NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Aruna tahu hidupnya tidak lama lagi. Demi suami dan putri kecil mereka, ia memilih sesuatu yang paling menyakitkan... mencari wanita yang akan menggantikannya.

Alana hadir sebagai babysitter tanpa mengetahui rencana besar itu. Adrian salah paham dan menilai Lana sebagai perusak rumah tangga. Namun, pada akhirnya Aruna memaksa keduanya menikah sebelum ia pergi untuk selamanya.

Setelah Aruna tiada, Adrian larut dalam rasa bersalah dan menjauh dari istri keduanya. Lana tetap bertahan, menjalankan amanah Aruna meski hatinya terus terluka. Situasi semakin rumit saat Karina, adik Aruna berusaha merebut Adrian dan menyingkirkan Lana.

Akankah Adrian berani membuka hati untuk Alana, tanpa mengkhianati kenangan bersama Aruna? Atau justru semuanya berakhir dengan luka yang tak tersembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 5.

Malam turun perlahan. Hujan benar-benar datang malam itu, seperti mengetuk kaca untuk mengabarkan bahwa dunia juga ikut gelisah. Aruna duduk di sofa ruang keluarga, tubuhnya diselimuti kain wol tipis yang tetap saja tidak mampu mengusir dingin dari kulitnya yang pucat. Nafasnya sedikit berat, tapi ia tetap tersenyum setiap kali memandang ke arah Alana dan Alima yang bermain di karpet.

Alima memegang boneka beruang kecil sambil berpura-pura membuatkan teh. Entah apa yang dikatakan Alana, anak itu tertawa keras. Aruna hanya mengamati dengan mata yang berkaca-kaca.

Adrian masuk ke ruang keluarga dengan raut wajah letih, kemejanya basah sedikit di bagian bahu akibat hujan. Aruna bangkit dengan perlahan, ingin membawakan handuk untuk suaminya tapi kepalanya berputar ketika berdiri.

Alana yang menyadarinya duluan. “Nyonya, duduk saja. Biar saya ambilkan handuk untuk Tuan.”

Aruna mengangguk, tak kuasa menolak. Alana berjalan cepat ke arah kamar.

Adrian menghampiri Alima, mengeluvs rambut putrinya sekilas. Tatapannya kemudian berpindah pada Aruna, penuh khawatir. “Kamu baik-baik saja?”

Aruna mengangguk kecil. “Aku hanya sedikit pusing.”

Alana membawa handuk dan menyerahkannya pada Adrian dengan sopan.

“Silakan, Tuan.”

Adrian mengambilnya tanpa benar-benar melihat Alana. Sekilas pandangannya tajam, seolah hanya ingin memastikan wanita itu tetap menjaga jarak darinya.

Beberapa menit kemudian, Alana membantu membereskan mainan Alima yang berserakan. Ia tidak ingin Aruna kelelahan. Namun saat ia menunduk untuk mengambil balok mainan di dekat sofa, tubuhnya tanpa sengaja menyenggol kaki Adrian yang sedang berdiri. Handuk yang baru selesai dipakai Adrian, jatuh ke lantai.

Alana terkejut disertai ketakutan. “Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja.”

Adrian menatap perempuan itu dengan wajah kesal. “Hati-hati! Kamu dibayar untuk bekerja di sini, bukan untuk membuat kekacauan.”

Nada suara pria itu dingin, Alana tampak gemetar.

Aruna buru-buru menengahi, dia tak ingin Alana takut pada suaminya. “Mas… Lana membantu banyak hari ini. Mungkin kamu lelah, jadi kamu kesal.”

Adrian tidak membalas, ia hanya memungut handuk itu sendiri dan pergi ke kamar dengan langkah cepat.

Setelah Adrian pergi, Alana menghela nafas pelan. Ia kembali membereskan mainan sambil berpura-pura tidak merasakan apa-apa.

“Papa suka marah, tapi dia baik kok. Mbak jangan sedih, ya...“ Ucap Alima polos.

Alana terdiam sejenak, lalu tersenyum lembut. “Iya, Papa Alima baik.”

Aruna memperhatikan interaksi kecil itu sambil memegangi dadanya. Rasa nyeri datang lagi seperti gelombang yang semakin sering timbul tanpa permisi. Ia menyandarkan tubuh, menutup mata sebentar. Sekalipun tubuhnya melemah, ia merasa hatinya semakin kuat untuk melanjutkan rencananya.

Ia yakin, Alana… mampu bersabar menghadapi Adrian. Gadis itu terlihat menyayangi Alima. Dan suatu hari, mungkin juga mampu menyayangi Adrian.

Di kamar setelah mandi, Adrian menatap bayangannya sendiri di depan cermin. Wajahnya tampak keras, namun di matanya ada keletihan yang dalam.

Pintu kamar terbuka, Aruna masuk perlahan. Keduanya saling menatap melalui cermin.

“Mas, kamu marah sama Lana?” Aruna bertanya pelan.

“Enggak, aku hanya tidak nyaman jika ada orang luar terlalu dekat.“

Aruna mendekat, merentangkan tangan lalu memeluk suaminya dari belakang.

“Dia gadis baik, aku bisa merasakan itu.”

“Kamu terlalu baik, sayang. Gadis baik yang kau katakan itu, aku rasa dia mempunyai rencana yang buruk. Kamu nggak takut, dia berniat menggodaku?” jawab Adrian sambil memegang tangan istrinya yang dingin. “Dan Aruna... aku tidak tahu apa yang kamu coba sembunyikan dariku. Bisakah, kamu jujur.”

Aruna tersenyum, “Kamu terlalu berpikir berlebihan, aku tak menyembunyikan apapun darimu. Mengenai Lana, dia benar-benar gadis baik.“

Adrian menghembuskan napas panjang, tak ingin membicarakan lebih jauh lagi.

Keesokan paginya, matahari terlihat malu-malu menembus tirai jendela. Alana sudah bangun lebih dulu untuk memasak sarapan, aroma sup ayam lembut menyebar ke setiap sudut rumah.

Alima yang baru bangun langsung berlari kecil ke dapur.

“Mbak Lana, Alima bantu ya!”

“Wah, Chef Alima datang. Tolong aduk wortelnya, ya.”

Bocah itu girang, lalu mengaduk dengan fokus. Sementara Alana sesekali membantu memegang mangkuk agar tidak tumpah, suasana itu seperti potongan kecil ibu dan anak yang saling menyayangi.

Aruna berdiri di ambang pintu dapur sambil memegangi perutnya yang kembali terasa sakit. Sekalipun demikian, ia tersenyum lebar.

“Kalian terlihat kompak sekali,” ujar Aruna pelan.

“Alima sama Mbak... lagi buat sarapan untuk Mama,” kata anak itu bangga.

Aruna menyentuh kepala putrinya, “Mama sangat bahagia.”

Alana menatap Aruna sejenak, lalu mendekat. “Nyonya… wajah Anda pucat. Mungkin setelah sarapan, Anda harus beristirahat lagi.”

Aruna mengangguk. “Terima kasih atas kepedulianmu, Lana. Aku akan istirahat, tapi aku ingin melihat kalian makan dulu.”

Di ruang makan, semuanya duduk berhadapan. Adrian baru saja turun tangga, masih dengan wajah serius seperti biasa. Ia menatap piring yang sudah disiapkan.

“Ini buatan siapa?” tanyanya.

“Alana...“

Adrian hanya mengangguk pelan lalu mulai makan. Awalnya biasa saja, tapi setelah suapan kedua ekspresinya berubah sedikit. Ia tidak mengakui dengan kata-kata, tapi sup itu benar-benar enak dan menghangatkan tubuhnya.

Aruna mengamati reaksi suaminya, sekali lagi dia tersenyum penuh syukur.

Seusai sarapan, Aruna kembali ke kamar untuk berbaring setelah melihat suaminya pergi dengan mobil. Dokter sudah menjadwalkan pemeriksaan lanjutan minggu depan, ia tahu hasilnya tidak akan baik. Degup jantungnya bahkan melemah setiap hari.

Alana datang membawa air hangat. “Nyonya, minum dulu.”

Aruna menerimanya dan meneguk perlahan.

“Terkadang, aku merasa tubuhku seperti jam pasir. Pasirnya terus turun perlahan... tanpa bisa dihentikan.”

Alana tertegun, ia merasa iba. Bahkan Aruna menyuruhnya berjanji, agar tak mengatakan penyakitnya pada siapapun termasuk Adrian.

“Kalau begitu kita coba buat pasirnya melambat, saya akan bantu semampu saya.”

Aruna menatap Alana, mata gadis itu penuh keikhlasan.

“Alana, setelah aku tiada... jangan pergi dari sisi suamiku meski dia bersikap dingin padamu. Berjanji lah?“

“Nyonya...“

“Berjanjilah...“

“S-saya, berjanji."

Adrian berdiri di depan kamar, dia kembali ke rumah hendak mengambil dokumen yang tertinggal. Ia tidak sengaja mendengar percakapan kedua wanita itu dari pintu yang sedikit terbuka.

Setelah mendengarnya, wajahnya menegang.

Ketika Alana membuka pintu untuk keluar, gadis itu langsung menatap Adrian dengan kaget.

“Ikut aku,” ucap Adrian singkat.

Alana mengikuti sampai ke ruang kerja tanpa berani bertanya. Begitu pintu tertutup, suara Adrian terdengar tajam.

“Apa yang terjadi pada istriku?”

Alana terdiam, ia teringat janjinya pada Aruna.

“Aku bertanya padamu! Atau kau ingin aku pecat sekarang juga?” Suara Adrian meninggi.

Alana panik. “J-jangan, Tuan… Saya butuh pekerjaan ini.”

“Kalau begitu jawab!”

Alana menghela napasnya, akhirnya ia berkata pelan. “Nyonya Aruna sakit parah. Beliau tidak ingin Tuan tahu... karena takut membuat Tuan khawatir.”

Adrian mematung.

“Sakit apa?” tanyanya serak.

“Kanker hati stadium akhir, Nyonya bilang sudah menyebar ke kelenjar getah bening dan ginjal. Kata Dokter… waktu Nyonya tidak banyak lagi.”

Adrian terduduk lemas ke lantai, Alana terkejut melihat sang tuan roboh begitu saja.

“T-Tuan…”

Adrian menatap kosong ke depan. “Jangan bilang pada Aruna kalau aku sudah tahu, tetaplah bersikap seperti biasa. Sekarang... pergi.”

Alana hanya bisa menunduk sedih sebelum keluar meninggalkan ruangan itu. Dua orang yang saling mencintai, tapi kenapa waktu tidak memihak keduanya?

1
Ariany Sudjana
bagus Adrian harus tegas, pelakor harus dibinasakan
Tiara Bella
mantap Adrian belain Alana bngt.....pelakor hempaskan aja
Yuliana Tunru
ya ampun ada z wanita2 yg tak tsu malu dgn alasan masa kecil tp terselubung niat jd pelakor cantikndan kaya tp tak.punya malu..💪💪 adrian basmi pelakor
Dian Rahmawati
suka sikap adrian
Dian Rahmawati
mantap adrian
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa 🌹🌹🌹🌹👍
Dian Rahmawati
rasain Rama
Yuliana Tunru
rupa x rama malah krrja sama dgn perusshasn adrian di cabut ..rasain laki2 jahst gitu
Tiara Bella
mw ngapain lg tuh tuan Rama....sukurin udh dibales perbuatan dia sm Adrian....
Yuliana Tunru
akhir x adrian buka puasa dg yg manis2
Dian Rahmawati
cie cie udh unboxing ya
Dian Rahmawati
wah adrian bertindak
Tiara Bella
Alhamdulillah udh JD suami istri yg utuh....
Tiara Bella
wow Adrian langsung bertindak ......
Jengendah Aja Dech
❤️
Dian Rahmawati
siap2 Rama dihancurkan oleh adrian
Tiara Bella
mana lg gerogi dtng kepesta orng kaya malah ada Rama yg dl maksa nikah sm dia....tenang ada Adrian Alana
Tiara Bella
kapok gk tuh skrng udh dilarang deketin keluarganya bahkan dipecat ....
Tiara Bella
Karina blm kapok udh ditegor sm Adrian jg tunggu aja Adrian bertindak....
Tiara Bella
ketinggalan aku sampe 5 bab Thor 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!