NovelToon NovelToon
Jodohku Tetanggaku

Jodohku Tetanggaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:43.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Ayudia Larasati, gadis cantik yang sudah berkali - kali gagal mendapatkan pekerjaan itu, memilih pindah ke desa tempat kelahiran ibunya setelah mendapatkan kabar kalau di sana sedang ada banyak lowongan pekerjaan dengan posisi yang lumayan.
Selain itu, alasan lain kepindahannya adalah karena ingin menghindari mantan kekasihnya yang toxic dan playing victim.
Di sana, ia bertemu dengan seorang pria yang delapan tahun lebih tua darinya bernama Dimas Aryaseno. Pria tampan yang terkenal sebagai pangeran desa. Parasnya memang tampan, namun ia adalah orang yang cukup dingin dan pendiam pada lawan jenis, hingga di kira ia adalah pria 'belok'.
Rumah nenek Laras yang bersebelahan dengan rumah Dimas, membuat mereka cukup sering berinteraksi hingga hubungan mereka pun semakin dekat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Kantor Polisi

"Mas beneran bisa bawa mobil? Aku aja sini, pelan - pelan kok, gak ugal - ugalan lagi." Kata Laras.

"Gak usah sayang, Mas bisa kok." Jawab Dimas walaupun sebenarnya tangannya terasa kebas.

"Nanti jahitannya lepas loh, kan gak boleh banyak gerak dulu itu tangannya yang luka." Cicit Laras.

"Bisa, Mas bisa kok..."

"Mas gak percaya banget kalo aku bakal bawa mobilnya pelan - pelan. Orang di khawatirin tapi kok gak ngerti." Laras mulai merajuk.

Mau tidak mau. Suka tidak suka, pada akhirnya Dimas mengalah karena tak ingin membuat kekasihnya yang masih khawatir itu ngambek.

"Janji sama Mas pelan - pelan aja loh ya." Pinta Dimas sebelum menyerahkan kunci mobilnya.

"Iya, Mas. Calon istrimu ini janji." Sahut Laras yang membuat Dimas senyum - senyum sendiri.

Mereka berdua kemudian masuk ke dalam mobil. Seperti janjinya, kali ini Laras mengemudikan mobilnya dengan hati - hati.

"Kita langsung ke kantor polisi?." Tanya Dimas yang di jawab anggukan oleh Laras.

"Aku juga tadi udah telfon ibuk, setelah pak satpam nelfon aku." Jawab Laras yang sudah menjelaskan pada Dimas kalau mereka akan menjadi saksi atas kejahatan yang di lakukan oleh Zaky.

"Kenapa kamu gak lapor polisi dari dulu, Ay. Kamu sering di ancam kan?" Tanya Dimas.

"Aku gak berani, Mas. Dia ngancam mau bunuh aku dan keluargaku kalau sampai aku lapor ke polisi. Makanya aku cuma bisa kabur ke sini, tapi tetep aja dia masih bisa nemuin aku." Jawab Laras.

"Sejujurnya aku takut, gak akan berhasil jeblosin dia ke penjara, Mas. Secara, orang tuanya itu punya dekengan di mana - mana. Aku takut, kalo gagal jeblosin dia ke penjara, dia bakal macem - macem sama keluargaku." Laras menceritakan ketakutannya dengan mata yang berkaca - kaca.

"Jangan khawatir. Kita usahakan semuanya semaksimal mungkin." Jawab Dimas sambil mengusap kepala Laras.

"Mas gak mau ganti baju dulu? Itu bajunya banyak darah."

"Nanti Mas ganti kalau sudah sampe di kantor polisi. Itu ada kaos Mas kok di bagasi." Jawab Dimas yang memang selalu membawa stok pakaian di bagasi.

"Kamu sejak kapan bisa bawa mobil, Ay?" Tanya Dimas.

"SMA kelas dua. Dulu tuh di ajarin sama sepupuku. Anaknya almarhum pakde dari Ayah sebelum beliau pindah tugas." Cerita Laras.

"Udah lama dong, Ay?" Tanya Dimas.

"Iya, makanya gak usah ngeraguin kemampuanku. Jangankan bawa mobil ini, bawa fuso juga aku bisa." Cicit Laras yang tertawa saat menyombongkan diri.

"Yoh Gusti Allah, sombonge calon bojoku. (Yoh Gusti Allah, sombongnya calon istriku.)" Ujar Dimas yang tersenyum.

"Kamu kayaknya udah gak ketakutan kayak tadi, Ay?" Tanya Dimas.

"Enggak, kan udah ada Mas." Jawab Laras.

"Segampang itu?"

"Iya. Gak tau kenapa, aku ngerasa aman karna ada Mas di deketku. Tadi sih aku panik karna liat darah Mas. Tapi setelah Mas baik - baik aja, aku jadi jauh lebih tenang." Jawab Laras.

"Good! Jangan takut, jangan panik kalo liat bajingan gila itu ya, sayang. Ada Mas di sini." Kata Dimas yang di jawab anggukan oleh Laras.

Tak lama, mereka berdua sampai di kantor polisi. Dimas mengganti pakaiannya yang berlumuran darah, kemudian membungkusnya untuk di jadikan sebagai barang bukti.

"Pake jaket ini, Ay. Bajumu juga banyak darahnya itu. Kamu kan meluk - meluk Mas tadi." Ujar Dimas sambil memakaikan jaketnya pada Laras.

"Aku kayak orang - orangan sawah, Mas." Kekeh Laras.

"Gak apa - apa." Jawab Dimas sembari menggulung lengan jaket yang di pakai Laras.

Mereka berdua, lalu masuk ke kantor polisi. Di sana juga ada Anggun beserta suaminya, Lia, juga dua satpam yang menjadi saksi di TKP.

"Kalian gak apa - apa? Kamu ada yang luka gak, ras?" Tanya Lia saat melihat Laras masuk.

"Gak apa - apa. Kami baik - baik aja. Cuma Mas Dimas yang dapet jahitan karna lukanya lumayan panjang dan dalam." Jawab Laras.

"Kalian udah selesai di mintain keterangan?" Tanya Dimas yang di jawab anggukan yang hampir serempak.

"Kalian masuk gih, udah di tunggu di dalam. Kita pamit pulang dulu, ya. Besok kamu gak usah berangkat dulu aja, ras. Pasti masih shock, biar aku yang urus izinnya." Ujar Anggun.

"Makasih banyak ya bantuannya, kak." Kata Laras.

Laras dan Dimas segera masuk setelah rekan - rekan Laras keluar dari kantor polisi. Di sana, ia sempat melihat keberadaan Zaky yang menatap ke arah Laras dengan tatapan menjijikkan.

Refleks, Laras langsung menempel pada Dimas. Menyadari hal yang sama, Dimas pun langsung merangkul tubuh Laras dan membawanya berjalan ke ruang introgasi.

Sampai dini hari mereka berdua di introgasi. Raut mengantuk dan lelah pun terlihat jelas di wajah keduanya.

Laras dan Dimas memutuskan untuk sahur di alun - alun kecamatan terlebih dulu sebelum kembali ke rumah.

"Kamu mau makan apa, Ay?" Tanya Dimas.

"Apa ya, Mas? Bakmi rebus aja deh kayaknya enak dingin - dingin gini." Jawab Laras.

"Enak di peluk kalo dingin, Ay." Celetuk Dimas.

"Enak lagi kelon kalo udah halal, Mas." Sahut Laras dengan jawaban yang lebih fullgar.

"Kamu kapan mau di halalin?" Tanya Dimas.

"Nanti, habis lebaran ya, Mas." Jawab Laras.

"Kapan habis lebarannya? Masalahnya, awal tahun depan juga masih habis lebaran, Ay." Omel Dimas yang membuat Laras tertawa.

Seperti keinginan Laras, Mereka berdua masuk di salah satu warung kaki lima yang menjual Bakmi Jawa. Laras memesan bakmi rebus, sementara Dimas memesan bakmi goreng.

"Bisa makannya Mas?"

"Bisa kok, Ay. Tapi agak susah emang." Jawab Dimas sambil mengangkat tangannya yang di perban.

"Sini, aku suapin." Kata Laras yang kemudian menggeser piring Dimas.

Laras pun makan bergantiang sambil menyuapi Dimas yang sangat pandai memanfaatkan keadaan.

"Ya Allah, le, nduk? Kalian gak apa - apa?." Tanya pak Sugeng saat mereka sampai di rumah.

"Iya, kamu gak apa - apa, nduk? Ada yang luka gak?" Tanya Bu Asih yang tampak mengkhawatirkan Laras.

"Buk, aku yang luka ini lho." Cicit Dimas.

"Laras gak apa - apa kok, buk. Cuma shock aja tadi. Mas yang tangannya di jahit." Jawab Laras.

"Kok ini bajunya berdarah? Gak kena pisau badannya?" Selidik bu Asih.

"Enggak, buk. Ini tadi kena darahnya Mas Dimas." Jawab Laras.

"Kalo Dimas to ya gak apa - apa. Namanya juga laki. Dulu jatuh dari motor, punggungnya di jahit lima belas aja tetep santai kok." Sahut Bu Asih yang membuat Laras dan Pak Sugeng terkekeh.

"Sudah sahur?"

"Sudah tadi sekalian mampir di alun - alun, buk." Jawab Laras.

"Yasudah, mandi gek sholat subuh. Setelah itu istirahat." Ujar bu Asih.

"Susah mau mandi sendiri ini, Ay." Cicit Dimas.

Laras sendiri hanya bisa bengong karena Dimas bilang begitu dengan santainya di depan kedua orang tuanya.

"Wes kene, bapak sing ngurusi. Ayo, bapak adusi ngge selang, tak semprot ben ra kangelan. (Sudah sini, bapak yang mengurusnya. Ayo, bapak mandiin pake selang, tak semprot biar gak kesusahan.)" Jawab Pak Sugeng sambil merangkul putranya.

"Emang aku bunga, di siram pake selang." Kata Dimas.

"Iyo no, cah ngguangtenge ngene yo jelas koyo kembang to. Kembang Rafflesia. (Iya dong, anak gantengya gini ya jelas seperti bunga to. Bunga Rafflesia -bunga bangkai-)." Sahut Pak Sugeng yang memecah tawa.

1
Tutik Rahmawati
wooh aku suka dgn semua karya2mu toor
semangat trs dgn karyamu tor
aku penggemar setiamu
Rizky Tria
iseng banget sih Dim, tuh Ay mulai cemburu nanti ngambek loh 😏🙄
Nur Wakidah
lhah. Laras malah lali tha 🙄🙄🙄
Nur Wakidah
2 dino kroso 2 tahun iyho mas Dim 🤣🤣🤣
Nur Wakidah
nostalgia Mas , , , 🤭🤭🤭
Nur Wakidah
bener Mas Dim , , , soal. e podo blenger iwak ues an 🤣🤣🤣
Nur Wakidah
LDR an nih 😂😂😂
Atik Kiswati
msh blm sadar dia....
Nur Wakidah
ues persis kyo Mas Abi ambek Agil iki 🤣🤣🤣 gk tau gak padu ben dino , , ,
Nur Wakidah
aku iyho melu mewek Rasss , , , 😭😭😭
kalea rizuky
kayak suami ku dlu selalu gt dalem. sayangku ehh skg uda nikah 14 tahun q panggil mas mas jawabnya opo sih manggil2 dek🫢🫠 jd kangen di jawab dalem sayang
Nur Wakidah
pie ora Laras terketel2 ambek pean Mas Dim 🤣🤣🤣 ben dino mok baperi terus kok , , ,
rizka
bagus cerita na
Rizky Tria
alhamdulillah.. selamat sampai rmh camer & sukses surprisein Laras ☺
ayo Dim tlp Bapak & Ibu, biar Lusa langsung SAH 😀 jd kan plg statusnya udah berubah HALAL 🤭😅
Atik Kiswati
bikin yg bc baper aja nih....
erma irsyad
mending lngsung aja dhalalin Mas Dim,
isnaini_jk 28
Luar biasa
Bungatiem
akhirnya terobati ☺️
erma irsyad
udt tf kopi yoo dtunggu Up susulannya thor🤭😁
Atik Kiswati
wah...rk nyongko nek di susul...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!