Wabah corvid 19 membuat banyak perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan , Jaka seorang pemuda tampan pun ikut terkena PHK, kehidupannya menjadi semakin terpuruk saat melihat sang istri berselingkuh dengan temannya yang sekaligus mantan atasannya , yang lebih menyakitkan lagi ternyata pemecatan dan tidak di terimanya ia bekerja juga karena ulah mereka berdua, bagaimana Jaka menghadapi penghianatan istri dan temannya....
yuk kita baca kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resi Kala Dorna
Langit mulai gelap. Embusan angin membawa abu panas dan bisikan kematian dari Desa Karang Ilang. Jaka memegang erat kitab hitam berdarah itu. Lambang ular melingkar menggigit matahari bersinar samar seperti hidup—seolah ada aura iblis yang tersegel di dalamnya.
"Kitab terkutuk..." gumamnya.
Suara dari belakang membuatnya menoleh.
KRAKK... KRAK!
Tanah retak lagi. Sosok berjubah abu-abu keluar dari celah tanah, tubuhnya tinggi besar, matanya putih tak berkelopak.
"Pendekar dua alam.. tak kusangka aku harus bangkit lebih cepat," suara makhluk itu seperti dua logam beradu.
Jaka menyiapkan cambuk. "Siapa kau?"
"Aku... Duta Gelap Sekte Sungsang Langit. Namaku Ki Barak Panglayungan. Dan kau telah mencuri sesuatu yang bukan hakmu." ucapnya dingin
WUUUUUSHHHH!!!
Api mengalir dari kaki Ki Barak. Tubuhnya mulai diselimuti asap kelabu, rambutnya memanjang, dan dari punggungnya muncul sayap seperti kulit ular.
"Kembalikan kitab itu... atau kubelah tubuhmu." ancamnya kemudian
Jaka menggertakkan gigi. "Kalau kau bisa ambil, ambil saja dari tanganku yang sudah jadi abu!" sahut Jaka
BRAAAAKK!!
Dua sosok melesat. Cambuk dan cakar beradu, ledakan tenaga dalam mengguncang bukit. Batu-batu besar beterbangan. Suara ledakan:
DUUAAARRR!!
CLAANG!!
KRAAAK!!
Jaka menggunakan Ajian Kidang Kencana, tubuhnya melesat zig-zag, menghindari cakaran setan itu.
TRINGG!
Cambuknya memanjang, membelit kaki Ki Barak.
"HUH!!" Jaka menarik sekuat tenaga.
CIIIAAATT!!
Ki Barak terpelanting ke udara, tapi ia membalik tubuh seperti kelelawar dan menebas udara dengan sayapnya. Tercipta gelombang suara:
WUUUOOOHHHHHH!!!
Gelombang menghantam Jaka, membuatnya terpental dan menghantam batang pohon.
KRAKKK!!
Batangnya patah. Darah menetes dari bibir Jaka.
"Hhh... Ajian... Bengkeleng!!"
WUUUSSSHHHH!!!
Cahaya merah muda membungkus tubuh Jaka. Luka-lukanya pulih. Matanya bersinar.
Ki Barak menyeringai. "Kau kuat, Jaka. Tapi kau belum pernah lihat ini."
Dari tubuh Ki Barak, muncul bayangan hitam berbentuk tangan raksasa—makhluk gaib hasil pemanggilan.
"Ajian Tangan Neraka!!"
GRRRRRAAAAAA!!!
Tangan itu menjulur dan menghantam Jaka dari udara.
BLAAARRRRR!!!
Tanah meledak. Lubang besar menganga di tengah reruntuhan. Jaka tak tampak.
Ki Barak tertawa. "Selesai."
Tapi dari lubang itu...
KREEEESSSHHH!!!
Cahaya merah menyembur!
"Ajian Gembolo Geni!!
Jaka muncul dengan tubuh terbakar api suci. Kakinya menghantam Ki Barak tepat di dada.
BRAAAAKKK!!!
Sosok Ki Barak mental menabrak batu besar dan hancur bersamaan.
Napas Jaka berat. Tapi tangannya masih memegang kitab hitam.
“Tak kubiarkan satu pun sekte busukmu hidup.” Ucap Jaka
Tiga hari kemudian, Jaka tiba di sebuah kuil tua yang tersembunyi di lereng Gunung Wilis. Kuil itu dijaga seorang resi tua—Resi Kala Drona, penjaga rahasia ilmu-ilmu terlarang.
“Resi, aku butuh bantuan memahami kitab ini.”
Resi Kala Drona mengamati kitab itu. Wajahnya pucat.
“Ini… bukan hanya ajian. Ini kunci pembuka Penjara Bayangan, tempat dikurungnya para dedengkot sekte kegelapan. Jika kau gagal menyegel ulang—dunia ini akan terbakar dalam perang roh.” ucap Resi Kala Dorna,
Untuk menyegel ulang kitab itu, kamu harus melalui tiga tempat" ucap Resi Kala Dorna kemudian
. Goa Gending Lelembut – tempat roh liar bermukim.
Danau Airmata Iblis – dijaga siluman wanita yang menghisap sukma pria.
Candi Daksina – markas utama Sekte Sungsang Langit.
"Baik aku akan kesana resi " sahut Jaka tanpa keraguan.
Resi Kala Dorna hanya bisa merestui niat Jaka, Jaka pergi mencari goa Gending
Ha ha ha
Ha ha ha
Di Goa Gending Lelembut, Jaka disambut suara tawa:
“Selamat datang, Jaka. Mari bermain… dengan kematian.” satu suara menggema dari kedalaman goa, dan tiba tian
Seratus bayangan muncul, mengitari. Jaka memutar cambuknya.
“SATU LAWAN SERATUS!? KUBAKAR KALIAN SEMUA!”
“AJIAN Gelap Ngampar!!”
TRAAARRRRRR!!
JLEGAAAAR
Petir api menyambar goa. Jerit-jerit roh pecah:
“AAARRRGHHHH!!” “PANAAAAS!!”
“SAKITTT!!”
lolongan jerit kesakitan terdengar di sepanjang goa lalu hilang hanya menyisakan bau rambut terbakar yang kental, setelah melewati goa itu Jaka melanjutkan perjalanannya ke danau Air Mata Iblis
baru saja Jaka menginjak kawasan Danau Airmata Iblis, muncul wanita berambut putih.
“Namaku Lela Iblis Sukma. Siapkah kau menyerahkan kenikmatan demi keselamatan?” ucapnya merayu, ia menarik kain tipis yang di pakainya
Tubuhnya memikat, suaranya merayu. Tapi Jaka menutup mata, mengaktifkan Ajian Suket Kalanjana.
“MATI KAU!!”
Cambuk menyambar seperti naga.
BUUAAARRR!!!
AAAAARGH!!!
Siluman itu wanita ituterbakar jadi abu.
Jaka naik ke puncak, ke sebuah candi megah berdarah. Di sana, 7 Tetua Sekte Sungsang Langit berdiri menunggunya memegang senjata dari tulang dan darah.
Jaka mengerahkan Ajian Bengkeleng ,hingga tubuhnya kini berpendar sinar kemerahan
Mati kau !" seorang tetua bergerak menyerang Jaka yang lainnya berpencar mengepung Jaka ,Jaka mengangkat cambuk Gembolo geninya menangkis serangan itu
wuuuut
cletar
duaaar
Ledakan keras terjadi , tubuh tetua itu terpental dan jatun di beberapa meter dengan jeritan yang menyayat hati
tetua yang lain bergerak serentak melihat saudara seperguruan mereka terluka
hiaaaat
hiaaaat
hiaaaat
WUUUUT
TING!!
TRING!
BRUUAKK!!
WUUUUSHH!!
Jaka mengerahkansemua ajian
Gembolo Geni untuk menghancurkan api kegelapan.
Suket Kalanjana untuk menembus dimensi.
Kidang Kencana untuk kecepatan
Tubuhnya melesat dengan cepat
jletaaar
tiap cambuk berbunyi pasti satu tetua roboh, tanah berguncang terkena sabetan cambuk Gembolo Geni
Sampai akhirnya, ia berhadapan dengan pemimpin sekte
Ki Jagat Mala, pengguna Ajian Langit Hitam Abadi.
“Pendekar bodoh… kau pikir bisa mengalahkan gelap?” ucapnya sombong
Jaka menatap tajam. “Aku tidak mengalahkan. Aku membakar gelap itu dari dalam!” sahut Jaka
Wuuuuut
DUAAARRR!!!
ledakan besar mengguncang candi. Tubuh Jaka yang di lindungi ajian Bengkeleng terluka namun masih bisa berdiri walau dengan sedikit sempoyongan .
“GEMBOLO GENI "
" pedang sejagad"
" Ajian Gelap Ngampar!!"
teriak Jaka, ia mengalirkan tenaganya ke cambuk membuat cambuk itu mengeras seperti pedang
hiaaaaat
hiaaaaat
jletar
Booom
Aaaargh
cambuk itu mengenai kepala Ki Jagad Maya membuat Kepala itu meledak menjadi abu.
Kitab pun di segel ulang dengan darah para tetua sekte iti
Jaka duduk di puncak candi yang kini runtuh. Tubuhnya penuh luka. Ia menatap ke sekeliling setelah di rasa aman dia bersemedi di sana