Aurora menjalani hukuman selama 5 tahun di balik jeruji besi. Bahkan setelah keluar dari penjara, Devandra Casarius tetap menyiksa Aurora , tanpa ampun. Apakah Devandra Casarius akan berhenti belas dendam ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Mecca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AWAL MULA KISAH TRAGIS
Aurora dan Marina berjalan beriringan karena mereka berniat untuk makan sate ayam di dekat tempat mereka bekerja.
Mereka berjalan sambil bergandeng tangan dan bercanda.
Saat Marina akan membunyikan sepeda motornya , terdengar suara klakson yang berjarak 4 meter dari sepeda motor tersebut.
Aurora dan Marina menoleh kebelakang dan melihat William turun dari mobilnya. Marina tersenyum dan sedikit tidak percaya.
"Tumben banget nih ada yang jemput, mimpi apa Ra pacarmu?" tanya Marina dengan judes dan bibirnya melengkung tajam.
Aurora memiringkan kepala dan tersenyum tipis mendengarkan ocehan Marina
"Dijemput sewot,,,,, gak dijemput ngomelllll aku ke William dulu ya kamu jangan selalu suudzon ?" ucap Aurora memanyunkan bibir sambil melangkah mundur.
Melihat ekspresi Aurora, Marina menghela nafas dan ikut tersenyum karena terlihat sekali Aurora bahagia. Lalu Marina mengangguk dan melambaikan tangan
"Sayang,,, apa masalah di kantor sudah selesai?" tanya Aurora sambil memandang William dengan khawatir.
"Sudah Sayang,,, kita gak usah bahas kerjaan ya,, sekarang aku mau fokus tentang hubungan kita" jawab William sambil fokus menyetir mobil.
Aurora penasaran mau dibawa kemana oleh William, namun Aurora enggan untuk bertanya.
Sesampainya ditempat toko kue , seperti biasa William membuka pintu mobil dan menggandeng tangan Aurora, mereka berdua terlihat bahagia.
William menyuruh Aurora untuk duduk di pojok toko kue sementara William memesan kue berbentuk hati yang dan bertuliskan Will You Marry Me, Aurora.
Tak lupa William sudah menyiapkan buket bunga mawar pink segar dan wanginya yang semerbak. Jika orang melihat pasti sudah bisa menebak bahwa mereka akan mengadakan lamaran yang romantis.
Sementara di luar sana Devandra izin pamit pulang dari apartemen Casandra. Devandra menyuruh Casandra untuk beristirahat agar tidak kelelahan
Kini kue yang dipesan William telah tiba, melihat hal itu Aurora menangis tak menyangka.
Ada perasaan bahagia yang tak terkira. William berlutut di bawah Aurora sambil memegang cincin bermata pink untuk diserahkan ke Aurora.
"Will you marry me, sayang", ucap William tersenyum sambil memegang tangan Aurora dan membuka kotak cincinnya
Aurora meneteskan air mata dan mengulurkan tangan kirinya agar William memasangkan cincinnya sambil berkata " Yes,,,,, aku mau,,, mau mau,, makasih udah melamar ku".
Mereka berdua berpelukan mesra, sementara pengunjung yang hadir di toko kue tersebut ikut bertepuk tangan dan merasa iri melihat laki laki yang begitu romantis. Mereka berdua makan malam dengan suasana yang bahagia.
Casandra setelah tertidur selama tiga puluh menit, dia merasa perutnya keroncongan entah kenapa dia merasa ingin makan somay gerobak di seberang apartemennya.
Dia turun dari kamar dan keluar dari apartemen menuju ke tempat siomay. Karena terlihat antri, Casandra mencari penjual gerobak yang lainnya namun letaknya agak jauh dari apartemennya.
Hingga akhirnya dia berjalan menyusuri jalan yang agak sepi. Casandra fikir lumayan sambil mencari angin segar.
Casandra menunggu abang abang gerobak membuat siomay sambil bermain ponsel. tik,,,, tik,,,, tik bunyi tetesan hujan pertanda hujan akan turun.
"Mbak kelihatannya sebentar lagi akan turun hujan, mbak boleh pinjam payung ini dari pada mbak kehujanan" ucap abang siomay menawarkan bantuan sambil memegang payung.
Casandra sedikit berfikir namun sebelum menjawab abang siomay, hujan turun dengan derasnya.
Casandra menerima payung tersebut dan berjalan pelan dengan keadaan hujan dan angin.
Sementara ditempat Aurora
Aurora dan William pulang dari toko kue dan terlihat hujan mulai deras. Mereka keluar dari toko kue sambil berlari kecil menuju mobil.
Casandra menebas baju William yang agak basah, lalu menggenggam tangan William.
Sepanjang jalan mereka bersenda gurau dan Aurora selalu melihat cincin di jarinya sambil tersenyum.
Aurora mencium tangan William sehingga membuat hasrat William bangkit. Tanpa menunggu persetujuan Aurora William meminggirkan mobil dan melepas seat belt nya lalu meraih wajah Aurora.
William mengusap bibir Aurora dengan perlahan, lalu memajukan bibirnya hingga tak ada jarak antara bibir mereka. William mengeluarkan lidah dan mengusap bibir Aurora dengan lidahnya.
Aurora tersenyum dan memeluk William. Karena sudah malam dan hujan deras Aurora berinisiatif untuk mengajak William pulang.
Saat William menyetir di suasana hujan dan angin yang kencang, ponsel William berbunyi saat akan mengambil di saku celananya, tiba tiba ponsel tersebut jatuh, saat akan mengambil, perhatian William fokus ke ponsel yang ada dibawah kakinya.
brakkkkkk.....
Mobil William terasa menabrak sesuatu. William dan Aurora bergoyang ke kanan dan ke kiri sehingga kepala Aurora terbentur kaca sehingga menimbulkan memar di kepala Aurora.
Buru buru William turun mengecek, asal suara tadi. Saat William melangkah mondar mandir hingga akhirnya William kaget dan syok melihat sesosok perempuan tergeletak tak jauh dari mobilnya.
William tercengang sejenak lalu melihat Aurora akan mendekat ke posisi William.
Lalu William berlari kecil menjemput Aurora dan berkata bahwa yang ditabrak adalah seekor kucing.
"Kucinggggg Kok suaranya kenceng banget ya sayang ?" , ucap Aurora sambil mengelap wajahnya yang terkena air hujan.
"Iya sayang ,,, ayo kembali ke mobil, bajumu basah", balas William sambil menggandeng tangan Aurora untuk menjauh dari sosok perempuan tersebut.
William menggandeng dengan berlari sambil menengok kanan dan kiri takut ada yang melihat.
Setelah kejadian tersebut , William terlihat pucat dan gemetar. Melihat hal tersebut Aurora merasa bingung dan khawatir.
"Kamu kaget ya karena hal tadi, gak apa apa kok mobilnya sedikit penyok besok biar aku yang perbaiki" ucap Aurora mencoba menenangkan.
Mendengar hal itu William buru buru menjawab agar dia saja yang membawanya ke bengkel.
Aurora mengangguk dan berfikir mungkin William merasa tidak enak karena mobil tersebut adalah mobil Aurora.
William membuka pintu mobil untuk Aurora saat mereka sampai di rumah Aurora. Saat Aurora turun, William memeluk erat Aurora sambil meneteskan air mata tanpa Aurora sadari.
Sesampainya di rumah, Hamida bertanya kenapa kening Aurora memar, Aurora menjawab hanya terbentur waktu di mobil.
William pulang dengan keadaan gelisah dan ketakutan. Dia memukul setir mobil sambil menangis.
Saat melewati tempat kejadian tersebut, William melihat banyak polisi yang berada di tempat kejadian tersebut, dan yang menjadi perhatian William adalah ada sesosok laki laki yang menangis dan meraung sambil memegang tangan wanita tersebut saat akan di masukkan ke mobil ambulance. Melihat hal itu William gemetar dan ketakutan.
William segera memalingkan muka kedepan ingin segera pergi dari tempat tersebut. Sedangkan para polisi mengatur lalu lintas karena kejadian tersebut menimbulkan kemacetan yang parah.
William melihat ada lima mobil antrian di depannya, dia berfikir dan menenangkan diri bahwa sepertinya tidak ada yang melihat kejadian tadi.
Bahkan tidak ada cctv di sekitar tempat kejadian tersebut. Memikirkan hal itu William merasa sedikit lega.