Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.
Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?
Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ni Yao De Ai
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta
Sekartaji memeluk erat Rama dan Agni sesaat sebelum mereka masuk ke ruang keberangkatan. Meskipun sepanjang perjalanan tadi Agni memberikan wejangan khas emak-emak yang membuat kuping Sekar agak panas tapi tetap saja, saat ibunya mau pergi, ada rasa kehilangan.
Bagi para anak, pasti merasa sebal saat kena tauziah dari sang ibu yang ABCD tapi justru itu yang membekas dan dirindukan saat sudah tidak bersama ibu.
"Jangan ribut sama Panji ya Sekar. Panji anak baik dan kalau memang dia jodoh kamu, ya kamu terima saja. Jarang ada pria matang semuanya, masih seperti Panji yang setia mencari kamu," ucap Rama.
"Yang penting di kaum wanita itu, pria yang bisa dipegang omongan dan perbuatannya. Macam papa kamu ini. Tiga puluh lima tahun bersama, papamu tetap konsisten sesuai dengan janji ke mama sebelum ijab Kabul. Sampai detik ini tetap melakukan hal yang sama," timpal Agni.
"Apa itu ma?" tanya Rama bingung.
"Tidak neko-neko. Itu serius. Papa tetap terbuka sama mama, cerita apapun meskipun itu jelek sekalipun. Satu lagi, papa itu setia!" jawab Agni.
"Lha, mau cari apa sih? Aku tuh dah mentok di kamu, udah nyaman sama kamu karena kamu juga tidak menuntut macam-macam." Rama memeluk Agni sambil mencium keningnya.
Sekar memang dulu sempat berdoa ingin punya suami seperti ayahnya. Tapi itu saat dia remaja, masih SMA. Semakin kesini apalagi sudah bekerja, keinginan untuk menikah pun perlahan terkikis karena banyaknya pria-pria red flag di sekelilingnya.
"Lagian kalian sudah tuwir lho ... Mau cari apalagi?" goda Sekartaji.
"Eh buktinya si Arnold Schwarzenegger cerai udah sekian lama nikah!" cebik Agni.
"Yaelah Ma, dia yang slengki duluan mpe punya anak!" balas Sekartaji. "Sejak dia muncul di Terminator, aku B saja karena aku lebih tertarik Michael Biehn yang jadi Kyle Reese. Kalau sudah manyun itu menggemaskan."
Rama tersenyum. "Panji kalau manyun juga gemesin lho."
Sekartaji melengos. "Papa tuh!"
Rama melirik jam Tissot nya. "Yuk masuk. Memang masih dua jam lagi tapi mending kita nunggu di dalam deh! Sekar biar bisa ke kantor pagi-pagi."
Agni memeluk Sekartaji sambil membisikkan banyak wejangan lagi dan putrinya tersenyum.
"Iya mama. Nggak nakalin pak Danapaint."
***
Sekartaji tiba di kantor lebih pagi dari biasanya dan segera bekerja memeriksa mesin-mesin yang datang. Kali ini mesin pesawat kecil-kecil yang memakai mesin buatan AirEngine Ltd. Sekartaji sangat menikmati pekerjaannya sebagai Engine Inspection.
"Sekar!" panggil Roy.
"Ya?"
"Tumben datang pagi-pagi. Oh, habis antar bonyok ke bandara ya?" Roy memakai pakaian khusus dan membantu gadis itu memeriksa mesin yang datang.
"Iya. Bokap dan nyokap udah pergi ke Hongkong," jawab Sekartaji.
"Tanggung jawab Pak Rama lebih besar ya Kar. Tapi aku rasa Pak Bagas memang memilih orang terbaik yang amanah," timpal Junjung yang ikut bergabung karena kerabatnya bekerja di Bank Artha Jaya.
"Aamiin. Insyaallah bokap amanah, bang." Sekartaji melanjutkan inspeksi nya dan mereka pun mengobrol hal-hal yang umum, dari politik, gosip artis hingga nanti makan siang pakai apa.
***
Sekartaji berjalan menuju mobil ayahnya dengan perasaan letih. Hari ini memang pekerjaannya sangat banyak hingga menguras energinya. Gadis itu menguap lebar karena ingin segera tiba di rumah dan langsung tidur cepat. Tak heran karena dia sudah bangun dari jam dua pagi untuk membantu ayah dan ibunya.
"Tidur ... tidur ... Tidur ...."
Sekartaji lalu menyetel lagu rock keras-keras di dalam mobil agar tidak mengantuk.
"Wo ming bai Wo yao de ai
Hui ba wo chong huai
Xiang yi ge xiao hai
Zhi dong zai ni huai li huai
Ni yao de ai
Bu zhi she yi lai
Yao xiang ge da nan hai
Feng chui you ri sai
Sheng huo zi you zi zai ...."
"Hah! Masa Zai Zai dibilang Zainal anak pak RT? Yang benar saja chuy! Dasar Danapati bin Danapaint itu ya!" gerutu Sekartaji.
Suara ponselnya berbunyi dan gadis itu mengurangi volume lagu Penny Dai lalu memasang airpods nya.
"Halo? Sudah sampai Hongkong?" sapa Sekartaji.
"Hongkong sebelah mana neng?"
"Yah, pak Inu Kertapati .. Kirain papa," jawab Sekartaji malas.
"Kok kesannya ada yang aneh ya pas kamu bilang Inu Kertapati ... panggilan biasa saja deh Sekar."
"Wonten nopo ndoro Danapati Rahadi? Nopo wonten hal penting ( ada apa tuan Danapati Rahadi? Apa ada hal penting )?" tanya Sekartaji dengan suara dibuat sehalus mungkin macam wayang orang atau ketoprak.
Danapati sampai harus melihat layar ponselnya karena tidak percaya kalau yang bilang Sekartaji.
"Kamu sedang tidak cosplay wayang orang Sriwedari kan?" tanya Danapati gemas.
"Lha kok saya kebayang wedangan Solo ya pak," gumam Sekartaji.
"Ke Solo yuk!"
"Pak Danapati bin Reksadana, yang benar saja saya ke Solo sama bapak! Nggak lah. Kalau saya sih lebih suka solo traveling soalnya lebih bebas dan tidak ada yang ribut saya makan dua bungkus nasi bandeng dan dua gelas teh wasgitel sama wedang jahe."
"Duh Sekar ...."
"Apa pak? Bapak tidak apa-apa kan?"
"Kamu malah bikin aku jadi pengen healing ke Solo!"
"Lha?"
"Oke. Sudah diputuskan besok long weekend kita ke Solo! Tidak boleh bantah, tidak boleh protes, tidak boleh ada acara batal membatalkan!"
Sekartaji melongo. "Bapak yang benar saja!"
"Lho benar kok! Yang namanya boss itu selalu benar! Apalagi kalau boss kamu ini sedang membuat kamu yang rusit menjadi unrusit!" balas Danapati cuek.
Ya Allah ... Ini Boss satu habis salah makan seblak atau salah posisi tidur? Kok bisa makin kesini makin kacau! Kayak gini dulu naksir gue waktu dia SMP? - batin Sekartaji.
"Jumat malam kita ke Solo ya Sekar. Kamu nanti aku jemput terus kita naik mobil berdua ke Solo. Oke?" senyum Gardapati.
"Sendiko dawuh pak Danapati ...."
"Mas Panji."
"Njih Ande-ande Lumut ...."
Suara tawa renyah Danapati terdengar di telinga Sekartaji.
Setidaknya tidak membuat aku ngantuk nih boss kacau satu ini.
Sayup-sayup terdengar lagu Wu Xie Ke Ji dari Energy di tape mobil Sekartaji.
We'll Take Ya Down yòng bù rènshū de tàidù
We'll Wipe Ya Out yòng kàn bùjiàn de sùdù
We'll Put YA Down yòng zuì wánměi de wǔbù
We'll Strike Ya out Say Energy
We'll Take Ya Down yòng bù wèijù de tàidù
We'll Wipe Ya Out yòng zhuī bù dào de sùdù
We'll Put YA Down yòng zuì jīngzhàn de wǔbù
We'll Rock You And Knock You ràng nǐ wú chù kě duǒ
We're Still Alive ...
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
go go go panji