Miranda seorang wanita biasa yang selama hidupnya selalu merasa dirundung kemalangan... Dia selalu saja menyesali akan hidupnya. Padahal semua orang melihat Miranda hidup bahagia. Mempunyai suami yang tampan dan sangat menyayangi nya,.
Hingga dia sempat mengalami depresi dan ingin mengakhiri hidupnya.Apakah yang membuat Miranda mengalami depresi dan selalu melukai dirinya sendiri?..
Karena pernikahan nya kah? atau karena ada hal lain yang membuat Miranda seperti itu?..Rahasia apa yang disembunyikan oleh Miranda?.Akankah Miranda mampu bertahan dalam rumah tangganya yang begitu banyak cobaan, apalagi cobaan itu datang dari orang terdekat nya.
Ataukah dia akan memilih mengakhiri hidupnya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanie Famuzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6. Bertemu Lagi
Pukul 08.00 Miranda sudah bersiap untuk berangkat, karena akan pergi ke kajian, dia mengenakan gamis abaya berwarna hitam, dipadukan dengan kerudung pasmina warna nude.Membuat penampilan Miranda kelihatan sangat anggun dan juga cantik.
Tak lama, Lila datang dengan memakai gamis syar’i yang senada dengan kerudungnya.
“Wah .. mbak Mira cantik sekali, aku sampai pangling lo lihatnya.”
“KAmu juga cantik La!!”.
“ Ih beneran lo, mbak Makin cantik kalau pake kerudung”.
‘ Udah La, jangan bikin mbak malu ah”.
“ Mbak Mira kenapa belum mau berhijab mbak.?”tiba-tiba saja Lila bertanya seperti itu pada Mira.
Mira hanya tersenyum pada Lila..
Seakan mengerti dan paham maksud Mira, Lila pun tak ingin bertanya lagi.
“Aku sudah pesan grab mbak,, sebentar lagi nyampe, “
“Oke.. “.
“Eh,, sebentar mbak, aku baru nyadar itu kening mbak kenapa ko memar”. tanya Lila lagi sambil menunjukan jari telunjuknya pada kening Mira.
“Oh.. ini mbak ke jedot pintu La, “ ucapnya sambil meringis karena telah berbohong.
“ Pasti sakit banget itu Mbak,udah di obati belum mbak?”.
“ Udah , udah ko..”.. ucap Mira tersenyum canggung pada Lila.
“Nah itu mobilnya bukan La, “ Ucap Mira lagi buru buru supaya Lila tidak bertanya lagi mengenai dahinya yang memar.
“Ah.iya benar itu mbak, Ayo”.
Setelah mobil itu mendekat dan berhenti, mereka segera naik kedalam mobil.
“ Alamatnya sesuai di aplikasi ya pak”..
‘Iya”..
Tak lama mobil itu pun melaju, setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit akhirnya mereka pun sampai..
Mira dan Lila bergegas turun dari dalam mobil.
“ La ramai banget”..
“ Iyalah,,,inikan terbuka untuk umum, hampir semua datang mbak, malah kebanyakan yang datang anak anak muda, “
“Oh ya?.”..
‘ Mbak tau kan siapa penceramahnya?”.
“Siapa La?”.
“ Ustadz Hannan Attaki”..
Mira sampai melongo tidak menyangka .
“Ayo mbak cepat, Biar kita bisa dudu paling depan, “
Lila langsung menggandeng tangan Mira, dan masuk kedalam masjid..
sudah banyak orang di sana..
Di dalam mesjid laki-laki dan perempuan duduk terpisah.
Tiba-tiba saja ada yang menegur Mira.
“ Mira… kamu Mira kan, Miranda?..”
“Eh iya saya Mira.. maaf tapi siapa ya, saya lupa.Maaf”. jawab Mira sinis menatap seorang wanita yang kini ada di hadapannya.
“ Saya Sarah, masa kamu lupa sih Mir,kita kan teman.Dan pernah satu kelas waktu SMA,kalau gak salah kita sekelas waktu kelas dua”...
“ Oh ya? Maaf saya lupa ,,, apa kabar Sar?”.
“ Baik… kamu sekarang tinggal dimana Mir?”.
tanya Sarah menatap Mira, matanya menelisik penampilan Mira dari atas sampai bawah.
“ Nggak jauh ko dari sini, saya ikut suami “.
“ Kamu sudah nikah?”. tanya Sarah seperti tak percaya.
“Iya,, “..
“ Kerja atau apa sekarang kamu Mir?”. tanya nya lagi…
“ Cuma ibu rumah tangga doang”...
“ oh pantesan”.. ucapnya seperti meremehkan Mira.
“ Kenapa memangnya?”.
“ gak kenapa napa, suami kamu kerja apa?”.
“ Pengen tau banget kamu ,suami aku kerja apa?”..
“ ya elah Mir, cuma nanya ?”.
“ Ya sudah saya duluan ya Sar, mari”. ucap Mira tak ingin berlama -lama berbicara dengan Sarah.
“ Mbak,, siapa sih ko kepo banget perasaan”.
‘'Teman SMA, tapi ga terlalu deket sih, jadi maklum mbak sempat lupa sama dia”.
‘penampilannya itu loh mbak, kaya yang mau kondangan, heboh banget. gak sesuai sama tempat”.
“Udah gak usah dibahas.”
“Iya deh’..
“ ayo “...
Mira dan Lila pun sudah duduk di dalam mesjid, mereka duduk agak paling belakang, karena ternyata didalam sudah penuh,.
Dan tenyata tidak jauh dari tempat Mira, Sarah juga ada di sana dan sedang memperhatikan Mira.
“Mbak ,, teman mbak dari tadi lihatin mbak mulu deh”.
“Udah biarin aja.. !!”.
Tak lama kajian pun di mulai.
Mira dan Lila fokus mendengarkan kajian yang di sampaikan oleh ustadz Hanan .
Sampai Tiba-tiba Air mata Mira tak terasa terjatuh, ada yang menggelitik di hati Mira kala Ustad itu mengatakan.
“ Semuanya sudah ditakdirkan Allah,jangan bilang seandainya katakan Qodarullah,akhirnya kita akan menerima kejadian itu, kan banyak dari kita ngak bisa menerima apa yang sudah berlalu dalam hidup kita,masih bertanya kenapa harus begini.Coba ya seandainya, itu kalimat yang membuat kita kaya merawat luka ,berandai -andai itu seperti merawat luka, padahal luka tanpa di rawat aja di biarin aja dia butuh waktu lama untuk sembuh. Apalagi ini dirawat lukanya,kenapa dia nggak menyembuhkannya dengan kata -kata Qodarullah. itu sudah ketetapan Allah.itu indah banget kalau kita bisa hidup dengan kata -kata itu “.
Mira tertegun,,, mengingat kalau dirinya selalu saja berkata seandainya, tidak bisa menerima kenyataan dan selalu menyesali yang sudah terjadi selama hidupnya.
Dia menangis, air matanya sudah tak terbendung lagi.Mira seakan tertampar dengan kata-kata Ustadz Hanan Attaki barusan.
Selama ini tanpa Mira sadari Mira sudah merawat lukanya sendiri.
*****
Pulang dari kajian , Mira termenung di dalam kamarnya seorang diri.
Malik anaknya belum pulang, katanya hari ini ada les tambahan di sekolahnya.
Malik masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar, tapi tingginya sudah lebih dari anak anak seusianya. Malik seperti papanya Jodi, yang memiliki tubuh yang tinggi sekitar 180cm, tidak seperti Mira yang hanya mempunyai tinggi sekitar 150 cm.
Mira jadi teringat akan temannya Sarah saat tadi bertemu di kajian.
Sudah lebih dari 10 tahun sejak lulus SMA Mira tidak pernah bertemu dengan Sarah, tapi tadi Mira tidak menyangka kalau dia akan bertemu kembali dengan teman nya lagi atau lebih tepatnya mantan sahabat.
Sarah , teman yang sudah menikungnya dari belakang.
Seorang teman yang hanya memanfaatkan dirinya saja.
Dia selalu bersikap baik pada Mira, tapi di belakang Sarah selalu membicarakan Mira.
Sarah selalu menginginkan apa yang Mira punya.
Dia selalu merasa jauh lebih unggul dari Mira dan tidak ingin kalah dari Mira.
Sungguh Mira rasanya waktu itu sangat membenci Sarah, apalagi ketika Sarah merebut kekasihnya,dengan memfitnah Mira ,agar mira diputuskan.
Saat lulus sekolah, Mira rasanya sangat senang sekali karena akhirnya dia tidak akan bertemu lagi dengan Sarah. Mira tidak ingin berurusan dengannya lagi.
Tapi sepertinya takdir telah mempertemukan Mira kembali dengan Sarah.
Dan itu membuat Mira ketakutan, takut sarah akan menggangu hidupnya lagi. Bahkan Mira sampai berpikir takut kalau sarah merebut suaminya,.
Mira seperti trauma melihat Sarah.
“ Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi, setelah 10 tahun lamanya,orang yang sangat aku hindari untuk bertemu”.
Sarah… gumam Miranda pelan.
“ Assalamualaikum… Ma!!”.
“ Waalaikum salam, Malik ?”.
“ Kenapa ma, ko kaget gitu lihat malik? mama ngelamun?’. tanyanya.
“ Nggak ko , mama gak melamun, mama cuma lagi bingung besok mama mau masak apa?”.
“ Oh,,, papa belum pulang ma?”.
“ Belum”..
“ Ada apa memangnya”.
‘Nggak ko ma”
“Jangan bohong kamu ya, sama mama Malik?.
“Nggak ma, beneran”.
“Awas kalou kamu menyembunyikan sesuatu dari mama”.
“Nggak mama sayang”...
Cup malik mencium pipi Mira.
Membuat Miranda seketika tersenyum.
Selama ini memang hanya Malik, yang selalu bisa membuat Mira tersenyum Bahagia. Walau hanya dengan perlakuan kecil seperti mencium pipi dan memeluk yang Malik lakukan barusan.
Itu yang selalu ingin Mira lakukan pada orangtuanya, tapi itu seperti hal yang sangat sulit bagi Mira .
Melihat Malik, Mira tidak ingin Malik sampai mengalami apa yang pernah terjadi pada dirinya.Sebisa mungkin Mira ingin Malik tumbuh menjadi anak yang bahagia.
Mira mode ukhti
ini mah sad ending thor.
bener2 mah othor nih.
gak nyangka akhirnya seperti ini.
keren mah othor ini.
sehat selalu buat othor.
mau season dua nya thor.
penasaran sama nasib miranda trus keluarganya dan orang2 yg ngebully miranda gmna nasibnya thor.