NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Aruna tahu hidupnya tidak lama lagi. Demi suami dan putri kecil mereka, ia memilih sesuatu yang paling menyakitkan... mencari wanita yang akan menggantikannya.

Alana hadir sebagai babysitter tanpa mengetahui rencana besar itu. Adrian salah paham dan menilai Lana sebagai perusak rumah tangga. Namun, pada akhirnya Aruna memaksa keduanya menikah sebelum ia pergi untuk selamanya.

Setelah Aruna tiada, Adrian larut dalam rasa bersalah dan menjauh dari istri keduanya. Lana tetap bertahan, menjalankan amanah Aruna meski hatinya terus terluka. Situasi semakin rumit saat Karina, adik Aruna berusaha merebut Adrian dan menyingkirkan Lana.

Akankah Adrian berani membuka hati untuk Alana, tanpa mengkhianati kenangan bersama Aruna? Atau justru semuanya berakhir dengan luka yang tak tersembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 8.

Rumah sakit itu terasa terlalu sunyi bagi Adrian. Setiap langkahnya menuju kamar Aruna seperti menuntunnya ke jurang yang tidak pernah ia siap untuk hadapi. Di tangannya ada setangkai bunga lily putih, bunga kesukaan istrinya. Tangannya bergetar ketika memegang gagang pintu. Ia menarik napas panjang, lalu masuk.

Aruna sedang terbaring dengan mesin pernapasan yang terus berbunyi pelan. Bibirnya pucat, tetapi mata itu masih menatap Adrian dengan hangat. Di sampingnya, Alana tengah menata sehelai selimut agar tubuh Aruna tetap hangat.

“Sayang…” suara Adrian parau.

Pria itu duduk di sebelah Aruna, menguvsap jemari Istrinya perlahan, tangan itu terasa sangat dingin.

Aruna tersenyum kecil. “Hari ini… aku ingin melihatmu bahagia, Mas.”

Ya, hari itu adalah hari pernikahan Adrian dan Alana. Gadis itu... akan menjadi istri kedua, karena menikah disaat istri pertama masih ada.

Alana menunduk, hatinya terasa seperti dicabut keluar dari dadanya setiap kali Aruna berbicara seolah perpisahan tinggal hitungan jam.

Persiapan akad sederhana mulai dilakukan di dalam kamar, hanya ada saksi dan pihak rumah sakit. Tak ada gaun indah, tak ada riasan dan Alana menikah dengan wali hakim.

Alana mengenakan kebaya putih sederhana. Sementara Adrian mengenakan kemeja hitam, wajahnya kusut seperti seseorang yang dipaksa merelakan separuh jiwanya.

Adrian masih menahan emosi, berkali-kali ia memalingkan muka untuk menyembunyikan air matanya dari Aruna. Ia tahu, Aruna tidak ingin dia menangis.

Aruna menatap Alana penuh harap. “Lana… kamu harus menjaga Mas Adrian setelah aku pergi, aku percaya kamu.”

Kalimat itu begitu menampar hati Alana. Ia menggigit bibirnya kuat, menahan tangis yang sudah menggenang.

“Saya… saya tidak pantas menggantikanmu, Nyonya...” suaranya pecah.

Aruna menggeleng lemah. “Kamu bukan penggantiku, kamu akan meneruskan cinta yang kutinggalkan.”

Adrian ikut menatap Alana. Ia belum mampu merasakan apa pun, selain rasa sakit yang membunuh perlahan dari dalam. Baginya, pernikahan ini bukan tentang cinta, ini hanya tentang memenuhi permintaan terakhir wanita yang ia cintai untuk seumur hidupnya.

Nikah ini… hanya sementara, aku hanya mencintai Aruna! Janji Adrian dalam hatinya.

Proses akad dimulai, suara penghulu terdengar jelas namun menusuk. Adrian mengucapkan ijab kabul dengan suara bergetar.

“Sah.”

Satu kata itu seperti menyayat seluruh ruang. Alana menutup wajahnya, menangis tanpa suara. Adrian hanya bisa membungkuk, menunduk dalam-dalam, mencoba menyembunyikan betapa ia tersiksa.

Aruna tersenyum sangat tipis, ia berusaha mengangkat tangannya untuk menyentuh kedua orang yang kini terikat dalam pernikahan yang ia atur sendiri.

“Terima kasih… telah membuat mimpiku terakhir terwujud…” napasnya semakin berat.

Alana langsung menggenggam tangan Aruna. “Jangan bicara begitu, Nyonya harus bertahan...”

Aruna menggeleng lemah, seolah sudah berdamai dengan takdir. “Aku lelah… ayo pulang ke rumah.” gumamnya lemah.

Adrian tidak kuat lagi. Ia memeluk Aruna sangat hati-hati, seolah takut tubuh itu hancur jika ia memeluk lebih kuat. “Baiklah, ayo pulang.“

Air mata pria itu pun jatuh tanpa bisa di tahan.

Di rumah, udara di kamar utama penuh aroma obat dan wangi lembut bunga lily yang dibawa dari rumah sakit. Aruna berbaring di tempat tidur dengan selimut tebal, wajahnya pucat namun matanya masih menatap dengan cinta yang tak berubah.

Adrian duduk di sisi ranjang, menatap istrinya itu tanpa kata. Setiap kali Aruna menarik napas, dada pria itu terasa ikut tertarik. Ia takut, bila nafas itu adalah yang terakhir.

Namun malam ini, Aruna justru tersenyum tenang.

“Mas,” panggilnya lembut.

Adrian langsung menggenggam tangan itu. “Aku di sini, Sayang.”

“Temani Lana malam ini.”

Kepala Adrian mendongak cepat. “Apa?”

Aruna tersenyum samar. “Kamu sudah sah menikah dengannya. Malam pertama harus dijalani, Mas. Lana… sudah jadi istrimu. Dia juga berhak mendapatkan haknya.”

“Aruna, tolong jangan memaksakan—”

“Tolong, Mas.” Aruna memotong dengan suara yang mulai serak. “Aku tidak ingin pergi dengan kekhawatiran. Aku ingin melihat kamu… tidak sendirian. Aku ingin tahu bahwa ada seseorang yang akan menjaga kamu, setelah aku tidak ada.”

Adrian terdiam, kata-kata itu menghujam seperti pisau. Ia ingin menolak, berteriak, menangis, asal tidak harus mendengar kalimat itu keluar dari mulut Aruna. Tapi bagaimana bisa? Ia tidak bisa menolak permintaan terakhir wanita yang selama ini menjadi seluruh hidupnya.

Dengan nafas berat, ia mengangguk. “Baiklah…”

Aruna tersenyum lega. “Terima kasih, Mas.”

Ia menatap ke arah Alana yang berdiri di ambang pintu dengan kepala tertunduk. “Lana, layani suami kita... ya.”

Alana tak sanggup membalas, ia hanya mengangguk pelan.

Malam semakin larut, Adrian berdiri di depan pintu kamar Alana. Tangannya menggenggam sesuatu, sebuah map cokelat berisi kertas yang tampak resmi.

Ia mengetuk pelan.

Tok… tok…

Alana membuka pintu. Ia mengenakan piyama panjang berwarna biru muda, rambutnya terurai. “Tuan…”

“Boleh aku masuk?”

Alana mengangguk pelan. Adrian masuk, dan suasana kamar itu langsung terasa tegang. Lampu temaram membuat bayangan mereka memanjang di dinding.

“Aku tidak akan berlama-lama,” ucap Adrian datar, ia meletakkan map itu di atas meja rias. “Ini salinan kontrak pernikahan kita, semua tertulis di situ.”

Alana memandangnya bingung. “Kontrak?”

“Ya.” Adrian menatap lurus ke arahnya, dingin. “Pernikahan ini hanya bentuk pemenuhan keinginan Aruna, tidak akan ada hubungan suami-istri di luar itu. Tidak ada kewajiban… untuk hal-hal pribadi.”

Alana terdiam. Ia menggigit bibir, menahan rasa sesak yang mendadak di dadanya. “Tapi tadi, Nyonya bilang…”

“Aku tahu apa yang dia bilang,” potong Adrian cepat, suaranya pelan tapi tajam. “Namun aku tidak akan melakukannya, aku tidak bisa… menyentuhmu.”

Adrian mendekat, suaranya menurun. “Tapi demi Aruna, aku ingin kamu berpura-pura di depannya. Jika dia bertanya, katakan aku memperlakukanmu dengan baik malam ini. Katakan kita… bahagia.”

Alana mengangkat wajahnya, menatap mata pria itu. “Berpura-pura bahagia?“

“Ya.“ Ia kemudian berbalik, berjalan ke arah pintu.

“Sampai Aruna benar-benar tenang, aku akan tetap menunaikan kewajiban sebagai suami padamu... secara formalitas.”

Alana akhirnya hanya bisa mengangguk. “Baik, Tuan.”

Adrian berhenti sejenak di ambang pintu. “Dan... jangan panggil aku ‘Tuan’ kalau di depan Aruna. Dia akan curiga."

Adrian menatap Alana sebentar, ada rasa bersalah yang nyaris terlihat di mata pria itu tapi dengan cepat ia memalingkan pandangannya. Tanpa sepatah kata lagi, ia keluar dan menutup pintu perlahan.

Begitu pintu tertutup, Alana jatuh terduduk dengan wajah pasrah.

Di kamar lain, Adrian berdiri menatap langit-langit kamar yang gelap. Tangannya menggenggam foto pernikahan lamanya dengan Aruna. Ia menutup mata, dan air matanya jatuh tanpa bisa ditahan.

1
Ariany Sudjana
bagus Adrian harus tegas, pelakor harus dibinasakan
Tiara Bella
mantap Adrian belain Alana bngt.....pelakor hempaskan aja
Yuliana Tunru
ya ampun ada z wanita2 yg tak tsu malu dgn alasan masa kecil tp terselubung niat jd pelakor cantikndan kaya tp tak.punya malu..💪💪 adrian basmi pelakor
Dian Rahmawati
suka sikap adrian
Dian Rahmawati
mantap adrian
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa 🌹🌹🌹🌹👍
Dian Rahmawati
rasain Rama
Yuliana Tunru
rupa x rama malah krrja sama dgn perusshasn adrian di cabut ..rasain laki2 jahst gitu
Tiara Bella
mw ngapain lg tuh tuan Rama....sukurin udh dibales perbuatan dia sm Adrian....
Yuliana Tunru
akhir x adrian buka puasa dg yg manis2
Dian Rahmawati
cie cie udh unboxing ya
Dian Rahmawati
wah adrian bertindak
Tiara Bella
Alhamdulillah udh JD suami istri yg utuh....
Tiara Bella
wow Adrian langsung bertindak ......
Jengendah Aja Dech
❤️
Dian Rahmawati
siap2 Rama dihancurkan oleh adrian
Tiara Bella
mana lg gerogi dtng kepesta orng kaya malah ada Rama yg dl maksa nikah sm dia....tenang ada Adrian Alana
Tiara Bella
kapok gk tuh skrng udh dilarang deketin keluarganya bahkan dipecat ....
Tiara Bella
Karina blm kapok udh ditegor sm Adrian jg tunggu aja Adrian bertindak....
Tiara Bella
ketinggalan aku sampe 5 bab Thor 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!