ikuti Ig aa_zigant
FB Zigant
Zara begitu kecewa karena Mike membatalkan pernikahannya saat janji suci kurang satu jam lagi. Ketegangan terjadi disalah satu ruang yang disewa khusus untuk menunggu acara ijab kabul. Hingga kedatangan Nathan Wijaya yang seharusnya menjadi saksi atas pernikah kman putri dari rekan kerjanya itu harus diminta menjadi mempelai prianya.
Zara terpaksa mengikuti permintaan Ayahnya. Gadis berumur 22 tahun itu tidak pernah menyangka akan ditinggal begitu saja oleh Mike dan kini menjadi istri dari Pria yang sama sekali tidak dikenalnya.
Nathan Wijaya, Seorang pria yang memiliki sikap dingin dan sombong terpaksa menikahi Zara karena balas budi kepada keluarga Pratama. Nathan meminta pernikahannya untuk dirahasiakan karena alasan bisnis.
Kenyataan pahitnya, walaupun Nathan menikah dengan Zara. Pria itu tidak mau melepaskan kekasihnya. Bagaimana nasip rumah tangga Zara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aa zigant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merahasiakan sementara
Namun, panggilannya tak terjawab. Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar. Akhirnya Tama segera beranjak dari duduknya.
"Tuan, Anda mau kemana?" tanya Diego sang asisten.
"Batalkan meeting hari ini."
Tama langsung pergi begitu saja, hal itu membuat Diego merasa ada yang tidak beres.
Pria itu segera mengambil kunci mobil dan segera menuju lift. Ada rasa khawatir pada bosnya itu.
Mobil yang dikemudikan Diego terjebak macet, pria itu begitu frustasi.
"Arah…, kalau begini aku tidak bisa mengejar Tuan Tama."
Setelah dua jam karena ada kecelakaan, akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Diego mulai jalan.
Pria itu mengemudikan dengan kecepatan tinggi. Diego beberapa kali menghubungi Tama, tapi kini handphone pria itu tidak aktif.
Setelah tiga puluh menit, Diego sampai di rumah tingkat dua itu. Pria itu melihat gerbang terbuka lebar, hal itu tidak seperti biasa.
Pria itu parkir dengan sembarangan, Diego lari saat melihat pintu terbuka.
"Tuan." Diego melihat rumah Tama berantakan.
Serpihan guci dan kaca berhamburan di lantai, Diego langsung naik ke lantai dua, pria itu melihat kamar utama terbuka.
Keadaan sama berantakan, Diego menghubungi pihak berwajib. Setelah itu pria itu keluar dan memanggil tetangga sekitar.
Namun, mereka tidak mendengar sesuatu yang janggal. Setelah dua puluh menit dua mobil polisi datang. Diego menceritakan apa yang terjadi.
Setelah itu empat anggota mengecek seluruh ruangan, hingga ruang kerja Tama.
"Tuan, sepertinya ini buka rampok karena perhiasan masih ada."
Diego diam, ia mencoba menghubungi Nonanya. Namun, wanita itu tidak mengangkat. Hingga suara keributan terdengar di halaman depan.
Diego segera keluar, pria itu menghampiri warga yang mencari Tama.
"Ada apa ini, tuan Tama tidak ada di rumah."
"Di simpang tidak jauh dari taman, ada wanita bunuh diri. Beberapa warga mengatakan jika itu Nona Zeni."
Diego mendengar itu segera masuk mobil, begitu juga beberapa posisi ikut dan sebagian mengecek di rumah Tama.
Di taman sudah banyak warga yang berkerumun, Diego segera menerobos kerumunan. Pria itu begitu terkejut melihat sosok yang tidak asing dengan posisi tali menjerat lehernya.
"Tuan, ini sepertinya bukan bunuh diri, lihatnya mulutnya tertutup. Jika wanita ini niat gantung diri pasti lidahnya keluar atau mulutnya terbuka."
Diego mengangguk, jasad wanita yang tidak lain Zeni segera diturunkan, setelah itu datang ambulan untuk membawa jenazah untuk di lakukan otopsi.
"Apa ada keluarga lainnya?"
"Suami, sedangkan Anaknya berada di Turki ikut suaminya.
Setelah mobil ambulans membawa jenazah Zeni, Diego segera meminta anak buahnya untuk mencari Tuan Tama.
Pria itu menghubungi Zara, tapi anak bosnya itu tidak juga mengangkat.
Diego akhirnya menghubungi Nathan, suami Zara.
Setelah panggilan ke lima, Nathan baru mengangkatnya.
"Halo, ada apa tuan Diego?"
"Apa Nona Zara ada bersama Anda."
"Hem."
"Tuan, Tolong ajak Nona untuk pulang hari ini."
"Ada apa, Bukannya Ayah taman satu Minggu lagi akan Berlin."
Diego akhirnya menceritakan semuanya, Nathan mendengar itu begitu terkejut. Ditatapnya Zara sedang mengetik sesuatu di laptop.
Nathan beranjak dari duduknya."Handphonemu mana?"
"Handphone." Zara mengeluarkan dari tas.
Nathan dengan gerakan cepat segera mengambil dan setelah itu menarik sang istri untuk keluar dari ruang kerjanya.
"Juna, aku akan menjadwalkan pemeriksaan ulang."
"Mau kemana?"
Nathan hanya menatap datar, tapi melihat sahabatnya itu sedang buru-buru Juna segera menghubungi anak buahnya untuk menyiapkan mobil.
Nathan menghubungi Jhon untuk menyiapkan jet pribadi.
"Paman, ada apa?"
Nathan hanya tersenyum, ia akan merahasiakan apa yang terjadi. Pria itu tidak ingin saat ini melihat , Zara sedih.
meski keadaan kepepet gt cari cara lainlah buat menghadapi mike
bukan malah mencium orang yg bukan mahramnya