Melodi gadis ceria dan memiliki suara merdu mencintai seorang lelaki bernama Nathan yang tak lain tetangganya sendiri,namun dia patah hati setelah mengetahui kalo cintanya tak pernah mendapat balasan,namun setelah cinta itu pergi Nathan malah mengejar cinta Melodi,entah apa yang terjadi pada kisah mereka selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kailah haplah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Nathan membelah jalanan, dia mengendarai mobil sambil memikirkan perlakuan Nara terhadapnya.
Dia merasa kalo sikap Nara berlebihan. Dulu wanita itu mencampakkannya tanpa memperdulikan perasaannya, dia memilih lelaki yang sudah mapan, namun hari ini seolah Nara meminta hubungannya kembali dengan memberi perhatian - perhatian kecil.
Hal itu membuat Nathan bimbang, secara sudah ada Melodi di hidupnya, dia tidak mau mengingkari janjinya untuk berada di samping Melodi.
Tiba-tiba ponselnya berdering, tertera nama Nara dalam panggilan tersebut, dengan rasa khawatir Nathan pun mengangkatnya.
"ya halo"
"Nath...", ucap Nara sambil terisak.
Nathan mengernyitkan keningnya lalu dia menepikan mobilnya, "ada apa Nara?".
"istrimu..."
"katakan Nara, kenapa dengan istriku?", tanya Nathan.
"sepertinya istrimu mengetahui kalo kamu mengantarkan ku pulang dan dia datang ke rumah ku lalu menyuruh seseorang memukul ku".
Deg....
"jangan bohong Nara, Melodi tidak mungkin melakukan itu?", ucap Nathan tak percaya.
"terserah tapi kalo kamu perlu bukti, kamu boleh datang lagi ke sini dan melihat cctv", ucap Nara sambil terisak.
Nathan pun menutup ponselnya, dia kembali ke rumah Nara untuk memastikan apa benar yang di katakan Melodi.
Sesampainya di sana, Nathan langsung masuk dan mendapati Nara tengah menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri.
"Nara..."
Nara menoleh langsung berhamburan memeluk Nathan, "aku takut Nath..."
Nathan melepaskan pelukan Nara dan melihat wajahnya yang begitu banyak luka lebam.
"apa yang sudah dia lakukan padamu?", tanya Nathan.
Nara tidak menjawab, dia langsung memberikan bukti rekaman cctv nya.
Terlihat dalam vidio Nara tengah berdiri, tidak lama kemudian Melodi datang, Nathan tidak tahu apa yang mereka bicarakan, setelah Melodi pergi selang beberapa menit beberapa orang lelaki datang langsung memukuli Nara.
Nathan yang melihat itu pun seketika wajahnya memanas, "aku akan selesaikan masalah ini dengan Melodi".
Nathan mengambil dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang pada Nara, "lebih baik kamu ke dokter, maaf aku tidak bisa mengantarmu", ucap Nathan lalu dia pergi.
Nara tersenyum licik, dia tidak menyangka kalau ada seseorang yang membantu rencananya tanpa dia sadari, walau sakit namun Nara begitu senang, "terima saja kemarahan Nathan Melodi", gumam Nara.
Nathan menjalankan mobilnya begitu kencang, dia sudah terpancing oleh tipu daya Nara, sedangkan Melodi sudah sampai di apartemen, namun dia tidak melihat kedatangan Nathan, dan dia yakin kalo suaminya kembali ke kantor.
Saat Melodi hendak masuk kedalam kamarnya, tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar.
Braaakkk...
Melodi pun tersentak, dia melihat Nathan yang berjalan sambil menatapnya tajam.
"dari mana Mel...?", tanya Nathan dengan nada datar.
"ehm...aku baru saja dari luar", jawab Melodi.
"dari luar?, malam-malam gini".
Melodi terdiam dan Nathan tersenyum kecut, "apa kamu menemui Nara?", tanya Nathan.
Melodi mengernyitkan keningnya, dari mana Nathan tahu kalo dirinya menemui Nara padahal tadi dia sudah memastikan kalo Nathan benar-benar sudah pergi, Melodi yakin kalo Nara sudah mengadu pada Nathan.
"ya aku menemuinya karena aku punya alasan tersendiri", jawab Melodi.
Nathan memejamkan matanya, awalnya dia berharap kalau itu salah tapi saat Melodi mengakui dia pergi menemui Nara hal itu membuat Nathan kecewa terhadap istrinya.
"kenapa kamu berbuat kriminal terhadap Nara", teriak Nathan dengan kemarahannya.
Melodi tersentak, "a...apa maksud kakak?", tanya Melodi.
"jangan pura-pura bodoh Melodi, kamu kan yang menyuruh orang-orang itu memukuli Nara".
Melodi mengernyitkan keningnya, "aku menyuruh orang-orang memukuli Nara...untuk apa?".
"cukup Mel...aku sudah tahu sifat asli mu, ternyata kamu punya hati busuk, aku tahu kamu pasti cemburu kan, tapi tidak harus bertindak berlebihan seperti ini", ucap Nathan yang membuat hati melodi terasa di tusuk.
Matanya mulai berkaca, inilah perlakuan Nathan terhadapnya, ya semuanya sudah jelas kalau cintanya tidak akan pernah terbalas.
Melodi menahan air matanya agar tidak keluar, "aku tidak pernah melakukan hal sekejam itu, tolong buka matamu kak...kamu sudah di bohonginya".
"aku tahu siapa Nara, jadi jangan pernah menilainya buruk".
Melodi menundukkan kepalanya, malam ini Nathan benar-benar membuatnya kecewa, "aku tidak tahu apa yang sedang terjadi pada kita saat ini, terserah apa katamu yang jelas aku tidak pernah menyuruh siapa pun untuk melukainya, dan jika kamu kecewa aku lebih kecewa karena kamu sudah berbohong padaku, dikantor kamu bilang dia adalah teman tapi yang aku tahu dia adalah mantan kekasih mu", tutur Melodi.
"soal itu aku punya alasan sendiri, dan hari ini aku tidak perlu menjelaskan apapun karena semuanya percuma".
Melodi tersenyum, "dalam dua hari ini sikap mu berubah drastis kak...bahkan aku tak mengenalinya".
"terserah apa katamu, Mel...aku akan pergi untuk sementara waktu, lebih baik kita renungkan masalah ini baik-baik, aku akan memberimu waktu", ucap Nathan lalu dia pergi begitu saja.
Melodi yang berdiri langsung luruh ke lantai, dia menatap kepergian Nathan hingga lelaki itu tidak terlihat lagi.
Melodi mulai menangisi semuanya, perasaannya campur aduk antara sedih dan kecewa.
Di tempat lain Kenzo tengah mendapatkan kabar kalau keadaan kakek semakin parah, dia dan kedua orang tuanya memutuskan untuk membawa kakek kerumah sakit.
Di rumah sakit kakek mendapatkan penanganan khusus, Kenzo pun begitu mengkhawatirkan keadaan kakek.
"ayah sebaiknya kita beritahu Melodi, kita tidak bisa seperti ini", ucap Kenzo.
"kamu benar nak, kamu hubungi Melodi dan ayah akan menghubungi Nathan", ujar Handoko.
Kenzo pun tak menunggu lama dia segera menghubungi Melodi namun sayang tak ada jawaban dari sahabatnya.
Begitu juga dengan Handoko, beberapa kali menghubungi Nathan namun ponselnya tidak aktif.
"Ken...bagaimana ini, ayah tidak bisa menghubungi Nathan karena ponselnya tidak aktip", ucap Handoko.
"aku juga, Melodi tidak mengangkat panggilan ku", ujar Kenzo.
Handoko terdiam berbeda dengan Kenzo, dia merasa tidak enak hati saat menghubungi Melodi.
"ayah sebaiknya aku pergi menemui mereka, perasaan ku tak enak", ucap Kenzo.
"kamu yakin nak, tapi ini sudah malam, perjalanannya begitu jauh", kata Handoko lalu Kenzo melihat kearah jam yang sudah menunjukkan jam satu malam.
"aku akan pergi menggunakan pesawat pribadi milik kakek",
"baiklah kalo begitu hati-hati, kabari ayah jika kamu sudah sampai", Kenzo pun mengangguk lalu dia pergi untuk menemui Melodi dan Nathan.
Kembali ke apartemen, Melodi masih berada di posisi yang sama, dia merenungi hubungannya dengan Nathan, seharusnya malam ini mereka bahagia, namun kenyataannya seperti ini.
Nathan pergi karena Nara, seharusnya Nathan tidak mengingkari janjinya dan malah mempercayai Nara, sungguh kecewa hati Melodi saat ini.
Di tempat lain, Nathan duduk di tepi ranjang, kemarahannya pada Melodi belum reda, dia mencoba untuk menenangkan diri di tempat lain agar tidak semakin menyakiti Melodi.
Ponselnya sengaja di non aktip karena dirinya tidak mau di ganggu dulu dan akan menemui Melodi setelah benar-benar reda.
Pukul lima pagi Kenzo sudah berada di depan gedung apartemen yang di tempati Melodi dan Nathan, tidak butuh waktu lama untuk menemukan alamat itu.
Kenzo masuk dan naik kelantai dimana Nathan dan Melodi berada, kini Kenzo berada tepat di depan pintu apartemen namun dia bingung kenapa pintunya sedikit terbuka.
Hatinya pun mulai tak tenang, dengan penasaran dia membuka pintunya dan melihat Melodi.
"Melodi..."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...