Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu Kah?
Adzan Isya berkumandang saat motor Lola memasuki parkiran kawasan wisata Situ Cipondoh. Lola segera memarkirkan motornya dipandu oleh seorang tukang parkir.
"Jangan dikunci stang ya Neng." pesan tukang parkir.
."Iya bang dah saya kunci rem cakram nya aman." saut Lola sambil telunjuknya menunjuk ke arah rem cakram yang dia kunci dengan baut dan skrup di salah satu lubang cakram nya.
Abang parkir melihat rem cakram Lola dan tersenyum sambil geleng kepala.
"Mantap si Eneng mah safety nya." puji Abang parkir.
"Yo'i bang, kalau ilang kan sayang hehehe." saut Lola sebelum pergi meninggalkan parkiran menuju tempat favorite Daren.
Langkah Lola terhenti Di depan kedai penjual es alpukat kocok.
"Dua ya Bang," kata Lola kepada abang penjual sambil menyerahkan uang Rp20.000.
Tak Berapa lama pesanan Lola jadi, dia pun berjalan menyusuri pinggir danau yang banyak berjajar Cafe di sepanjang jalan yang di lalui. Lola lalu meniti sebuah jembatan yang menghubungkan antara pinggir danau dengan salah satu dataran yang ditumbuhi banyak pohon Rindang mirip sebuah pulau di tengah danau.
Saat kaki Lola sampai di tempat yang di tuju yaitu sebuah bangku panjang yang menghadap ke arah danau dengan pemandangan di ujung danau beberapa gedung bertingkat menjulang. Tampak Daren sedang duduk sambil menunduk dengan kedua tangan menopang kepalanya.
"Pasti berat masalahnya." Lola melangkah pelan sambil bergumam.
"Nih." ucap Lola mengulurkan es kocok alpukat pada Daren tepat di depan wajahnya.
Daren langsung mendongak menatap wajah Lola di bawah sinar lampu dalam gelapnya malam. Seketika ada senyum yang mengembang di bibir Daren.
"Sorry ngerepotin lu malam-malam," kata Daren sambil mengambil es alpukat kocok dari tangan kanan Lola.
"Sans friend, yang penting PJ jangan lupa. Loh harus isi shopeepay gua seperti biasa." saut Lola datar lalu mendudukkan bokongnya sebangku dengan Daren.
"Iya gue tau, di dunia ini nggak ada yang gratis." balas Daren tersenyum tipis.
"Dah, buruan mulai biar gak kemalaman gue." kata Lola mengatur duduknya dengan nyaman sambil bersandar menikmati es alpukat kocok di tangannya.
Daren melirik Lola, cewek yang lebih dari 2 tahun dia kejar cintanya tapi masih belum juga membuahkan hasil tapi malah menjadi sahabat yang paling setia dan juga pengertian.
"Bokap mau kirim gue ke Kanada begitu lulus La." Daren mulai mengawali curhatnya.
"Hmmm,"
"Kalau gue enggak mau, bokap bakal usir kita dari markas. Lu tahu kan arti markas itu buat gue? Gue nggak akan bisa ngebiarin temen-temen gue kembali ke jalanan seperti dulu. Lu juga tahu kan? Mereka sama kayak gue, mereka punya rumah tapi bukan rumah sesungguhnya mereka lebih suka di luar dan di jalan Daripada di rumah karena di situlah mereka bisa menemukan yang namanya kejujuran dan juga perhatian tulus." ungkap Daren.
Saat mengeluarkan sebagian isi hatinya Daren merasa dadanya sedikit lega.
"La."
"Hmm,"
"Gue bisa nggak ya ninggalin kalian semua disini?" tanya Daren sekaligus bertanya pada dirinya sendiri.
"Tanyakan pada rumput yang bergoyang, pasti lo bakal di sangka gila Sueb hahaha," ucap Lola tak mampu menahan tawa.
"Gebleg lo Bar, gue lagi curhat sad tau. Napa lu ngakak hahaha." dumel Daren sambil ikut tertawa.
"Tapi bener juga sih kata lu, kalo gue tanya sama rumput yang bergoyang Gue bakal dimasukin Sumber Waras hahaha." sambung Daren kembali tertawa ngakak.
"Lagian pertanyaan lu tuh aneh, pertanyaan yang bisa ngejawab lo sendiri ngapain lu ungkapin buang-buang energi men. Dah yang simpel aja deh men." kata Lola yang selalu tak mau ribet dalam menghadapi setiap masalah.
"Maksud lo apa Bar? Jelasin." ucap Daren penasaran dengan apa yang ada dipikiran Lola.
"Cita-cita lo apa? Mau jadi gembel apa orang sukses?" tanya Lola melirik Daren dengan ujung matanya.
"Lu tanya apa ngetes sih? Mana ada lagi orang pengen jadi gembel cita-citanya. Ya udah pasti pengen sukses Lah!" saut Daren nadanya mulai meninggi.
" Kalau lu mau jadi orang sukses pasti ada kan sesuatu yang harus dikorbankan. Semisal lu kuliah luar negeri paling 4 tahun, jadi gunain waktu selama itu untuk mencari ilmu bukan hal yang lain. Jadi dengan begitu nggak sia-sia lu udah ngabisin waktu lu ninggalin temen-temen lu itu ada manfaatnya. Begitu lu balik udah pasti lu punya bekel buat jadi orang yang sukses. Paham gak lo?" tanya Lola pandangannya lurus ke depan menembus pekatnya malam.
Plok plok plok.
"Wuih, tumben isi kepala lu lempeng," puji Daren sambil bertepuk tangan.
"Perasaan otak gue lempeng mulu dah, lo ma yang lain yang udah bikin gue sering belok." saut Lola cuek beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana lu? Baru juga bentar." protes Daren.
"Banyak nyamuk Sueb, gue nggak betah sama nyamuk nguing-nguing ditelinga gue." balas Lola.
"Bentar lagi napa." ucap Daren lemah.
Lola kembali mendudukkan bokongnya di bangku dekat Daren.
"Apalagi?" tanya Lola singkat sepertinya dia tahu Daren masih ada ganjalan di hati yang ingin diungkapkan.
"Gue- gue emmm, gue-." Daren terasa sulit meneruskan kalimatnya.
"Iya... lo kenapa?" tanya Lola sambil menoleh ke samping menatap Daren.
"Hadeh, tuh mata bikin jantung gue takbiran." batin Daren sambil membuang pandangannya menghindari tatapan Lola.
"Isshhtt, Lo kenapa sih Sueb?" tanya Lola mulai tidak sabar menunggu apa yang akan Daren katakan.
"Gak jadi. Bukan apa-apa." ucap Daren sedikit gugup.
"Ga je lo, dah lah gue mau pulang." Lola kembali berdiri dari duduknya.
"Oh iya gue mau ngomong sama lu." ucap Lola tanpa melihat Daren.
"Ini mungkin terakhir kali gue jadi teman curhat lo. Untuk kedepannya kalau ada masalah lu jangan hubungi gue." ucap Lola datar.
Ada kelegaan di hati Lola saat menyampaikan apa yang tadi siang mengganjal hatinya.
"Kenapa beb? Lu bosen ya dengerin curhatan gue, gue terlalu ngeganggu lu ya. Sorry cuma sama lu gue percaya dan cuma sama lu Gue merasa nyaman untuk ngungkapin semua apa yang gue rasa setiap ada masalah atau enggak ada masalah." ungkap Daren kecewa dengan apa yang Lola katakan.
"Gue bukannya terganggu tapi ada orang yang lebih berhak dan lebih pantas untuk ada disini dan itu bukan gue. Intinya gue nggak mau nanti ada salah paham ke depannya dan mengganggu hubungan lu sama Nabila." jelas Lola mulai kakinya melangkah meninggalkan Daren.
"Hah? Nabila? Bebeb ngomong apa sih nggak jelas." gumam Daren bingung dengan apa maksud ucapan Lola.
Daren beranjak dari duduknya setengah berlari mengejar Lola menyusui jembatan di atas Danau Cipondoh. begitu jarak mereka dekat Daren menggamit lengan Lola hingga membuat Lola berbalik badan ke arahnya.
"Maksud lo apa beb?" Daren menatap manik mata Lola dengan tatapan penasaran.
"Gue nggak enak sama Nabila kalau terus dekat sama lu. Gue juga kan cewek walaupun barbar." saut Lola sambil memalingkan wajahnya menghindari tatapan Daren.
"Amazing, Yes Daren kek nya doi cemburu dan salah paham. Ini kesempatan buat gue pengen tau Lobar ada rasa gak ma gue." girang Daren dalam hati.
"TANGAN LU SUEB!" teriak Lola kesal sambil menatap tangan Daren yang memegang lengan nya.
..."Pancing pancing kuy,"...