NovelToon NovelToon
Bintangku 2

Bintangku 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Cintapertama / Keluarga / Cintamanis
Popularitas:182
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

sambungan season 1,
Bintang kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya, tiba-tiba omanya berubah. ia menentang hubungannya dengan Bio

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bekas Luka yang Sama

Hujan turun tipis sore itu, membasahi kaca depan klinik hewan Sheila. Suasana lengang, hanya suara detak jam dinding dan dengung pendingin ruangan yang menemani.

Rama duduk di kursi tunggu, memangku tas kecil berisi kucing oren miliknya yang sejak pagi tampak lesu. Ia sesekali menoleh ke arah ruang periksa, tempat Sheila sedang menuliskan sesuatu di papan catatan medis.

“Kucingnya butuh observasi dua hari,” kata Sheila tanpa menoleh. Suaranya tenang, profesional. “Tapi kondisinya stabil.”

Rama mengangguk. “Makasih… serius.”

Sheila akhirnya menoleh. Tatapan mereka bertemu—canggung, tapi tidak lagi setegang pertemuan pertama.

Rama bangkit. “Sheil… gue boleh nanya sesuatu?”

Sheila mengangguk pelan. “Apa?”

Rama ragu. Tangannya terangkat, menunjuk samar ke lengan kiri Sheila yang sedikit tersingkap karena jas dokter hewan yang ia kenakan.

“Itu…” Rama menelan ludah. “Bekas luka di lengan lo…”

Sheila refleks menurunkan lengannya. Ekspresinya berubah—bukan marah, tapi waspada.

“Kenapa?” tanyanya.

Rama menarik napas panjang, lalu membuka jaketnya. Ia menggulung sedikit lengan bajunya.

Di sana.

Bekas luka yang sudah memudar, tapi bentuknya masih jelas—bekas gigitan anjing.

Sheila membeku.

Wajahnya memucat, lalu perlahan matanya membesar.

“Itu…” suaranya tercekat. “Bekas—”

“Gigitan anjing,” sambung Rama pelan. “Waktu gue SMA.”

Ruangan itu seolah menyempit.

Kenangan lama menghantam mereka bersamaan.

Sheila melangkah mendekat, matanya tak lepas dari bekas luka di lengan Rama. Tangannya gemetar saat hampir menyentuhnya—lalu berhenti di udara.

“Gang sempit belakang sekolah,” bisiknya. “Sore hari. Anjing liar…”

Rama menatapnya kaget. “Lo ingat?”

Sheila tertawa kecil, getir. “Gimana bisa lupa? Gue yang diserang duluan.”

Rama mengangguk pelan. “Gue dengar teriakan.”

Sheila menutup mulutnya dengan tangan. Napasnya memburu.

“Gue pikir… waktu itu cuma mimpi buruk,” katanya lirih. “Ada cowok yang narik gue, jatuh, terus—”

“Anjingnya berbalik ke gue,” sambung Rama. “Gue refleks lindungin lo.”

Hening.

Kenangan itu hidup kembali—lebih nyata dari yang mereka duga.

Sheila menurunkan tangannya. Air matanya jatuh tanpa suara.

“Gue nggak pernah tau itu lo,” katanya pelan. “Gue cuma tau… ada orang yang nolong gue, lalu gue lari karena takut.”

Rama tersenyum tipis. “Gue juga nggak pernah nyari. Yang penting lo selamat.”

Sheila menggeleng pelan. “Gue anak yang berisik, nyebelin, suka bikin onar… tapi hari itu, gue bener-bener takut mati.”

Ia menatap Rama. “Dan lo… malah berdiri di depan gue.”

Rama terdiam. Dadanya terasa hangat dan perih sekaligus.

“Mungkin karena itu,” katanya akhirnya, “gue selalu nggak bisa marah sama lo, bahkan waktu lo bikin masalah di sekolah.”

Sheila tertegun. “Jadi… lo tau itu gue?”

“Tau,” jawab Rama jujur. “Tapi gue pikir lo nggak perlu tau. Lo masih terlalu kecil waktu itu.”

Sheila tertawa kecil sambil mengusap air matanya. “Ironis ya. Gue tumbuh jadi dokter hewan karena trauma itu. Karena gue mau nolong makhluk yang bikin gue takut.”

Rama menatapnya kagum. “Dan gue…” ia menghela napas, “jadi orang yang selalu pengen jadi penolong, tanpa tau kenapa.”

Mereka saling menatap.

Bukan dengan rasa suka yang tiba-tiba meledak.

Bukan juga dengan masa lalu yang menuntut.

Tapi dengan pengakuan diam-diam—bahwa hidup mereka pernah bersinggungan jauh sebelum mereka saling benar-benar mengenal.

Sheila menarik napas panjang. “Terima kasih, Rama.”

“Buat?”

“Buat hari itu,” jawabnya. “Dan buat nggak pernah bikin gue merasa berutang.”

Rama tersenyum. “Kadang… kita cuma perlu tau, kita nggak sendirian waktu itu.”

Di luar, hujan mulai reda.

Dan di dalam klinik kecil itu, dua orang dewasa akhirnya menyadari—

bahwa luka yang sama bisa menjadi awal pemahaman yang paling jujur.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!