Di dunia kultivasi Cangxuan, Han Wuqing bereinkarnasi dari bumi ke dunia kultivasi abadi yang penuh kekuatan dan ketidakadilan.
Setelah berkultivasi selama 10 tahun dengan susah payah, tanpa dukungan apapun. Akhirnya cheat system muncul mewajibkan dia membuat sektenya sendiri.
System aneh yang mengizinkannya memanggil kesadaran orang orang dari bumi, seolah dunia adalah game virtual reality.
Orang-orang dari bumi mengira ini hanya permainan. Mereka menyebutnya "VR immortal".
Mereka pikir Han Wuqing NPC...
Mereka pikir ini hanya ilusi...
Tapi didunia ini— Dialah pendirinya, dialah tuhan mereka. Sekteku Aturanku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwalkii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Awal untuk Para Pemula
Ditengah arena latihan, Han Wuqing berdiri dengan tangan di belakang punggungnya. Tatapannya menyapu seluruh pemain—baru maupun lama—yang kini telah membentuk kelompok kecil. Para pemain veteran berdiri bersama para pemula, lima orang di setiap kelompok.
Suasana mulai tenang. Semua menunggu instruksi berikutnya.
Han berbicara, suaranya tenang namun membawa tekanan.
“Sebelum kalian memulai misi bimbingan, ambil terlebih dahulu hadiah pemula kalian.
Dengan gerakan ringan, Han Wuqing mengangkat dua jarinya. Gerakannya tampak ringan—nyaris santai—namun mengandung tekanan halus qi yang membuat udara di sekitarnya sedikit bergidik.
Sebuah kantung kecil tergantung di pinggangnya. Kantung penyimpanan sederhana, ukurannya tak lebih dari sekepalan tangan. Tapi saat aliran qi mengucur masuk ke dalamnya—
WUSHH.
Cahaya tipis memancar, lalu terbelah.
Dalam sekejap, lima belas meja kayu melayang keluar satu demi satu, seakan jatuh dari celah langit. Mereka turun perlahan, mendarat tanpa suara, membentuk setengah lingkaran yang rapi. Di atas tiap permukaan meja, batu giok identitas tertata berbaris, bercahaya lembut seperti lentera di malam pesta sekte.
Lalu senjata-senjata menyusul: pedang, perisai, tombak, busur, dan belati– senjata itu tidak mengeluarkan kilau mencolok, tapi bentuknya halus dan berkualitas, menandakan bahwa meskipun tier biasa benda-benda itu bukan buatan sembarangan.
Semuanya tidak keluar sekaligus. Setiap benda muncul, bergerak, dan berhenti tepat pada tempatnya, mengikuti tuntunan dua jari Han Wuqing.
Seolah dunia ini—tunduk pada isyaratnya.
Beberapa pemain veteran yang melihatnya langsung membelalak.
“...Dimensional pouch?” bisik salah satunya, nyaris tak percaya.
“inventori fisik?! Serius?!”
“Akhirnya!! Inventoryy~!!” seru seorang pemain bertubuh besar, wajahnya bersinar seperti anak kecil menemukan harta karun. Perisai di punggungnya nyaris terlempar saking semangatnya.
Selesai han wuqing menaruh semua barang barang itu, ia menoleh perlahan.
“IronShade. AshenVale”
Dua pemain veteran langsung maju dari barisan, mengenakan jubah khas party mereka. Ironshade dengan tubuh tinggi dan sikap tenang, sementara Ashenvale yang lebih ramping, wajahnya terlihat penasaran.
Han mengangguk sekali.
“Distribusikan.”
Ironshade tersentak kecil, matanya berbinar tipis. Ia membungkuk dalam, nada suaranya penuh semangat.
“Ya, Ketua Sekte!”
Tanpa menunggu aba-aba lain, ia berbalik. “Semua anggota, bantu aku. Buka distribusi!”
Party mereka langsung bergerak—total lima belas orang veteran, kini berdiri di balik meja kayu, sedangkan para pemain baru langsung berbaris membentuk antrian dengan rapih.
Distribusi mulai berjalan, mereka mulai mengambil giok identitas dan senjata pilihan para pemain baru , menyerahkannya ke para pemain baru satu per satu.
Begitu seorang pemain menerima giok dan senjatanya, panel sistem mereka berbunyi:
[DING! Anda telah menerima Hadiah Pemula: 30 Batu Roh Rendah telah ditambahkan ke inventaris.]
“Woooah... dapet langsung di panel? Digital?!”
“Giok ini bisa buat transaksi sistem, ya? Seperti kartu ATM…”
“Hooh, seperti pemilihan class di game mmo fantasi– baiklah aku memilih pedang!”
Sementara pemain veteran yang lainnya hanya bisa menatap dengan hela'an napas dalam.
“...Kita dulu? Serius? Hanya 15 batu qi!
“Dan lihat senjatanya, bro?! Itu bahkan lebih bagus dari yang kita dapat waktu itu.”
“Tch, Para pemula ini sungguh beruntung”
Dalam waktu kurang dari tiga puluh menit, seluruh pemain baru telah menerima batu giok identitas dan senjata awal mereka. Aula latihan dipenuhi suara logam bersentuhan, teriakan kagum, dan langkah kaki yang berlarian tak sabar.
Beberapa langsung mengayunkan pedang ke udara, tertawa puas saat bilah mereka memantulkan cahaya senja samar. Yang lain sibuk membandingkan tombak, memutar busur, atau berpose seperti anak-anak dengan mainan baru.
Han Wuqing berdiri di sisi lapangan, tangannya menyatu di balik lengan jubah. Sorot matanya tenang, namun tak luput menangkap setiap kegembiraan yang meledak di antara para pemain.
"Cepat sekali mereka beradaptasi," pikirnya. "Belum satu jam, dan dunia ini sudah seperti milik mereka."
Han Wuqing memalingkan wajahnya. Di sisi kanannya, Ziyan, Dusk Phoenix bertubuh merah gelap dengan gradasi ungu menyala di ujung sayapnya, berdiri anggun. Matanya memancarkan cahaya lembut, namun sepasang cakarnya menjejak lantai batu dengan wibawa yang membuat bahkan para pemain terdiam.
Tanpa tergesa, Han menaiki punggung Ziyan. Gerakannya tenang, seperti telah dilakukan ribuan kali. Begitu ia duduk, bulu-bulu phoenix itu tampak bergetar lembut, memantulkan cahaya senja seperti bara dalam angin.
Ziyan mengepakkan sayapnya sekali—tanpa suara keras, tanpa semburan dramatis—hanya desiran lembut, cukup untuk mengangkat tubuh mereka perlahan dari tanah. Debu di sekitarnya terangkat ringan, mengambang sebentar sebelum jatuh kembali.
Para pemain hanya bisa memandangi langit. Tak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Hanya angin senja yang mengalir di antara mereka—membawa jejak hangat dari qi phoenix—sementara sosok Han Wuqing dan Ziyan perlahan menjauh, melewati arena latihan, menuju cakrawala yang masih bernuansa jingga kemerahan.
Di antara mereka, ToxicLily berdiri diam. Matanya menyipit mengikuti jejak terbang yang memudar.
“Entah dia NPC atau GM yang nyamar...” gumamnya pelan, nyaris seperti berbicara pada diri sendiri. “...tapi setiap gerakannya terlihat... elegan dan keren banget.”
Di sampingnya, Zilong melirik dengan senyum menggoda.
“Heh~ Apa jangan-jangan kamu jatuh hati sama Ketua Sekte Han?”
ToxicLily hanya mendengus, tapi pipinya sempat tersentuh semburat merah samar. Dia tidak menjawab.
Sangat hati-hati sekali ya, jangan sampai mati.
orang lain di dunia itu ga nyadar kalau dunia mereka game?
masih misteri
kamu harus pakai nick name trus : kalau percakapan GC. atau atasnya nickname bawahnya percakapan.
Cuma itu MC jadi admin atau jadi NPC yang mengakali sistem?