Amara gadis berusia dua puluh satu tahun ini terpaksa harus menikah dengan seorang pria yang bernama Aska sebagai penebus hutang ayahnya.
Ayahnya kabur begitu saja meninggalkan banyak hutang tanpa Amara ketahui.
Setelah menjadi istri, Aska memerintahkan Amara untuk merawat sang ibu yang sedang terbaring sakit.
Namun suatu saat Aska menikah lagi dengan seorang wanita yang ia cintai bernama Davina.
Jangan lupa Like,coment,vote dan favoritkan🥰🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ༂𝑾𝒊𝒚𝒐𝒍𝒂❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
"Amara............Amara........" Teriak Davina. Membuat Amara yang sedang berisitirahat di kamar terbangun seketika karena mendengar teriakan Davina.
Dia pun segera beranjak dari tempat tidur dan bergegas menghampiri Davina.
"Bisakah kau tidak berteriak terus? aku pusing mendengarnya!" Ucap Amara mengerutkan dahinya.
"Hei.....dasar pemalas, apakah kerjamu hanya santai-santai saja di kamar?" Tanya Davina dengan kesal.
"Apa maksudmu?"
"Lihatlah, ini waktunya makan malam, kenapa sama sekali tidak ada makanan di atas meja?" Gerutu Davina menunjuk ke arah meja makan.
"Aku sudah bilang kalau aku sedang tak enak badan." Jawab Amara dengan santai sehingga membuat Davina kesal.
"Aku tidak peduli, itu urusanmu." Ketus Davina. " Cepat buatkan makan malam!" Titah Davina sambil kedua tangan nya melipat di dada.
"Hei apa kau tuli? Aku sedang tak enak badan, jika kau mau makan, masak lah sendiri untuk apa kau punya tangan tapi tidak berguna?" Amara mulai memanas.
"Oh sekarang kau tidak mau menurut ya?, Baiklah aku akan melaporkan mu ke Aska." Ancam Davina.
Amara berjalan mendekati Davina tanpa rasa takut, rasanya Amara sangat kesal selama ini ia sudah mencoba bersabar atas sikap Davina. Tapi wanita bangs*t itu malah seenaknya.
"Apa kau pikir aku akan takut dengan ancaman mu otu?" Amara menatap tajam ke arah Davina.
Davina geram akan penuturan Amara, ia pikir Amara akan takut dengan ancamannya. Dia merasa sangat jengkel, lalu Davina melayangkan sebuah tamparan ke wajah Amara.
Plaaak..........
Seketika pipi Amara yang putih mulus berubah menjadi merah.
Davina memiringkan senyumnya lalu ia menatap tajam ke arah Davina, tatapan yang menggambarkan kepuasan.
Amara memegangi pipinya dengan satu tangan, dia sudah tidak tahan lagi. Dia lalu mengepal kedua tangannya dengan kuat. Sikap Davina sudah benar-benar keterlaluan.
Amara menatap Davina dengan tatapan yang begitu tajam, seperti sebuah belati yang baru di asah.
Tak disangka, Amara menampar balik wajah Davina.
Plaaaak.......
"Amara........" Aska berteriak sehingga membuat kedua wanita itu terkejut akibat suara yang menggelegar.
Davina sambil memegangi pipinya, ia berlari meringis ke arah Aska.
"Sayang, Amara telah menamparku, hiks....hiks..." Davina menangis mengeluarkan air mata buaya.
Dengan wajah mengerikan, Aska berjalan menghampiri Amara, ia lalu menampar pipi Amara, pipi Amara yang sudah merah di tampar oleh Davina kini tambah memerah dan seketika darah segar mengucur dari sudut bibir Amara.
Davina yang melihat itu pun tersenyum puas.
"Beraninya kau menampar istri dan calon anak ku!" Bentak Aska.
"Tapi dia dulu yang menamparku!" Amara tak mau kalah.
"Apa kau bilang? Tidak mungkin Davina seperti itu," Aska tak percaya.
"Sayang Amara berbohong jelas-jelas dia yang menampar ku duluan!" Sangkal Davina.
"Kau sudah mencelakai Davina, itu sama saja kau sudah mencelakai anakku!" Pekik Aska.
Dada seketika begitu sesak, mendengar apa yang dikatakan oleh Aska.
"Kau jelas-jelas tidak tahu apapun. Apa yang kulakukan , kau selalu merasa itu salahku. Tampar dulu baru bicarakan, apa kau kira aku di tampar tidak merasa sakit?" Tanya Amara dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku juga bisa sakit, Aska! tubuhku memang sakit, tapi hatiku jauh lebih sakit. Kau, kenapa selalu begitu padaku? kenapa?" Teriak Amara. "Sama-sama istrimu. Kenapa hanya jahat padaku? kau jelas-jelas seorang suami, tapi kenapa begitu jahat padaku? kenapa?!" Teriak Amara.
Aska tertegun akan penuturan dari Amara. Baru kali ini ia melihat Amara Semarang itu.
Amara tak habis pikir oleh Davina yang memutarbalikkan fakta, ia juga tak percaya jika Aska akan menamparnya hanya karena wanita siluman ular.
Amara menatap Aska dengan mata penuh kebencian.
Sambil memegangi pipinya yang kemerahan, Amara pun berlari menuju kamarnya lalu mengunci kamarnya.
"Amara.......Amara mau kemana kau!" Panggil Aska tapi panggilan tersebut tak dihiraukan oleh Amara.
Davina yang menyaksikan itu pun seketika tersenyum penuh kemenangan.
khadiran davina tk kn mmpu mngisi kekosongan hatimu.... dan sosok amara perempuan tulus... tk akn prnh trgntikan...
btw aku dari tahun 2025/Grin/