Bayu. Seorang mahasiswa berusia 23 tahun yang berkuliah di Universitas ternama yang ada di Indonesia meninggal setelah kejatuhan pohon besar yang tersambar petir saat dia pulang dari kerja paruh waktunya.
Dia kira dirinya sudah benar-benar mati. namun alangkah terkejutnya dirinya saat menyadari jika dia belum mati dan kembali terlahir di tubuh seorang bocah berusia 10 tahun yang namanya sama dengan dirinya yaitu Bayu. parahnya lagi dia terlempar sangat jauh di tahun 1980. Anehnya Dia memiliki ingatannya di kehidupan sebelumnya di tahun 2025. berdasarkan ingatan Itu Bayu mulai menjalani kehidupan barunya dengan penuh semangat. jika di kehidupan sebelumnya dirinya sangat kesulitan mencari uang di kehidupan ini dia bersumpah akan berusaha menjadi orang kaya dan berdiri di puncak.
Hanya dengan menjadi kaya baru bisa berkecukupan!
Hanya dengan menjadi kaya batu bisa membeli apapun yang diinginkan!
Hanya dengan menjadi kaya aku bisa membahagiakan orang-orang yang aku sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Dunia Yang Jauh Lebih Kelam Dan Brutal.
Bab 35. Dunia Yang Jauh Lebih Kelam Dan Brutal.
Malam itu menjadi malam yang paling mengejutkan bagi semua orang di mana pemandangan para Belanda yang biasanya bertindak arogan menindas orang lain seenaknya benar-benar bersujud dan mohon ampun kepada pemilik warung.
Pemandangan semacam ini pastinya akan menjadi perbincangan hangat, bahkan untuk waktu yang lama. Ini adalah pemandangan yang cukup mengejutkan sekaligus mengharukan.
Dan semua ini terjadi karena seorang pemuda yang nampak sopan dan tidak mencolok, tapi ternyata saat marah dia bisa menjadi brutal, ganas, dan sosoknya berubah menjadi setan yang tak kenal ampun.
Namun, saat berbicara dengan orang yang lebih tua, artinya bukan berbicara dengan para berandalan, sikapnya benar-benar berubah 180 derajat. Hal ini membuat orang-orang cukup mengaguminya. Ya, mereka kagum karena pemuda itu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak, mana yang harus diberi rasa hormat dan mana yang tidak.
Singkat cerita, akhirnya pemilik warung pun memaafkan para berandalan ini. Jika mereka tetap ada di warungnya, apalagi bersujud sampai pagi, bisa-bisa yang ada dia yang kerepotan sendiri. Mungkin orang-orang akan takut untuk makan di warungnya, dan itu bisa menjadi masalah besar yang sulit untuk diatasi.
"Baiklah, Bu. Karena Ibu sudah memaafkan, maka saya akan meminta mereka semua untuk pergi," kata Bayu dengan sangat sopan.
Detik berikutnya, sorot matanya menjadi sangat tajam dan dingin. Wajahnya terlihat bengis dan mengerikan saat memandang para berandalan itu.
"Denger nggak? Lo semua pada punya kuping, kan? Masih mau di sini atau gue hajar? Biar muka lo semua sama kayak nasib bos kalian ini," kata Bayu sambil matanya melirik ke arah si gendut yang masih pingsan.
"I-iya, Bang... kami pergi, Bang," kata salah satu dari mereka mewakili yang lain. Tidak lupa mereka semua juga mengangkat tubuh bos mereka dengan susah payah untuk meninggalkan warung makan tersebut.
"Ya sudah, Bu. Karena mereka semua sudah pergi, saya izin pamit. Assalamualaikum," kata Bayu sambil menundukkan kepala dan mengucap salam.
Kemudian berbalik untuk pergi meninggalkan warung tersebut.
Dengan kompak, secara otomatis semua pengunjung yang ada di sana menjawab salamnya.
"Walaikumsalam."
Setelah segala situasinya menjadi lebih kondusif, akhirnya suasana di Warung makan itu pun menjadi lebih tenang dari sebelumnya. Orang-orang kembali menyantap makanan dan meneruskan obrolan dengan gembira.
Tapi, kebanyakan dari mereka obrolannya berpindah pada bagaimana brutalnya Bayu menghajar para berandalan tersebut. Kemudian ada juga yang bercanda tentang berandalan yang giginya copot, kemudian kesulitan berbicara dengan bahasa yang tidak jelas.
Sebagian dari mereka juga menanyakan siapa sebenarnya Bayu, lalu tentang sikap sopannya kepada semua orang dan sikap bengisnya terhadap para berandalan, seolah dirinya benar-benar bagaikan pemuda yang memiliki kepribadian ganda dalam satu tubuh.
...◦~●❃●~◦...
Tidak lama kemudian, Bayu pun tiba di rumah.
Ia menempatkan sepeda di samping garasi, mengetuk pintu, dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum."
Tidak lama kemudian pintu pun terbuka. Di balik pintu itu terlihat seorang gadis cantik, rambut panjang sebahu, mata jernih, dan juga suaranya terdengar sangat merdu.
"Waalaikumsalam, Kak Bayu," jawab gadis itu yang tidak lain adalah Sindy.
Sindy meraih tangan Bayu, kemudian mencium punggung tangannya sebagai tanda hormat pada yang lebih tua.
Namun saat mata Sindy tertuju pada kantong kresek yang dijinjing oleh Bayu, matanya langsung berbinar. Saat itu juga, senyum yang lebih cerah segera merekah dari bibirnya.
Terlihat betapa bahagianya gadis kecil yang ada di depannya. Bayu hanya terkekeh.
"Nih, di sini ada ayam goreng sambal kesukaanmu," kata Bayu sambil menyodorkan kantong kresek yang ia pegang.
Dengan semangat 45, gadis kecil itu segera menyambar kantong kresek tersebut. Tidak lupa, ia segera pergi ke dapur mengambil tiga piring, tiga sendok, dan juga tiga gelas air putih. Satu untuk dirinya sendiri, sedangkan dua gelas lainnya untuk kedua kakaknya.
Tidak lama, Malik yang baru saja keluar dari kamar mandi menjawab salam Bayu sambil tersenyum.
Luka lebamnya kini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Melihat muka Malik yang sudah tidak terlalu hancur seperti sebelumnya, Bayu pun menghela napas lega.
Malam itu mereka makan dengan suasana penuh keceriaan, terlebih Sindy. Ia membicarakan banyak hal tentang pelajaran di sekolah dan juga tentang teman-temannya yang sangat baik dan ramah.
Ada juga teman-temannya yang bersikap tidak baik dan memusuhi dirinya. Itu terjadi karena dirinya mendapatkan nilai yang bagus di beberapa mata pelajaran, sedangkan temannya itu mendapatkan nilai yang lebih rendah.
Temannya itu melimpahkan semua kesalahannya kepada Sindy. Dia berkata,
"Gara-gara kamu, nilaiku jadi turun. Aku benci sama kamu."
Begitulah kira-kira bagian penting cerita yang ditangkap oleh Bayu dari semua curhatan Sindy.
Setelah selesai makan, ketiganya pun akhirnya beristirahat.
Bayu tidak melanjutkan perburuannya untuk hari ini. Dan jika ditanya kenapa, seperti yang ia katakan sebelumnya, mulai besok, dia akan melatih semua teknik beladirinya. Karena cepat atau lambat, kejadian sebelumnya pasti akan memiliki buntut yang panjang.
Bos mereka tidak akan mungkin tinggal diam begitu saja saat tahu jika salah satu anak buahnya dihancurkan dengan begitu parah oleh Bayu.
Dan di sinilah pertarungan yang sebenarnya. Bukan untuk melawan para kroco-kroco tidak berguna itu, tapi untuk melawan seorang yang jauh lebih kuat. Dan dia adalah seseorang penguasa wilayah utara yang biasa dipanggil Bang Wirya.
Dari mana Bayu tahu hal ini? Tentu saja dengan menanyai para berandalan itu sebelum mereka pergi meninggalkan warung sebelumnya.
Dengan menginterogasi mereka, akhirnya mereka menyebut satu nama yang membuat Bayu memiliki tatapan yang sangat serius.
Flashback on.
Sebelum para berandalan itu pergi meninggalkan warung makan tersebut, atau lebih tepatnya, mereka sudah berada di luar warung, mereka kembali dihentikan oleh Bayu yang membuat para berandalan itu menjadi gemetar ketakutan dan juga was-was, merasa putus asa.
“Tunggu. Gue punya satu pertanyaan lagi dan lo semua harus jawab dengan jujur,” kata Bayu.
Dia ingin memastikan jika apa yang dikatakan oleh Malik sebelumnya tentang orang terkuat yang berada di wilayah utara ini adalah orang bernama Wirya.
Dan apakah geng-geng ini juga termasuk berada di bawah naungannya atau mereka adalah geng dari luar?
Bayu ingin menyelidikinya. Karena jika mereka anak buah Wirya, cepat atau lambat Bayu pasti akan bentrok dengannya.
Kembali Ke Cerita.
Mendengar pertanyaan Bayu, dengan patuh mereka semua pun mengangguk. Itu sangat kompak, seolah seperti anak ayam yang sedang mematuk beras.
Namun, yang jelas di balik rasa patuh itu, mereka tak kuasa untuk mengutuk kemalangan mereka malam ini.
Bagaimana bisa mereka bertemu dengan binatang buas seperti Bayu?
Namun, apa yang dikatakan oleh Bayu berikutnya membuat mereka bernapas lega.
“Apakah geng kalian semua diperintah oleh orang yang bernama Wirya?” tanya Bayu.
Untuk sejenak mereka mengerutkan kening dan saling pandang, ada kebingungan yang membekukan udara, karena mereka tidak menyangka akan ditanya seperti itu. Bagaimanapun, reputasi Wirya sudah menyebar di seluruh pelosok wilayah utara.
Dan jika ditanya mereka salah satu bagian dari anak buah Wirya atau bukan, maka jawabannya bisa dikatakan iya dan tidak.
Iya, karena faktanya, semua setoran uang keamanan yang mereka kumpulkan pada akhirnya akan diberikan kepada orang bernama Wirya itu.
Dan tidak, karena bisa jadi Wirya tidak akan sudi mengakui mereka semua sebagai anak buahnya.
Kenapa?
Jawabannya sudah jelas, karena mereka tidak penting.
Jika dibandingkan dengan geng-geng besar lainnya yang jauh lebih kuat, geng mereka semua adalah teri kecil yang tidak berharga.
Bayu yang melihat mereka semua saling pandang dan tidak menjawab, ekspresi wajahnya pun menjadi gelap.
“Jawab, goblok,” kata Bayu dengan dingin.
Dan benar saja, suara Bayu yang begitu dingin itu langsung menyadarkan mereka semua.
Seolah tidak ingin lalai karena takut dihajar, mereka semua berkata,
“Iya, Bang. Semua uang keamanan ini berada di bawah perintah Bang Wirya. Dan biasanya, hasil setorannya akan diberikan setiap minggu. Tapi, geng kami adalah geng kecil, jadi kami tidak punya hak untuk menyerahkan langsung uang setoran ini kepada Bang Wirya, tetapi melalui perantara anak buah lainnya, yaitu geng yang levelnya lebih tinggi dari kami. Geng kami adalah geng yang baru berdiri selama tiga bulan dan masih dalam masa percobaan, bukan geng yang diresmikan,” jawab salah satu perwakilan dari mereka.
Mendengar hal itu, Bayu pun akhirnya mendapatkan pencerahan baru. Ternyata, geng-geng yang tersebar di seluruh wilayah utara ini juga dibagi dengan sistem level dari yang terlemah hingga yang terkuat. Bahkan, ada geng yang masuk dalam masa training.
“Jelaskan lebih banyak lagi,” ucap Bayu dengan datar.
Begitu saja, mengalirlah semua cerita dari mereka. Dari situlah, Bayu memperoleh informasi yang sangat banyak dan akhirnya mengetahui musuh-musuh seperti apa yang akan menjadi lawannya nanti.
Dari yang mereka semua ceritakan, Bayu bisa menyimpulkan beberapa hal.
Pertama, para geng ini dibagi menjadi tiga.
Geng kelas rendah, geng kelas menengah, dan geng kelas atas.
Geng kelas rendah adalah geng yang masuk dalam masa percobaan. Sementara geng kelas menengah adalah geng resmi yang sudah diakui dan boleh mengklaim satu blok wilayah sebagai tempat kekuasaan mereka. Misalnya daerah satu komplek.
Dan geng kelas atas adalah geng yang bisa bertemu dengan Bang Wirya secara langsung. Mereka semua adalah geng-geng yang kekuatan dan kesetiaannya sudah teruji.
Untuk geng kelas atas seperti ini, wilayah kekuasaan mereka jauh lebih luas, yaitu mencakup wilayah satu kampung. Jadi, di tiap-tiap kampung, para geng ini ditempatkan sebagai penguasa di sana.
Pertarungan antar geng untuk memperebutkan wilayah juga sering terjadi. Ini semua diadakan secara pribadi oleh Bang Wirya. Tujuannya untuk seleksi dan menaikkan level status. Mereka yang menjadi geng kelas atas secara otomatis akan lebih disegani dan ditakuti di jalanan.
Intinya, wilayah utara sendiri sangat luas. Jika dihitung per kampung, maka itu sangat banyak.
Ia hanya bisa menghela napas panjang, menyadari jika dunia jalanan jauh lebih kelam dan lebih kejam dan lebih brutal dari yang ia pikirkan.
Setelah Bayu mendapatkan cukup informasi, akhirnya Bayu pun membiarkan para berandalan itu pergi.
Flashback off.
nggak nyangka langsung up LG makasih Thor 🥰🥰
tumben baru up Thor
aku pake akun suami LG thor hpku rusak😭😭