiliki titik buta. Kau harus mengambil risiko di tengah malam."
"Tapi Formasi Penyembunyian Qi saya hanya tersisa enam hari lagi, bukan tujuh hari seperti yang Anda katakan," Lin Kai menyela.
"Waktu selalu cepat berlalu di jalan iblis, pion kecilku. Dengarkan. Di belakang batu tempat kau berdiri, ada tiga pohon bambu spiritual. Pohon di tengah terlihat mati, bukan? Pada tengah malam, bayangan pohon bambu itu akan menutupi sebuah celah spiritual selebar dua jari di dasar batu. Itu adalah Lorong Terlarang, jalan yang aku gunakan untuk menyelinap masuk ke Hutan Tiga Jari. Kau harus masuk ke sana dan segera mengaktifkan Formasi Penyembunyian tingkat penuh. Jika kau tertangkap sebelum tengah malam, aku akan meninggalkamu."
Lin Kai mematikan transmisi. {Lorong Terlarang. Celah spiritual selebar dua jari. Aku harus mengambil risiko itu, walau Mei Li mengawasiku.}
//////////////////
Lin Kai menghabiskan dua jam berikutnya dengan berakting sempurna. Dia berkeliaran di dekat batu, mengumpulkan beberapa ramuan yang jelas-jelas tingkat rendah, dan tampak lesu.
Tepat saat bulan berada di puncaknya, Lin Kai melihat Mei Li keluar dari tenda komando. Dia melangkah ke sebuah bukit kecil di dekatnya, seolah-olah sedang memantau perimeter dengan Energi Spiritualnya. Ini adalah kesempatan terbaiknya.
Lin Kai berjalan ke arah tenda Mei Li, bahunya membungkuk.
"Suster Senior!" panggil Lin Kai dengan suara yang sedikit bergetar, memastikan Mei Li mendengarnya.
Mei Li berbalik, tatapannya tajam. "Ada apa, Lin Kai? Bukankah seharusnya kau mengumpulkan ramuan?"
"Maafkan saya, Suster Senior. Saya... saya merasa tidak enak badan," kata Lin Kai, memegang perutnya. "Perut saya sakit. Saya harus ke belakang pohon sebentar."
Mei Li menatapnya lama, tatapannya menyapu setiap inci tubuh Lin Kai, mencari tanda-tanda kebohongan. Lin Kai mempertahankan ekspresi pucat dan tertekan.
Akhirnya, Mei Li menghela napas, seolah terganggu oleh kelemahan Lin Kai. "Baiklah. Jangan lebih dari lima belas menit. Dan jangan coba-coba keluar dari Zona Luar. Kau mengerti?"
"Ya, Suster Senior!" Lin Kai menjawab dengan nada penuh kelegaan yang dilebih-lebihkan.
Lin Kai segera berbalik dan bergegas kembali ke batu besar di antara tiga pohon bambu spiritual. Begitu dia mencapai batu itu, dia merangkak ke belakang pohon bambu yang mati. Bayangan tebal pohon itu menelan dirinya dalam kegelapan.
Dengan cepat, Lin Kai mengaktifkan Energi Spiritual Pengumpulan Qi Tingkat Delapannya dan menyentuh dasar batu. Tepat seperti yang Elder Yami katakan, ada celah yang hampir tidak terlihat, sebuah retakan kecil yang memancarkan energi dingin dan purba.
{Ini dia. Lorong Terlarang. Jika aku masuk, tidak ada jalan kembali. Aku akan memasuki arena perburuan Gu Jun, dan Mei Li akan segera menyadari aku menghilang. Aku hanya punya beberapa jam.}
Lin Kai meremas gulungan kulit ular hitam. Itu adalah Formasi Penyembunyian, yang kini akan diaktifkan untuk menyamarkannya sepenuhnya dari semua deteksi.
Dia menyuntikkan Qi curiannya ke dalam gulungan itu, dan energi Formasi Penyembunyian Tingkat Penuh meledak, menyelimuti dirinya. Dengan tarikan napas terakhir di Zona Luar, Lin Kai memaksakan tubuhnya untuk meremas melewati celah kecil yang disembunyikan bayangan.
Lorong itu sempit dan gelap, berbau tanah purba. Lin Kai merasakan dirinya seolah dicabut dari dunia Sekte Giok Sunyi, terbungkus sepenuhnya dalam kegelapan dan energi iblis. Saat ia merangkak keluar dari ujung lain celah itu, ia tahu ia sudah berada di dalam Hutan Tiga Jari, jauh di dalam Zona Inti, dan tidak ada jejak Lin Kai si murid Level Tiga yang tersisa.
Dia telah lolos dari Mei Li. Tapi kini, dia adalah target di zona perburuan yang mematikan, hanya berjarak beberapa ratus meter dari Formasi Angin yang menahan mangsanya, Gu Jun.
Di belakangnya, di atas bukit, Mei Li melihat ke arah pohon bambu, ekspresi di wajahnya tiba-tiba mengeras.
"Lima belas menit sudah berlalu, Lin Kai," bisik Mei Li, tangannya mengeluarkan jimat spiritual kecil yang sebelumnya ia sentuhkan ke bahu Lin Kai. "Kenapa aku tidak bisa merasakan jejak Qi-mu lagi?"
Bersambung...