Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik, tapi juga game ini memberikan kesempatan akses bagi para player untuk bermain secara realtime!
Soul-verse Beast game yg memiliki 5 elemen yaitu; Api, Air, Tanah dan Cahaya. Juga elemen kegelapan yg bisa beresonansi menjadi elemen unik, seperti; Angin, Es dan petir.
Game Soul-verse Beast sudah berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz, mendapatkan keberuntungan itu!
Perjalanan dimulai, apa saja yang akan mereka lakukan disana? Dan, apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? Ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemulihan
...----------------...
Langit Ravathen cerah. Burung-burung kecil terbang di atas bangunan bangunan. Jalanan batu ramai oleh para player baru dan pedagang NPC yang menawarkan toko mereka. Di antara keramaian itu, empat sosok berjalan beriringan, berbeda pakaian, berbeda latar belakang... tapi kini satu tim
"Ayo~ hari ini kita ganti gaya! Biar semua orang di Ravathen, dan seluruh dunia Soulverse tahu kalau kita bukan tim biasa!" ucap Eimi dengan ceria sambil menggandeng Hazuki.
Hazuki tertawa canggung, matanya melihat kesana kemari "...gaya? Aku gak terlalu mikiri—!"
Eimi langsung menarik Hazuki mendekat ke toko aksesoris armor, yang didesain khusus untuk player perempuan "Yang ini! Ini pas banget buat kamu, Hazuki! Lihat, bahkan warnanya mirip dengan ‘api’ jiwamu!" Eimi menunjuk armor merah yg berada di balik kaca.
Hazuki ragu namun matanya berbinar "...cantiknya..." lirihnya pelan, jemarinya perlahan menyentuh kaca itu.
Wazeng menepuk bahu Hazuki dari belakang "Akun gua ama Vogaz itu penimbun koin, jadi kau bisa memilih apa saja. Jangan pikirin harga!"
Vogaz menimpali "Kalau bisa selamat, kita bisa farming lagi. Tapi kalau mati... yah, kita cuma jadi kenangan. Untuk itu, kita butuh armor yang kuat!"
Hazuki terdiam sejenak. Ia menatap armor itu dalam dalam — kaca toko memantulkan bayangannya dengan samar. Ia teringat armor lamanya yang dulu mereka buat bersama tim Enryu. Tapi kini sudah usang, robek, penuh darah, dan... terlalu banyak kenangan.
Eimi dengan lembut mengeratkan pegangan tangannya pada Hazuki "...Hazuki, ganti armor itu, bukan buat melupakan mereka, tapi untuk melindungi kenanganmu sendiri."
Hazuki terdiam. Air matanya hampir jatuh—tapi ia menahannya, ia pun mengangguk pelan "Mhm... aku mau yang ini."
"YES!" Eimi dengan semangat langsung menarik tangan Hazuki masuk ke dalam toko, Wazeng dan Vogaz mengikuti dari belakang namun Eimi menghentikan mereka seketika "Stop, ini tuh tempat untuk perempuan... Kalian berdua mending keluyuran ke tempat lain aja."
Wazeng terkekeh "Oke oke, kami akan pergi tapi ambillah ini utk membayar keperluan Hazuki." ia kemudian membuka Tab Hologram dan mengirimkan 500.000 koin pada Eimi.
Wazeng dan Vogaz kemudian berjalan menjauh menuju toko senjata untuk keperluan mereka sendiri.
Eimi terbelalak melihat nominalnya lalu ia melambai bersemangat ke arah Wazeng dan Vogaz "Terima kasih, ketuaaaa!"
...----------------...
Di dalam toko aksesori dan armor khusus perempuan, Eimi memilih mantel putih tipis, kaos dan celana coklat, serta sepatu krem— Ia berputar pelan di depan cermin, mengagumi pakaian barunya "Bagaimanaaa? katanya mantel ini dibuat dari benang pelindung mana, juga ada penambahan MP secara berkala." Eimi merentangkan tangan, senyum lebar terpampang di wajahnya. Ia menunggu jawaban Hazuki.
Hazuki tersenyum hangat dan mengangguk pelan "Cocok sama kamu. Lembut dan imut... kayak Eimi banget!"
Eimi terkejut, lalu tersenyum kecil, tidak hanya karena pujian, tapi karena Hazuki mulai membuka diri.
Hazuki langsung mengenakan perlengkapan armor merah ringan pilihannya tadi— armor terusan hingga kaki, melekat dengan sempurna pada tubuhnya.
Eimi mengambil dua mantel putih, satu untuknya dan satu untuk Hazuki. Merekapun membayarnya.
...----------------...
Setelah keluar dari toko armor, Eimi dan Hazuki berbelok ke toko senjata. Eimi langsung tertarik pada sebuah cane-staff dengan kristal biru di ujungnya.
Sementara itu, Hazuki berjalan pelan ke rak senjata tipe tombak. Namun tak ada yg menarik perhatiannya... Tapi, matanya berhenti pada satu senjata yang berbeda, senjata itu bertipe gauntlet berwarna merah gelap, terlihat cocok dengan armor yg dia kenakan, dengan status yang bertuliskan "Only for the broken who still rise."
Hazuki perlahan memakai gauntlet, dan itu langsung terpakai dengan sempurna dalamnya terasa dingin, tapi juga terasa familiar bukan karena pernah memakainya, tapi karena senjata itu juga sedang mencari seseorang yang terluka untuk berdiri kembali bersamanya.
"Bukan tipe senjata lamaku, tapi aku bisa mulai dari sini." Hazuki mencoba meninju udara beberapa kali, mengeluarkan sedikit bara api dari lajurnya.
...(Gauntlet itu bisa otomatis memasang dan melepaskan dirinya dari tangan Hazuki)...
Setelah mereka membeli senjata masing masing, mereka pun keluar dari toko— Eimi menggenggam tongkatnya dengan ceria, Hazuki menyesuikan gauntletnya di tangan mencoba menggerakkan jari jemari.
Eimi menengok ke Hazuki "Lihat? Sekarang kita bukan cuma kuat... tapi juga keren!"
Hazuki tersenyum lembut "Ya... Dan untuk pertama kalinya, aku siap bertarung!" Hazuki meninju telapak tangannya, suara gesekan terdengar samar.
Setelah membeli armor dan senjata, pandangan Eimi teralihkan dengan toko potion, tanpa berkata dia langsung berlari meninggalkan Hazuki.
Eimi kemudian kembali pada Hazuki yang bersandar di tembok toko setelah 2 menit sambil membawa empat kantong besar penuh dengan potion "Maaf, Hazuki... Bi...bisakah kau membantu ku?"
Hazuki tertawa pelan dan mengambil tiga kantong berisi potion "Kupikir kau lari karena apa, ternyata hanya potion ya..."
...(di sisi lain)...
Wazeng mencoba mantel hitam panjang, dia juga membeli dua belati dengan bilah putih bening yg menunjukkan refleksinya saat terkena cahaya lampu "Statistiknya menambah kecepatan serta pemulihan energi secara berkala... Bagus untuk kombo kami nanti." dia juga membeli sabuk untuk senjatanya.
Vogaz memilih mantel hitam panjang yg bisa langsung menarikan masker dan dua belati hitam yang memiliki efek racun "Heh, cocok buat Explosion Hellburst..." dia juga mengambil sabuk senjata serta sarung tangan hitam.
...----------------...
...----------------...
Beberapa saat kemudian, langit Ravathen menampilkan warna keemasan sore hari— Mereka saling bertemu di tengah kota, tepatnya pada air mancur.
Vogaz mengangkat kantong berisi potion yg diberikan Eimi "Ini potion buanyak banget sekantong ada dua puluh ya? Aku mulai curiga Eimi pikir kita akan perang tujuh hari tujuh malam."
Eimi mendengus bangga, memeluk kantongnya sendiri "Kau salah. Aku beli 30 potion sekantong!" ucapnya dengan bangga "Masing masing ada 10 potion healing, 10 cleansing debuff dan 10 lagi potion buff... Itu untuk berjaga jaga kalau aku tidak bisa menyembuhkan kalian, jadi jagalah baik baik!"
Wazeng tertawa kecil dan memasukan kantongnya pada inventori lewat tab hologram "kau memang sangat pengertian, Eimi," Wazeng sedikit membungkuk dan mendekat pada telinga Eimi "...tapi sayangnya, Vogaz tidak mengizinkan ada adegan romantis di antara kita."
Wajah Eimi memerah karena malu dan karena lupa dia juga bisa memasukkan barangnya ke inventori, ia segera memasukan kantong itu ke inventori "da...dasar Vogaz..." bisik Eimi, suaranya hampir tak terdengar.
Hazuki berjalan di samping Eimi, masih sibuk dengan gauntlet barunya "Eh, ngomong-ngomong... total pengeluaran kita barusan berapa?"
Wazeng membuka Tab hologram, melihat riwayat pengeluaran "Mantel, aksesoris minor, dan dua belati... Total ku 107,200 koin."
Vogaz, Eimi dan Hazuki ikut membuka Tab hologram masing masing.
Vogaz: "Aku 110,200."
Hazuki: "Kalau aku 148,000."
Semua menatap Eimi...
Eimi: "emm...a...aku 318,000...ahahaha..."
"Baiklah, untuk penginapan bayar masing masing ya..." Wazeng mengsarkas sambil menatap bangunan di depan mereka. Tanpa disadari ternyata mereka telah tiba di depan penginapan bernama Ember inn Ravathen.
...----------------...
Pintu kayu penginapan berderit lembut saat mereka masuk. Aroma bunga Lavender menyambut mereka, lampu gantung kristal bergoyang ringan dari angin yang ikut masuk.
NPC Resepsionis wanita tua berambut putih panjang, menyambut mereka dari balik meja bundar.
NPC tersenyum hangat, sambil membungkuk sedikit "Selamat datang, para petualang. Kalian tampak lelah... dan haus akan kenyamanan."
Wazeng maju di depan meja, dan bersandar dengan kedua tangannya "Dua kamar, untuk dua orang masing-masing."
"Ahh~ pasangan dan saudara, ya?" jawab NPC dengan sedikit menggoda.
Eimi langsung nyengir "Hihi~ Bukan bukan, kita ini tim. Tapi... boleh juga kalau Hazuki jadi kakakku!" Eimi menggandeng Hazuki dengan ceria.
Hazuki sedikit terkejut, pipinya sedikit merah "A... aku jadi kakak?!"
Vogaz merangkul bahu Wazeng "Dan kami jelas bukan saudara. Dia membunuhku banyak kali di game lain, sewaktu main online."
NPC tertawa kecil dan mengambil kunci di laci lalu menyerahkan kunci 2-A dan 2-B "Semoga kalian menikmati kunjungan kalian..."
...----------------...
...----------------...
Kamar 2-A terdapat dua tempat tidur kayu dengan seprai putih, jendela menghadap jalanan utama Ravathen dan lilin di sudut ruangan— ada lampu gantung juga.
Eimi langsung merebahkan diri di kasurnya dekat jendela, ia lalu menoleh pada Hazuki yang berdiri mematung "Hazuki hari ini capek, kan? Ayo tidur, besok pasti kita baru mulai leveling."
Hazuki melangkah di dekat jendela, jari jemarinya menyentuh kaca dengan lembut "Masih aneh rasanya, tidur bukan di tenda, tanpa mereka." lirihnya pelan.
Eimi mendekat, memeluk Hazuki dari belakang "Kamu nggak harus lupa mereka... Tapi izinkan kami jadi rumah barumu, oke? Aku akan menjadi adikmu, mungkin dengan itu kamu bisa mengartikan kami seperti keluarga baru."
Hazuki mengigit bibirnya lalu mengangguk pelan— menahan air mata haru.
...----------------...
...----------------...
Ruangan 2-B, dua kasur sederhana, jendela menghadap balkon kecil.
Vogaz melempar sarung tangannya ke kasur "Kalau gue tidur duluan, dan lu ambil sarung gua, gua ledakin lu pake belati racun yang tadi!"
Wazeng tertawa pelan, merebahkan tubuh di kasurnya "Tenang. Gua cuma pengen ambil hati Eimi."
Suasana hening, mereka hanya tertawa bersama.
"...Aneh ya. Dulu kita cuma duo bayangan. Sekarang... satu keluarga." gumam Vogaz duduk di ambang jendela, menatap bintang bintang.
Wazeng menatap langit langit penginapan "Kita baru saja menulis sejarahnya. Dan rencanaku besok, kita akan leveling kecil kecilan sampai level kita cukup untuk kembali ke Carnage Cavern, dungeon neraka, Fenrir the Wolf of Ragnarok."
...----------------...
...----------------...
Malam itu, Kage no Hikari tidur di ranjang sungguhan untuk pertama kalinya sejak kekacauan dungeon itu.
...----------------...
...Besok adalah babak baru!...
...----------------...
...[PROFIL KARAKTER]...
...Wazeng (Assasin)...
...180cm...
...Pendiam dan tegas...
...Rambut putih, side two block messy, mata biru, cincin biru di jari telunjuk tangan kiri, mantel hitam panjang dengan celana panjang, boot hitam....
...----------------...
...Vogaz (Assasin)...
...179cm...
...Pendiam tapi aktif...
...Rambut abu abu hitam, messy fluffy, mata hitam, mempunyai luka goresan dari bawah hidung kiri menjalar sampai bibir bawah kanan, memakai masker mulut (kalau battle), mantel hitam panjang dengan celana panjang juga boot hitam....
...----------------...
...Eimi (Mage)...
...145cm...
...Ceria dan Peduli...
...Rambut pirang panjang halus, kuncir setengah, mata coklat, memakai liontin biru yg tergantung di leher menggunakan kaos dengan mantel putih panjang, celana coklat panjang juga boot krem....
...----------------...
...Hazuki (Fighter)...
...167cm...
...Percaya diri, Kuat dan berani...
...Rambut merah panjang yang terurai, mata merah gelap, memakai mantel putih, menggunakan Armor merah ringan dibalik mantel, boot sepaket dengan armor...
...
...----------------...
"Dunianya (sera) terhenti......"
Gimana tuu kak, kalo emang gitu sorry udah kasih kritik hehe