Rona baru saja sampai di mejanya, gadis itu terkejut saat mendengar suara seseorang yang tidak di duga-duganya menyatakan suka kepada nya.
Restu sosok laki-laki yang menjadi incaran para gadis berdiri sambil tersenyum lebar melihat nya
Akankah dia menerimanya ataukah tidak.
Apakah status sosial tidak membuat bimbang
Simak kisah nya di sini ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Restu berjalan lunglai saat memasuki rumahnya,hatinya begitu sedih dan merasakan begitu bersalah terhadap gadis nya.Raut wajahnya begitu hancur setelah mengetahui sebuah fakta tentang gadis nya.
"Amelia tidak melanjutkan kuliah karena kami bertiga.Amelia memilih untuk bekerja untuk menafkahi Ibu dan kedua adiknya.Ibu tidak bisa membantunya karena ibu mengalami depresi setelah kematian Bapak."ucapan dari ibu Amelia terngiang-ngiang di kepalanya hingga tak lama dia pun sampai di ruang tamu.
Wajahnya masih menyimpan rasa tak percaya tapi apalah dayanya karena semuanya adalah kenyataan nya.Di saat laki-laki itu sedang sibuk dengan pikiran nya tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel.
"Kenapa tuh muka kusut banget? tanya Rafi membuat Restu yang sedang sibuk dengan pikiran nya langsung menoleh dan ikut duduk di sofa.
"Gue lagi galau".jawabnya tanpa semangat membuat Rafi langsung menertawakan nya.
" Ye iyalah galau ".ledeknya masih terus tertawa membuat Restu pun langsung melemparkan bantal sofa tepat di mukanya.
" Hap".kata Rafi langsung menangkapnya.
"Gila elo,lempar-lempar aja. Ngga tau apa kalau wajah ganteng gue terluka bisa hilang kharisma gue sebagai cowok super ganteng".ujarnya membuat Restu langsung kembali melemparkan bantal ke arahnya.
" Muka elo dari dulu segitu-gitu aja, mana ada yang beda".kata Restu membuat Rafi pun langsung melemparkan kulit kacang ke arahnya.
"Dasar elo ya saudara sengklek ngga ada akhlak".gerutunya lagi membuat Restu hanya membuang muka.
" Udah jangan kebanyakan drama Raf,lebih baik sekarang elo kasih gue solusi atau pendapat".
Rafi langsung menatap ke arah sepupunya.
"Bagaimana gue bisa kasih elo solusi kan gua nggak tau apa masalah elo".
Restu langsung nyengir, sungguh laki-laki itu tidak menyadari kalau diri nya belum memberi tau apa masalahnya.
" Sorry gue lupa".
"Belum tua elo bro tapi udah pikun".ejek Rafi begitu senang mengejek saudaranya.
" Gue bukan nya pikun tapi lagi banyak pikiran aja".
"Sama aja.Udah cepat cerita biar gue bisa bantu kasih solusi".katanya tidak sabar menunggu membuat Restu pun hanya menggeleng dengan kelakuan sepupunya.Lalu tanpa bicara dia pun bangun dari duduk nya membuat Rafi mengerutkan kening nya kebingungan dengan apa yang di lakukan oleh sepupu nya.
"He elo mau kemana kok tiba-tiba pergi? tanya Rafi membuat Restu pun berbalik.
"Gue pikir-pikir gue nggak jadi cerita sama elo".
" Loh memangnya kenapa? tanyanya masih kebingungan dengan apa yang di katakan oleh sepupunya.
"Gue mau cari solusi sendiri".ucapnya sambil berjalan menuju anak tangga untuk naik ke lantai dua di mana kamar nya berada.
Rafi langsung mengumpat untuk melampiaskan kekesalannya.Sedangkan Restu terus berjalan dan tidak memperdulikan sepupunya yang terlihat kesal padanya.
Sampai di kamar Restu pun langsung menuju ke arah pintu untuk menuju balkon.
Ceklek
Pintu pun terbuka dan dia pun berjalan di pagar pembatas lalu berdiri di sana.Sesaat angin berhembus membuat rambut nya yang rapih itu pun terlihat bergerak-gerak.
Lalu tangannya langsung mengambil kotak rokok dan korek yang berada di atas meja yang ada di balkon.Tangan nya pun langsung mengambil nya sebatang lalu menyalahkan nya.Perlahan-lahan terlihat asap rokok yang terbang terbawa angin.
Pikiran nya masih tertuju kepada gadisnya.
"Aku kira setelah aku pergi kamu akan baik-baik saja tapi ternyata aku salah, hidup mu ternyata tidka baik-baik saja".batinnya dalam hati.
Lama laki-laki berdiri di sana dengan begitu banyak pikiran untuk terus saja berbicara seakan-akan semuanya berkata
"Ini semua nya adalah salah mu!
Kata-kata terus terngiang dalam benaknya hingga rokok nya habis barulah dia pun kembali masuk ke dalam kamar nya yang menjadi saksi bagaimana diri nya dulu begitu betah berada di dalam nya sebelum semuanya berubah saat diri nya merasakan jatuh cinta. Kamar itu tidak membuat nya nyaman dan betah sebelum bertemu serta melihat wajah cantik gadisnya.
"Semuanya terasa begitu asing sekali".gumamnya dalam hati lalu meraup wajah nya dengan kedua tangan besar nya.
" Apa yang harus aku lakukan? tanya nya bingung.
Sementara di tempat lain.
Amelia kini sedang duduk di jendela kamar hotel yang di sewanya.Kamarnya hotel itu tidak besar jadi cukup untuk dirinya sendiri.Fasilitas nya pun cukup menunjang dengan AC yang bisa membuat siapapun yang menginap akan merasakan kenyamanan yang di berikan oleh hotel tersebut, tapi itu semua tidak bisa membuat hati Amelia tenang setelah dirinya mengetahui hasil dari pemeriksaan Dokter tadi pagi.
Setiap detik, menit dan jam membuat nya berhitung akan hidupnya.Entah berapa lama dirinya bisa bertahan.
Sesaat dirinya pun mengingat akan perkataan Dokter yang memeriksanya untuk melakukan operasi untuk pengangkatan Tumor. Ada kesempatan untuk nya untuk sembuh tapi setelah operasi itu di lakukan maka ada efeknya yaitu dirinya harus siap kehilangan ingatannya.
"Ya Allah, apa yang harus aku pilih?ucapnya dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.
Lama gadis itu dalam posisi duduk di dekat jendela,suasana nya begitu indah jika di lihat dari tempat kini berada tapi entah mengapa semuanya tidak bisa di nikmati nya.
Hingga waktu menunjukkan pukul 1 dini hari barulah gadis itu beranjak dari duduknya menuju ke tempat tidurnya untuk beristirahat setelah meminum obat nya.
Suara deburan ombak pun berbunyi mengusik tidur seseorang.Perlahan-lahan kedua mata yang tadinya terpejam kini pun terbuka lebar.Sejenak dia masih terpaku di atas tempat sambil mengingat-ingat kalau kini dirinya sedang tidak berada di dalam kamar nya.
Setelah beberapa saat kemudian barulah diri nya bangkit dari tempat tidur dan langsung berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan tak lupa dia pun membawa baju ganti.
Beberapa saat kemudian gadis itupun keluar dari dari kamar mandi dengan wajah fresh sehabis mandi.
"Sarapan dulu sebelum pulang".ucapnya dalam hati sambil membereskan semua barang-barangnya.Setelah nya gadis itupun berjalan keluar dari kamar hotel.
Dan di sinilah kini dirinya berada di sebuah tempat makan yang barada tepat di pinggir pantai di mana dari tempat nya kini gadis itu bisa keindahan dari pantai.
"Selfie dulu buat kenang-kenangan sebelum aku lupa".ucapnya pada diri nya sendiri sambil memfoto dirinya sendiri.
Pagi itu setelah selesai sarapan dia pun memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai sebentar.Sungguh dirinya sejenak ingin melupakan semua beban di hatinya yang membuat nya tidak bisa tidur nyenyak bahkan dia juga sejenak melupakan penyakit yang di deritanya walaupun hanya sebentar.
"Tersenyumlah Amelia".ucapnya kepada dirinya sendiri.
Bersambung