Verrint adalah seorang gadis SMA yang bertemu kembali dengan cinta pertamanya melalui reuni bernama Izan. Tetapi Verrint tidak bisa bersama karena pria yang dia sukai telah mempunyai pacar. Verrint tiba-tiba menjadi teman baik dari pacar Izan. Agar menghindari kecurigaan, Verrint pura-pura pacaran dengan sahabatanya Dewo.
Akhirnya paca Izan tau jika Verrint dan Izan saling mencintai. Pacar Izan kecelakaan lalu meninggal. Izan menghilang, Dewo dan Verrint akhirnya resmi pacaran. Tiba-tiba Izan kembali dan mengutarakan isi hatinya pada Verrint.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa Fadlilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Beberpa minggu ini Izan dan Verrint jarang bertemu dikarenakan kesibukan Izan dengan perkuliahannya. Verrint sangat mengerti karena kuliah kedoktertan memang dibutuhkan fokus jadi dia pun bersedia mengalah untuk tidak bertemu dalam beberapa waktu ini. Selain kuliah, Verrint sering kali diajak oleh teman-temannya pergi ke tempat-tempat hits di Jakarta.
Karena Verrint memang belum pernah pergi ke tempat-tempat itu, dia pun mengikuti ajakan teman-temannya. Selain menjelajah ke mall-mall yang ada di Jakarta, mereka pun mulai beralih ke tempat-tempat yang menyediakan hiburan live musik. Verrint yang baru pertama kali pun cukup senang bisa pergi ke tempat-tempat baru.
Lama kelamaan teman-teman Verrint mengajak pergi hampir setiap malam dan terkadang bisa pulang hampir dini hari. Awalnya Verrint merasa tidak nyaman karena itu, tapi karena paksaan dari teman-temannya akhirnya Verrint mulai terbiasa dengan mereka. Verrint mulai menikmati pergi di malam hari, dan pulang dini hari. Bahkan kuliah mereka pun jadi sering terlampat dan terkadang sampai bolos karena bangun terlalu siang.
Teman Verrint yang lain yaitu Muthia mulai mengingatkan Verrint untuk tidak terlalu sering bergaul dengan teman-temannya itu. Tapi Verrint malah mengabaikannya dan tetap melakukan apa yang biasa dia lakukan setiap malam. Cyhtia dan Rianti mulai mengajak Verrint pergi ke sebuah klub. Katanya mereka tau tempat itu dari senior mereka di kampus. Dan malam ini mereka diminta datang ke klub itu untuk menemui senior mereka.
Verrint yang polos dan tidak tau tempat apa yang akan dia datangi pun hanya bisa mengiyakan dan ikut pergi dengan kedua temannya. Disana ternyata tempatnya sangat berisik dan sangat ramai. Tempatnya pun remang-remang, membuat kepala Verrint pusing. Setelah bertemu dengan senior mereka dan mengorol sebentar Verrint pun berniat untuk pamit pulang karena tidak biasa dengan tempat yang seperti ini.
Awalnya Verrint tidak diijinkan pulang oleh kedua teman dan seniornya, tapi karena Verrint berbohong tidak enak badan, akhirnya Verrint pun diijinkan pulang duluan oleh teman-temannya. “Lain kali lu jangan kayak gini ya Rint, kan gak enak sama kak Edo dan Kak Julian.” Ucap Cyntia mengingatkan Verrint.
“Iya sorry, gue bener-bener gak enak badan hari ini.” Ucap Verrint.
“Yaudah, besok malem lu dateng yah!” pinta Rianti.
“Iya.” Jawab Verrint lalu pergi mneinggalkan klub itu.
***
Karena semalam Verrint tidak pulang dini hari, jadi pagi ini Verrint bisa masuk kuliah tanpa terlambat lagi. Berbeda dengan kedua temannya Cyntia dan Rianti, mereka tidak terlihat pagi ini. “Untung semalem gue pulang duluan.” Gumam Verrint.
“Rint, dua temen lu kemana?” tanya Muthia.
“Kayaknya belum bangun deh.” Jawab Verrint.
“Emang kemana lagi kalian semalem?” tanya Muthia.
“Semalem kita diajak ke klub sama Kak Edo dan Kak Julian.” Jawab Verrint.
“Hah serius lu?” tanya Muthia kaget.
Verrint mengangguk.
“Terus lu kok bisa tetep kuliah pagi ini?”
“Gue pulang duluan, gue gak biasa ditempat berisik.” Jawab Verrint. “Teus tempatnya remang-remang gitu, bau asep rokok pula, gak betah gue.” Lanjutnya.
“Bagus deh kalo lu balik duluan.”
“Emang kenapa sih?”
“Kalo bisa gak usah ikut kesana lagi yah!” ucap Muthia mengingatkan.
Verrint hanya terdiam, dia malah jadi penasaran dengan ucapan Muthia. Verrint jadi ingin tau apa yang akan terjadi jika dia pergi kesana lagi.
Hari ini Verrint memiliki tiga mata kuliah dan akan berlangsung hingga sore nanti. Di mata kuliah kedua Cyntia dan Rianti sudah kembali masuk setelah tadi pagi mereka bolos. Setelah mata kuliah ketiga, Cynthia mengajak Verrint ke klub semalam lagi. Karena Verrint sudah berjanji pada kedua temannya, akhirnya Verrint pun mengiyakan. Lagi pula dia masih penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Muthia tadi pagi. Sebelum pergi ke tempat semalam, Verrint dan kedua temannya kembali dulu ke kost untuk mengganti pakaian mereka dengan pakaian yang lebih cocok untuk ke tempat semalam. Rianti menggunakan kaos crop top berwarna putih dengan hotpans jeans berwarna biru. Chyntia menggunakan rok mini dan atasan sabrina dengan warna senada. Verrint yang bingung harus menggunakan apa masih mencari-cari pakaian yang cocok di dalam lemarinya. Karena bingung Rianty pun membantu Verrint mencarikan pakaian yang cocok. Karena Verrint tidak memiliki pakaian yang sexy, akhirnya Rianty mengambil skinny jeans dan tank top yang biasanya dipakai untuk di dalam baju oleh Verrint. “Hah, masa gue pake tank top doang Yan?” tanya Verrint menolak.
“Ih lu tuh yah, ke klub masa mau pake baju sopan sih.” Jawab Rianty. “Aneh banget sih lu Rint.” Lanjutnya.
“Ya tapi kan gak musti tank top, lagian itu biasa gue pake buat jadi daleman.” Ucap Verrint lagi.
“Ya dibiasain dong Rint.” Ucap Cynthia. “Kita sekarang di Jakarta, jadi harus bisa menyesuaikan diri dong.” Sambungnya.
“Tapi gue gak PD pake itu.” Ucap Verrint.
“Coba dulu aja sana, cepetan!” ucap Cynthia memaksa.
Dengan terpaksa Verrint pun mengikuti mau kedua temannya dan mencoba pakaian yang dipilihkan oleh teman-temannya. Tak lama Verrint keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah berganti dengan yang dipilihkan oleh teman-temannya.
“Hhhmm, kayaknya ada yang kurang gak sih Cyn?” tanya Rianty.
“Iya bener banget.” Jawab Cynthia. “Lu ada push bra gak?” tanya Cynthia.
“Hhhmm ada kayaknya, kenapa?” tanya Verrint.
“Nah ganti sama push bra!” perintah Rianti.
“Oh oke.” Jawab Verrint menurut saja. Verrint pun lalu mengambil push bra yang ada di dalam lemarinya dan mengganti bra yang dia pakai dengan push bra yang baru dia ambil. “Kok malah belahannya jadi keliatan banget sih?” ucap Verrint setelah keluar dari kamar mandi.
“Naah cakep tuh.” Ucap Rianty.
“Tapi ini belahannya jadi keliatan banget Yan.” Ucap Verrint sambil menutupi bagian dadanya.
“Udah bagus itu, PD dong lu Rint.” Ucap Rianty.
“Emang gak pa-pa yah kayak gini?” tanya Verrint.
“Lu gak liat kita berdua, kurang sexy apa kita.” Jawab Rianty. “Masa kita berdua udah keren banget lu nya cupu.” Lanjutnya.
“Yaudah aku ikut kalian aja deh.”
“Nah gitu dong.” Ucap Rianty. “Lu nyari apa sih Cyn?” tanya Rianty yang melihat Cynthia mencari sesuatu.
“Ada gunting gak?” tanya Cynthia.
“Ada.” Jawab Verrint. “Nih.” Ucap Verrint setelah mengambilnya dari laci meja.
Cynthia mengambil gunting di tangan Verrint lalu tanpa permisi dia langsung menggunting tank top Verrint bagian bawah agar terlihat lebih pendek.
“Loh kok di gunting sih Cyn?” tanya Verrint sambil menahan Cynthia.
“Ih diem dulu, lu mau perut lu ke gunting!” ucap Cynthia.
Verrint pun tak berdaya dan hanya bisa pasrah melihat bajunya digunting oleh Cynthia.
“Nah gini lebih oke kan.” Ucap Cynthia.
“Wah oke juga lu Cyn.” Ucap Rianty. “Bagus-bagus.” Lanjutnya.
“Kok jadi makin kebuka sih guys?” ucap Verrint. “Perut gue jadi keliatan ini, mana celana gue turun banget pinggangnya.” Lanjutnya.
“Heii, ini fashion sayang.” Ucap Cynthia. “Kamu ikut aja apa kata kita, dijamin cantik.” Lanjutnya.
“Emang gak pa-pa kayak gini?”
“Aduuuhh lu tuh nanya mulu, bagus banget itu, cantik, pacar lu pasti bangga.” Ucap Rianty.
“Masa sih?” Verrint masih tidak nyaman.
“Udah pokoknya intinya harus PD.” Ucap Cynthia. “Yuk jalan!” ajaknya.
***