NovelToon NovelToon
Pernikahan 1001 Malam

Pernikahan 1001 Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Murni
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.


“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”


Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.


“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.


Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.


“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertama Kali

Waktu makan malam pun tiba.

Sofia yang sedang menata makanan menautkan kedua alisnya melihat sikap Raka berbeda, gelisah dan seperti orang sedang salah tingkah selain itu bukan Arumi yang mendorong kursi rodanya tapi salah seorang pelayan.

“Kamu kenapa Raka ? Demam ? Wajahmu sampai merah begitu,” tanya Sofia dengan nada khawatir namun tidak berani menyentuh kening putranya.

“Arumi mana ?” tanya Sofia lagi.

Belum sempat Raka menjawab, Arumi datang menyusul. Melihat wajah menantunya juga merona sempat saling melirik dengan Raka akhirnya Sofia tersenyum karena paham apa yang mungkin terjadi di antara keduanya.

“Sudah mandi, Ar ?” tanya Sofia sambil senyum-senyum.

“Sudah ma….eh Bu.”

Arumi tidak berani bertatapan dengan mertuanya karena bisa menangkap kalau Sofia sedang menggodanya.

Terlihat jelas Arumi dan Raka sama-sama canggung hingga tidak ada yang menanyakan keberadaan Thalia. Sofia malah senang, perempuan yang dianggap istri oleh putranya malah tidak ada di antara mereka.

“Mama masak ?” tanya Raka.

“Iya biar kamu cepat sembuh dan Arumi punya tenaga untuk mengurusmu.”

Thalia yang sedang mengambilkan nasi dan lauk untuk Raka hanya tersenyum tipis, wajahnya pasti tambah merona karena rasanya kembali panas. Raka pun hanya diam, tidak gampang marah seperti siang tadi.

Hanya ada mereka bertiga duduk di meja makan, Sapta sudah pulang dan Thalia belum kembali sejak siang

“Besok sore mama harus pulang karena Arman mendapat tugas kantor ke Surabaya selama seminggu jadi tidak ada yang menemani Nindya di rumah.”

Arman dan Nindya adalah adik kandung Raka yang tinggal di Yogya. Arman sudah bekerja sedangkan Nindya masih kuliah semester tiga.

Saat Nindya lulus SMA, Arumi pernah menawarkan supaya adik iparnya melanjutkan kuliah di Jakarta sekaligus mengajak Sofia tinggal bersama tapi Nindya menolak karena diterima di UGM.

“Kapan Mama kembali ke Jakarta ?” tanya Raka

“Tunggu sampai Nindya libur lagipula mama tidak bisa lama-lama meninggalkan toko.”

“Ada Budi yang bisa dipercaya,” sahut Raka.

Sambil menautkan kedua alisnya, Arumi menatap Raka dengan seksama. Ingatan Raka tentang keluarganya masih tersimpan dengan baik, sepertinya yang hilang dalam memorinya hanya Arumi.

Waktu pertama bertemu Sapta di rumah sakit, Raka langsung mengenalinya begitu juga Bimo, asisten pribadi Raka yang datang membesuk tapi Raka mengingat kedua pria itu sebagai teman sejawat, bukan asisten CEO.

“ARUMI !”

Bentakan Raka yang cukup keras membuat Arumi gelagapan namun tidak balas melotot malah menundukkan kepala dan menyendok nasi serta lauk yang ada di piringnya.

“Belajar sopan santun lebih baik lagi !” tegas Raka. “Tidak etis menatap majikanmu seperti tadi !”

“Maaf,” ujar Arumi tanpa berpaling.

“Mungkin Arumi sedang membayangkan wajahmu seperti steak yang menggoda untuk disantap,” ledek Sofia sambil tertawa pelan.

Arumi menatap mertuanya sambil tersenyum membuat Raka melengos kesal.

“Ngomong-ngomong dimana Thalia ? Kenapa dia tidak ikut makan malam ?” tanya Raka yang baru sadar kalau wanita yang dianggap istrinya tidak ada.

“Thalia pergi dari siang dan belum pulang,” sahut Sofia.

“Ambilkan handphoneku !” perintah Raka pada Arumi.

Arumi langsung beranjak dan pergi ke kamar untuk mengambil benda yang diminta Raka sementara Raka memanggil salah seorang pelayan untuk bertanya-tanya soal Thalia.

Tanpa menunggu, Raka langsung menekan tombol di layar gawainya dan Arumi menghela nafas saat ia membaca tulisan My Love di layar.

Setiap panggilan Raka langsung masuk ke kotak suara dan pesan yang dikirimnya hanya centang satu.

“Apa yang kamu lakukan pada istriku ?” tanya Raka dengan mata melotot pada Arumi.

“Saya tidak tahu karena tadi siang saya tertidur di kamar bersama anda.”

“Berhenti menyalahkan orang lain terutama Arumi,” nasehat Sofia karena tidak ingin melihat Raka marah-marah lagi apalagi di meja makan.

“Mama lihat Thalia belum bisa sepenuhnya menerima kondisimu jadi dia stres dan maunya melarikan diri dari kenyataan !” lanjut Sofia.

Untung saja makan malam sudah selesai. Raka menolak saat Arumi ingin membantunya kembali ke kamar.

“Aku ingin sendiri sebentar,” ujar Raka dengan nada dingin.

Arumi menuruti permintaan Raka karena memang kebiasaan pria itu lebih suka menyendiri di saat hatinya sedang tidak menentu.

Melihat Sofia duduk di ruang tengah, Arumi pun menyusul ke sana.

“Kamu yakin sanggup menghadapi Raka sampai dia sembuh ?” Sofia meraih jemari Arumi dan menggenggamnya.

“Selama pengadilan belum memutuskan, saya masih istri Raka dan sudah jadi kewajiban seorang istri menemani suaminya yang sedang sakit.”

“Bagaimana kalau setelah Raka bisa berjalan lagi dia tetap memilih Thalia ?”

“Artinya saya dan anak mama tidak berjodoh, sahut Arumi yang balas menggenggam jemari Sofia.

“Tapi Arumi, Mama tidak pernah setuju dengan Thalia,” ujar Sofia dengan wajah sendu.

“Bahkan saat Raka sehat, hatinya memang memilih Thalia, Ma jadi tidak ada guna aku memaksanya.”

“Maafkan Raka, Ar.”

“Aku juga salah Ma karena dulu memaksa Raka supaya menikahiku.”

Pembicaraan keduanya terputus saat benda pipih semacam paging yang ada di kantong Arumi berbunyi tanda Raka memanggilnya.

“Aku temui Raka dulu, Ma.”

“Hhhmmm…. Terima kasih Arumi.” Arumi mengangguk sambil tersenyum.

Arumi sempat mengetuk tiga kali sebelum membuka pintu kamar. Dilihatnya kursi roda Raka berada di dekat jendela yang tirainya masih terbuka.

“Ada yang anda butuhkan ?” tanya Arumi yang sudah berdiri di dekat Raka.

“Kunci kamar malam ini ! Aku tidak mau Thalia mengendap-endap tengah malam masuk kemari.”

Mata Arumi membola, tidak percaya dengan permintaan Raka. Bahkan saat mereka menikah, Raka tidak pernah mau mengunci kamar mereka.

”Tapi Pak….”

“Tidak bisakah kamu menuruti permintaanku tanpa perdebatan ?”

Arumi menghela nafas lalu mengangguk-anggukan kepala.

“Sekarang jawab pertanyaanku tanpa bertele-tele.”

“Soal apa ?”

“Sudah berapa banyak laki-laki yang menjadi pasienmu ? Berapa usia mereka ?”

Sekarang Arumi mengerutkan dahi, bingung mendengar pertanyaan Raka.

“Boleh saya tahu alasan bapak bertanya seperti itu ?”

Raka menoleh, menatap Arumi dengan wajah kesal. “Kenapa kamu suka sekali menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.”

Arumi terkekeh. “Maaf karena pertanyaan bapak sedikit tidak biasa karena yang ditanyakan hanya jumlah pasien laki-laki, perempuannya tidak.”

“Tidak masalah kalau kamu tidak mau menjawabnya !”

Raka melengos dan memutar kursi rodanya tapi baru dua putaran, jawaban Arumi membuatnya berhenti.

“Pak Raka adalah pasien saya yang pertama dan mungkin juga akan jadi yang terakhir karena calon suami saya mungkin tidak suka kalau saya meninggalkannya lama-lama apalagi dengan pria setampan dan sekaya bapak.”

Raka tampak terkejut tapi Arumi masih bisa melihat kalau pria itu juga senyum tertahan meski wajahnya menoleh ke lain arah. Kelihatan suasana hatinya membaik, tidak lagi dipenuhi rasa kesal soal Thalia.

”Apa sekarang bapak bisa menjawab pertanyaan saya ? Kenapa bapak ingin tahu ?”

“Jawabanmu membuatku berpikir kalau kamu berniat menggodaku sekalipun aku sudah memiliki istri secantik Thalia,” tutur Raka dengan senyuman mengejek.

”Jangan asal menuduh ! Saya tidak terima ucapan anda.”

Arumi berjalan mendahului Raka untuk menghalangi pria itu dengan wajah cemberut dan kedua tangan terlipat di depan dada.

“Aku tidak asal menuduh,” ujar Raka dengan senyuman mengejek.

”Lalu ?”

“Gerakanmu saat memandikan aku bukan seperti seorang perawat tapi lebih tepatnya tindakan perempuan yang sedang menggoda laki-laki,” ejek Raka.

Wajah Arumi langsung merah padam karena ucapan Raka membuat ingatannya kembali pada kejadian di kamar mandi sore ini.

Arumi sudah sangat hati-hati bahkan ia sempat memejamkan mata saat menggosok bagian tubuh Raka mulai dari pinggang ke bawah.

Arumi yang terpaksa membantu Raka memakai pakain dalam tidak bisa menahan rasa kagetnya saat melihat milik Raka berdiri tegak di balik kain penutupnya.

“Jangan coba-coba berbohong padaku !” sinis Raka yang kembali melajukan kursi rodanya ke arah tempat tidur.

1
Noey Aprilia
Busyeetttt....
raka msih shat tp udh d blng mninggal....mndingn blik lg deh kl msih sling cnta,jgn gngsi yg d gdein...
Ir
paham ko si posisi Rakha sakit nikah hanya simbol bisnis, di tambah Arumi gengsinya setinggi Burj Khalifa 🥴
Ir
sama² salah sih, Raka salah karna selama 3thn nikah ga ada baik²nya ke Arumi, justru terkesan sinis, dan Arumi salah karna tujuan dia nikahin Rakha juga salah, ditambah dia bohong dengan dirinya hatinya sendiri intinya egonya Arumi tercubit karna di saat amnesia yg di inget Rakha cuma Thalia
Dwi Agustina
Yg satu grngsinya ketinggian dan merasa bersalah dan yg satu gengsi dan merasa tak dianggap🤭hahahaaa mskan tuh gengsi😆😆🤣
Fera Susanti
dua2 nya gengsi nya gede..tp aku pro sama Arumi..jgn ngasih hati duluan ya..biar Raka yg berjuang buat ngedapatin hati kamu rum..
Noey Aprilia
Bgtulh.....
stlh psah,bru mrsa khilangn....cma bs "s'andainya"....tp ingt,dlu kn raka bnci bgt sm arumi....mlah lbh mlih s ulat bulu drpd istrinya....kl skrng mnysal,nkmti aja....😝😝😝
Fera Susanti
klo sudah tiada baru kerasa🤭
Dwi Agustina
Kl gada br terasa kan??
Fera Susanti
maksud Lo apa Raka??
Noey Aprilia
Kl aku jd arumi,ga ush nunggu 3 hri buat jgain dia....mls bgt sm orng eror ky dia....cckkk....😠😠😠
Dwi Agustina
Ih dlm keadaan sakit aj msh nyebelin bin nyusahin bngt sih Raka ini🤦‍♀️
Noey Aprilia
Biasanya cwek yg ska drama,tp ni cwok drama bgt....ya kli cma kbntur tp amnesianya mkin prah....atw mngkn dia cma pura2.....biar apa??????
Fera Susanti
yah bagus Arumi..mending bersandiwara aja lagi..😁
Ir
buah jatuh tidak jauh dari pohon nya salah Ron kata gua teh, kalo Yongki mah buah jatuh sepohon² nya
Fera Susanti
kenapa kamu Raka??
Noey Aprilia
Udh tau kn dr mna klkuan ank2nya yg gila???ya dr bpknya lh....
ga sbr nunggu mreka dpt hkumn stimpal....
Arumi msih pduli trnyta....enth krna msh punya prsaan atw krna hti nurani....
Ir
kak jangan buat arumi sama Raka cere please biar Roni sama mantan tunangan anggara aja 😁😁
Baretta: Terima kasih idenya Kak
total 1 replies
Noey Aprilia
Trnyta tu nnek shir s'jhat itu...
bkannya tnggung jwb,mlah kbur...
enk bgt dia bs bbas skian thn,sdngkn kluarga krban mndrta krna khilngn orng2 yg d cntainya......mga dia jg mrasakn skit yg sma....
Mutia
Aku makin bingung dg cerita, hubungan antara 1 pemeran dg yg lainnya....😄
Ir
hah di tunggu karmanya yongki dan keluarga nya terutama anggara yg udah miskin terus di tinggal yunita dan Eva bahagia dengan pria baru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!