Selena Saphire Cessalie adalah seorang antagonis dan juga putri dari seorang Duke Alaric yang akan mati sebelum hari kedewasaannya.
Sedangkan Selina Quinsha adalah jiwa asing yang tiba-tiba terjebak di dalam raga Selena Saphire Cessalie. Nama mereka hampir mirip dan nasib mereka juga mirip, mati diusia muda.
Dengan sebuah sistem, Selina akan menyelesaikan beberapa misi untuk bisa bertahan hidup dari batas waktu yang sudah ditentukan oleh cerita aslinya.
Mampukah Selina menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ezekiel Cessalie
Ezekiel menatap Selena yang begitu rakus memakan makanan yang dibawa oleh Mary, sama seperti tadi saat memakan apel di taman Duchess.
“Kau seperti tidak makan selama satu bulan!” Sindir Ezekiel yang dibalas senyuman polos oleh sang adik.
“Baru kali ini aku makan makanan yang lezat, biasanya aku makan makanan yang sudah basi,” jawab Selena dengan tampang polosnya.
Ezekiel tertegun mendengarnya, ia mencoba mencari kebohongan dari mata hijau itu, tetapi tidak ada.
“Nona Selena makanannya pelan-pelan dan tidak boleh berlebihan, nanti perut Nona Selena akan sakit,” ujar Mary dengan lembut.
“Aku lupa kalau tadi perutku kesakitan karena terlalu banyak makan apel,” Selena meletakkan kue yang hendak masuk ke dalam mulutnya.
“Apa kau benar-benar tidak pernah makan makanan seperti ini selama di Paviliun Barat?” Tanya Ezekiel yang masih belum mengalihkan pandangannya dari sang adik.
Selena menggeleng, “Ini pertama kalinya aku diberi makanan seperti ini, maaf kalau aku makan terlalu banyak.”
Anak perempuan itu hampir lupa dengan perannya yang ingin menjadi anak polos yang sering mendapatkan penindasan, Selena hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh pemeran utama wanita saat menarik perhatian para tokoh dengan cerita sedihnya. Namun Selena tidak sepenuhnya berbohong, karena ia memang tidak mendapatkan perlakuan baik dari orang-orang di Paviliun Barat.
“Ini kenapa?” Tanya Ezekiel saat melihat pergelangan tangan sang adik yang memerah.
“Ini tadi Kepala Pelayan Anna menarikku untuk kembali ke Paviliun Barat, tapi aku menolaknya. Aku tidak mau tidur di gudang yang menakutkan itu lagi,” jawab Selena dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“Nona Selena, saya akan mengobatinya!” Mary mengambil sebuah kotak yang berisi obat-obatan untuk luka memar.
Ezekiel terdiam, ia teringat kalau gudang di Paviliun Barat dekat dengan taman Duchess. Pantas saja Selena bisa berada di taman Duchess, ternyata Selena tidur di dalam gudang.
Ezekiel menatap wajah adiknya yang begitu kurus dan kecil, tidak sepertinya yang terlihat begitu sehat.
“Apa tidak ada makanan yang bisa menambah berat badan?” Pertanyaan Ezekiel membuat Mary menoleh.
“Tuan Aland sudah meminta Koki untuk menyiapkan makanan khusus untuk Nona Selena, tetapi saat ini perut Nona Selena tidak bisa menerima banyak makanan. Jadi, Nona Selena harus menyesuaikan kondisi perutnya terlebih dahulu,” jawab Mary dengan sopan.
Ezekiel menganggukkan kepalanya, ia menatap ke arah Selena yang sedang memperhatikan makanan yang tersaji di atas meja. Anak perempuan itu sangat menyukai semua makanan yang dibawa oleh Mary, tetap perutnya masih terlalu kecil untuk memakan semuanya.
“Kau bisa memakan semuanya, tapi nanti setelah perutmu sudah membaik!” Kata Ezekiel.
“Benarkah? Aku boleh memakan semua makanan lezat ini?” Senyum Selena mengembang.
Ezekiel beranjak dari duduknya, ia menghampiri Selena dan mencubit pelan pipi sang adik. “Tentu saja.”
“Terima kasih Kakak pemarah!” Seru Selena yang masih belum melunturkan senyumnya.
Ezekiel mendengus kesal, “Namaku Ezekiel Cessalie, jadi kau harus memanggilku Kak Ezekiel!”
“Kak Ezekiel?” Selena memiringkan kepalanya.
Mary menahan senyumannya, wanita itu merasa gemas dengan ekspresi sang nona yang begitu lucu. Tidak hanya Mary, Ezekiel sedang menahan diri untuk tidak mencubit pipi adiknya lagi, karena takut tubuh Selena akan kesakitan.
“Aku pergi dulu, kau bisa beristirahat!” Pamit Ezekiel sambil menarik pelan rambut hijau adiknya yang dikuncir dua.
Selena tidak marah, justru ia tersenyum senang. Akhirnya Ezekiel masuk ke dalam jebakan dari tampang imut Selena, ternyata cara seperti ini benar-benar ampuh untuk menjebak bocah polos seperti Ezekiel.
“Nona, mari beristirahat!” Suara Mary menyadarkannya.
“Iya Kak Mary.”
...***...
Ezekiel menghentikan langkahnya di depan Paviliun Barat, ia ditemani oleh dua pengawal yang dipanggilnya tadi.
“Tunjukan di mana gudang yang berada di dekat taman Duchess!” Titahnya kepada dua pengawal tersebut.
Sambil mengikuti kedua pengawal yang membawanya ke gudang yang menjadi tempat pengurungan Selena, Ezekiel melihat keadaan Paviliun Barat yang ternyata tidak terawat.
“Pantas saja dia terlihat begitu kecil dan kurang sehat,” gumam Ezekiel.
“Di sini tempatnya, Tuan Muda!” Salah satu pengawal mendobrak gudang yang menjadi tempat pengurungan Selena.
Ezekiel masuk ke dalam, di temani oleh satu pengawal. Sedangkan pengawal yang satunya berjaga di depan pintu, sebab Paviliun Barat sudah dikosongkan atas perintah Aland.
Di dalam gudang, terasa pengap dan tidak ada udara sama sekali. Ezekiel rasanya tidak sanggup berada di sini lama-lama, tetapi tatapannya terjatuh pada piring yang masih terdapat makanan basi.
“Apa ini yang mereka berikan kepada Selena?” Ezekiel menendang piring tersebut sampai isinya berceceran di lantai.
“Kurang ajar! Ini bukan makanan, tapi sampah!” Marahnya yang tidak terima kalau sang adik diberi makanan yang tidak layak.
Mata merahnya terpaku pada meja-meja yang tersusun rapi menuju jendela, ia meminta pengawal untuk menggendongnya. Ezekiel bisa melihat taman Duchess dari jendela tersebut.
“Turunkan aku!” Kata Ezekiel yang sudah puas melihat.
Sekarang Ezekiel percaya kepada Selena, ternyata adiknya itu tidak berbohong. Meskipun Ezekiel membencinya, karena Selena yang menyebabkan ibu mereka tiada… Ezekiel tidak terima kalau ada orang lain yang ingin membunuh adiknya, karena Selena hanya boleh dibunuh oleh anggota keluarga Cessalie.
“Di mana Kak Aland?” Tanya Ezekiel yang saat ini berjalan keluar dari Paviliun Barat.
“Tuan Aland berada di penjara bawah tanah, sedang menginterogasi Kepala pelayan dan para pelayan yang bekerja di Paviliun Barat,” jelas salah satu pengawal.
“Bawa aku ke sana!” Ezekiel ingin menemui kakak tertuanya.
Kedua pengawal tersebut kini mengantar Ezekiel ke penjara bawah tanah yang merupakan tempat menyeramkan bagi para tersangka yang akan mendapatkan hukuman.
Ezekiel sebenarnya takut pergi ke sana, karena tempatnya sangat menyeramkan dan baunya begitu pekat dengan bau darah. Namun Ezekiel untuk menemui kakak tertuanya.
“Kenapa kau datang ke tempat ini?” Tanya Aland dengan keadaan wajah yang penuh dengan cipratan darah.
Keturunan Duke Cessalie memang terkenal dengan orang yang haus akan darah, karena mata mereka berwarna merah seperti darah. Apalagi mereka adalah keturunan Naga dan kekuatan mereka adalah salah satu kekuatan paling besar di dunia ini.
“Aku sudah melihat semuanya, gudang dan makanan yang dikonsumsi oleh Selena. Dia tidak berbohong, dia tidur di dalam gudang yang sangat kotor yang hanya ada satu jendela untuk pengcahayaan. Tidak ada udara yang masuk di dalam gudang, bahkan makanan yang mereka berikan kepada Selena sudah basi dan banyak ulatnya,” jelas Ezekiel.
“Mereka sudah mengakuinya, dan aku sudah menghabisi mereka. Tapi aku bangga denganmu yang ingin mencari bukti,” Aland menepuk puncak kepala adiknya.
“Meskipun dia adikku, tapi dia yang sudah membuat Ibu mati. Jadi, kalau Ayah sudah kembali… biar aku yang membunuhnya dengan tanganku sendiri!”
Bersambung.
si lulu bertranformasi menjadi manusia....😱