Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melunjak
Hari itu Nayla sedang berada di ruang kerjanya. Ia sedang memindai persiapan untuk event akhir tahun yang semakin dekat. Saat itu ia di temani beberapa sekretarisnya.
"Oh, nyonya. Apakah tuan Hayden pengusaha muda yang terkenal di negara B itu, sungguh akan datang ke event akhir tahun perusahaan kita nanti?" Tanya Laras, kepala sekretarisnya.
"Sejauh ini pihak dari perusahaan Brooks sudah mengkonfirmasi akan datang. Kita lihat saja besok." Jawab Nayla mengiyakan setelah mengingat sempat membaca email konfirmasi dari perusahaan itu sebelumnya.
"Kyaa!!!" Jerit beberapa sekretarisnya. Nayla sampai bingung melihatnya.
"Ada apa?" Tanyanya penasaran.
"Pemimpin perusahaan itu tuan Hayden Oliver Brooks terkenal sangat tampan. Ia adalah pengusaha muda yang sangat sukses. Dan karena itu, ia juga cukup terkenal diantara para gadis muda." Jawab Gita salah satu sekretarisnya yang lain.
Ia dan beberapa temannya yang lain begitu antusias mendengar kalau tuan muda dari perusahaan Brooks akan datang. Nayla hanya bisa tersenyum kecil menanggapi perkataan sekretarisnya itu.
Nayla sendiri memang cukup kagum dengan pemimpin keluarga Brooks itu. Ia bisa menjadi sangat sukses bahkan diusianya yang sangat muda. Sebagai sesama pebisnis, Nayla menaruh rasa kagum pada kesuksesan tuan muda Brooks itu.
...
Di paviliun belakang kediaman Saverio, Stefan dan Roselyn tengah menikmati makan malam bersama. Namun, tak seperti biasanya hari itu Roselyn terlihat cemberut dan terus menekuk wajahnya.
"Ada apa Rose? Kenapa dari tadi kamu terus saja cemberut?" Tanya Stefan sambil menyentuh wajah Roselyn dengan lembut.
"Ehm, tidak apa-apa." Jawabnya sambil terus mengaduk-aduk makanan dipiringnya.
"Kamu sama sekali tak bisa berbohong padaku Rose. Katakan, apa yang mengganggumu?" Tanya Stefan lagi.
"Tuan, sebenarnya saya baru saja merenung hari ini ... Sampai kapan kita harus menjalani hubungan seperti ini? Saya tau di luar sana pasti semua orang selalu membicarakan hal buruk tentang saya. Padahal, kita kan saling mencintai ..." Ucap Roselyn sambil menatap Stefan dengan tatapan sendu. Stefan yang semula cukup terkejut dengan perkataan itu, jadi tak tega dibuatnya.
"Kan kamu sudah sepakat akan menerima hubungan kita dilakukan secara diam-diam saat kita baru memulainya dulu Rose ... Sudah, kamu jangan hiraukan perkataan buruk orang-orang. Cukup fokus saja padaku, oke?"
"Tapi ... Saya juga ingin berjalan-jalan keluar bersama anda, mengundang teman-teman saya kesini juga. Apa tidak bisa anda membiarkan hubungan kita diketahui semua orang? ... Saya juga tidak tega melihat anda harus berpura-pura bahagia dengan nyonya Nayla." Rengek Roselyn. Stefan semakin dibuat dilema dengan itu.
Ia juga sudah cukup sibuk akhir-akhir ini karena persiapan event akhir tahun, walaupun sebagian besar pekerjaan memang di handle oleh Nayla. Kenapa pada saat seperti ini, tiba-tiba Roselyn merengek tentang hubungan mereka. Waktunya sangat tidak tepat.
Tapi, Stefan berusaha mewajari kenapa Roselyn seperti itu. Ia hanya gadis muda yang baru saja merasakan cinta. Pasti ia ingin pasangannya di ketahui banyak orang. Terlebih karena latar belakangnya, Roselyn tak mungkin bisa memikirkan efeknya jika hubungan mereka diketahui publik saat itu.
"Rose, saat ini di perusahaan tengah sibuk mempersiapan acara akhir tahun. Akan banyak kolega bisnis yang datang di acara itu. Aku sudah cukup sibuk akhir-akhir ini. Jadi, ku mohon padamu kita bahas masalah ini lagi nanti oke?" Ucap Stefan berusaha menjelaskan selembut mungkin namun tetap tegas.
"Iya tuan, maafkan saya kalau saya merepotkan anda." Ucap Roselyn sambil menundukkan kepalanya. Ia melihat sorot mata Stefan membuatnya yakin, kalau saat ini Stefan tak bisa diganggu. Kalau ia terus memaksa, ia sendiri yang akan rugi nanti.
"Kamu tak perlu meminta maaf. Aku akan berusaha menghabiskan waktu lebih banyak lagi denganmu nanti." Ucap Stefan yang langsung membawa Roselyn dalam pelukannya.
Setelah makan malam itu, Stefan juga segera menghubungi asisten pribadinya untuk membelikan hadiah untuk Roselyn. Ia berharap dengan hadiah itu akan sedikit meredakan kesedihan gadis itu.
...
Sore itu, Nayla sedang bersantai di taman belakang sambil menikmati tehnya. Hari itu ia memang hanya bekerja setengah hari, karena siang tadi ia baru saja survey ke beberapa tempat untuk acara akhir tahun itu.
Saat ia tengah menikmati suasana sore yang begitu tenang itu, ditemani oleh beberapa pelayan kesayangannya, tiba-tiba saja ada suara yang cukup familiar di telinganya.
"Selamat sore, nyonya." Sapa Roselyn yang tiba-tiba saja sudah di depannya saat Nayla memejamkan matanya sebentar.
Nayla hanya diam saja dan mengamati wanita muda di depannya itu. Ia berusaha menjaga ekspresinya agar tetap terlihat tenang. Sedangkan para pelayannya terlihat sudah sangat kesal melihat kedatangan simpanan tuannya itu. Bagaimana dia bisa dengan tak tahu malunya datang menemui nyonya rumah yang merupakan istri sah juga?!
"Apa yang membawamu kemari? Bukankah sudah jelas, ini wilayahku." Ucap Nayla dingin dan menganggap keberadaan Roselyn seperti tak terlihat.
"Saya hanya sedang berjalan-jalan dan tak sengaja melihat anda dari kejauhan nyonya. Jadi, saya datang untuk menyapa." Jawab Roselyn polos.
"Lain kali tak perlu lakukan itu. Aku tak butuh sapaanmu."
"Tapi, bukankah sekarang kita sudah menjadi keluarga nyonya? Saya hanya ingin menyapa. Bahkan, kalau boleh saya juga ingin memanggil anda 'kakak', kan kita sekarang sudah seperti saudara perempuan bukan?" Ucap Roselyn dengan senyum polosnya.
Sedangkan Nayla menatap heran bagaimana wanita di depannya itu bisa mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu?! Bukan hanya Nayla yang merasa heran.
Bahkan, Ana dan beberapa pelayannya yang juga mendengar perkataan naif Roselyn juga ikut heran sekaligus geram betapa tak tahu malunya gadis itu pikir mereka.
"Keluarga? Saudara perempuan? Haha. Baru kali ini aku mendengar perkataan paling tidak masuk akal itu ..."
"Tapi, itu kan memang benar nyonya. Bagaimanapun sekarang kita mencintai pria yang sama." Jawab Roselyn lagi yang semakin membuat Nayla sakit kepala. Sedangkan beberapa pelayannya sudah siap untuk melontarkan kata-kata sarkas yang sudah sedari tadi mereka tahan.
"Jaga batasanmu ... Walau kau mencintai Stefan, aku tetaplah nyonya rumah dan pasangan yang diakui oleh semua orang dengannya. Sedangkan kau ..." Nayla menghentikan kata-katanya sambil menatap Roselyn dari atas sampai bawah dengan tatapan merendahkan.
"Pergilah. Kau sudah mengcaukan suasana soreku yang tenang." Ucap Nayla lagi dengan nada dingin. Merasa malu dan kesal akhirnya Roselyn langsung berlari pergi dengan mata berkaca-kaca seolah dia yang paling menderita di sana.
"Haahhhh. Apa-apa'an wanita itu?! Bagaimana dia bisa begitu tak tahu malunya sampai mengatakan itu?!" Seru Lisa yang sudah berusaha keras menahan dirinya dari tadi.
"Sudahlah, biarkan saja dia. Aku tak mau membuang energiku lebih lagi untuknya." Ucap Nayla yang merasa semakin lelah dengan apa yang baru saja terjadi. Dalam hatinya ia juga tak henti melayangkan sumpah serapah pada Stefan karena tak becus mengurus wanita simpanannya itu.
...
Malam harinya saat Stefan mengunjungi Roselyn, seperti biasa Roselyn langsung merengek dan menceritakan kejadian tadi sore pada Stefan.
"Padahal saya hanya ingin menyapa nyonya, tapi saya terus dipandang rendah olehnya dan juga oleh pelayan-pelayannya. Sedangkan saya seorang diri saja. Tidak ada yang berada di pihak saya." Rengek Roselyn berusaha meyakinkan Stefan kalau ia memang tak bersalah.
Namun, bagi Stefan perilaku Roselyn tetap salah. Memang tak seharusnya ia pergi menemui Nayla. Sayangnya, ia memilih menutup mata dan berusaha menenangkan Roselyn dan berjanji akan mencarikan pelayan yang akan menemani dan berpihak padanya seperti yang dimiliki oleh Nayla.
Tapi, dari banyaknya pelayan di kediaman tak ada satupun yang mau menjadi pelayan pribadi Roselyn. Selama ini mereka selalu bergantian melayani Roselyn karena semata-mata tugas saja. Di luar itu, mereka sama sekali tak ingin mengabdi pada wanita itu. Bagi mereka semua, hanya Nayla lah majikan dan nyonya rumah itu.
Akhirnya, Stefan berusaha merekrut pelayan baru yang nantinya akan melayani Roselyn dan terus berpihak padanya.
.
.
.
Bersambung ...