NovelToon NovelToon
Sillent Treatment Suamiku

Sillent Treatment Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fay :)

Sinopsis



Ini berawal dari Nara yang dijodohkan oleh Ayahnya dengan laki-laki dewasa, umur mereka terpaut selisih 15 tahun. Dimana saat itu Nara belum siap dari fisik dan batinnya.


Perbedaan pendapat banyak terjadi didalamnya, hanya saja Rama selalu memperlakukan Nara dengan diam (sillent treatment) orang biasa menyebutnya begitu.


Semua permasalahan seperti tak memiliki penyelesaian, finalnya hilang dan seperti tak terjadi apa-apa.


Puncaknya saat Nara kembali bertemu dengan cinta pertamanya, rasanya mulai goyah. Perbandingan antara diamnya Rama dan pedulinya Mahesa sangat kentara jauh.


Rama laki-laki dewasa, hatinya baik, tidak gila perempuan dan selalu memberikan semua keinginan Nara. Tapi hanya satu, Rama tak bisa menjadi suami yang tegas dan tempat yang nyaman untuk berkeluh kesah bagi Nara.


Pertemuan dan waktu mulai mempermainkan hati Nara, akankan takdir berpihak dengan cinta Rama atau mulai terkikis karna masa lalu Nara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fay :), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Mahesa Adji

  Tubuhnya remuk redam, efek dari lemparan tabrak yang sampai saat ini belum juga diketahui siapa pelakunya dan juga efek dari tubuh yang selama dua hari ini terbaring di ranjang rumah sakit.

   Lukanya sudah banyak mengering, ‘seistimewa pelayanan di rumah sakit masih lebih nyaman melayani diri sendiri di rumah.’ ucapnya menghela nafas.

   Selama perawatan Laras benar-benar bertanggung jawab, mulai dari menjaga dan memenuhi kebutuhan yang Nara butuhkan, bahkan kadang ia sampai membawa laptop kerjanya ke rumah sakit untuk menemani Nara.

   Padahal Nara sudah selalu bilang, dirinya tak masalah meskipun sendiri. Tetapi, Laras tetap kekeh dengan pendiriannya, ingin bertanggung jawab penuh.

   “Kamu yakin sudah sembuh Nar? Ini belum kering sepenuhnya loh lukanya.” Bujuk Laras pada Nara yang sudah siap akan pulang dari rumah sakit, wajahnya belum sepenuhnya yakin dengan kemauan Nara.

   Nara mengalihkan pandang, “aku sudah dua hari disini Laras, luka ini bisa kering sepenuhnya bertambahnya hari ke depan. Ini juga nggak ada masalah yang serius kok, tenang aja.” Bala Nara meyakinkan Laras.

   “Tapi kan …”

   “Nggak ada tapi-tapian, aku dah nggak betah disini pengen ketemu Aiden.” Potong Nara.

   Laras menyentuh tangan Nara yang tak ada selang infus, “Aiden enak loh di rumah nggak rewel, yang penting kamu sehat dulu, sembuh total baru pulang.” Ujarnya negosiasi.

   “Laras …” ucap Nara bernada panjang, matanya memancarkan keyakinan penuh.

   “Oke.” Balas Laras menarik nafas panjang berusaha paham.

   “Tapi kamu tinggal dulu ya di rumah sama Aiden dan Mbak Mirna, beberapa hari aja. Dari pada kamu di hotel, nggak enak loh kasian Aiden nggak bisa main leluasa.” Laras dengan pendiriannya, wajahnya bersulut-sulut memberikan pendapat.

   Nara merasa orang ini begitu baik, memang Nara telah menyelamatkan nyawanya kemarin, tapi dari semua kebaikannya, Nara rasa sudah setimpal.

   “Ya Nara ya …” Laras menunjukkan wajah yang ia imut-imutkan.

   Nara yang melihat penuh wajah Laras seketika tawanya tersembur, “iya, nggak usah sok imut gitu.” disela tawanya.

   Laras langsung merubah ekspresi wajahnya, “emang aku nggak imut.” Terangnya merajuk.

   “Nggak ada imut-imutnya, udah usia nikah tuh.” Ejek Nara.

   Mereka sudah banyak menceritakan isi rumah mereka, biarpun baru kenal, tapi Nara dan Laras merasa diri mereka sejalan dan satu frekuensi.

   Laras yang mendengar godaan Nara langsung mendatarkan wajahnya, akal sehatnya seperti mengulang hari-hari berat miliknya.

   Nara yang sadar akan keterdiaman Laras seperti tertangkap penuh kesalahan, “eh aku salah ya, maaf dong. Aku nggak maksud gitu kok.” Ungkap Nara menggenggam tangan Laras.

   Laras menarik sedikit ujung bibirnya, “nggak papa kok.” Namun tersirat kesedihan di wajah yang biasa mudah tertawa itu. “Aku mau lihat dokternya dulu ya.” Pamit Laras.

   Belum mendengar jawaban Nara, Laras sudah melenggang tubuhnya keluar dari ruang rawat.

   Nara memperhatikan tubuh yang mulai menghilang dari balik pintu, perasaannya jadi nggak enak, karna ucapan yang menurutnya hanya bercanda rupanya langsung merubah mood seorang Laras. ‘jadi nggak enak gini.’ 

*

*

*

   Pepohonan rindang mengiringi jalan mereka, hawanya sejuk tenang dan nyaman. Selepas ijin dari dokter diperboleh pulang, Laras langsung memboyong Nara untuk ke rumahnya.

   “Laras, aku benar-benar minta maaf ya kalo kamu tersinggung.” Nara memilin tangannya ragu-ragu, rasanya ada yang menghimpit hatinya karna merasa bersalah.

   Laras menoleh sebentar kearah Nara, “santai aja gak si. Aku udah siapin kebutuhan kamu di rumah loh.” Ucapnya mengalihkan pembicaraan.

   “Kamu repot-repot banget Ras, padahal kamu sudah bertanggung jawab meskipun ini bukan ulah kamu.” Nara begitu bersyukur ditanah kelahiran orang lain ini menemukan orang sebaik Laras.

   “Orang aku emang baik orangnya.” Ucapnya songong sekali mengejek Nara.

   Tawa Nara langsung lepas melihat wajah Laras yang nggak jelas sambil melet-melet.

   “Aku seneng banget punya temen di rumah Nar, Mbak Mirna juga bantu-bantu dirumah, mau digaji berapa ya.” Selera humor Laras tinggi, joksnya selalu mencairkan suasana.

   Nara selalu mengangkat bibirnya tersenyum, ada saja bahan omongannya, mungkin berlama-lama dengan Laras bisa awet muda karna keseringan ketawa.

   “Apa deh kamu Ras.” Nara menabok pelan bahu Laras.

   Nara seakan lupa dengan tujuannya, baru sampe di kota orang mengalami insiden yang mengharuskan dirinya dirawat di rumah sakit dan sekarang langkah awal apa yang akan ia ambil ke depannya.

*

*

*

   “Yuhu …. Sampek.” Girang Laras begitu turun dari kemudinya.

   Pelataran rumah yang tak terlalu besar, rumahnya minimalis tapi terlihat rapi dan begitu feminim. Ada beberapa tanaman yang terjejer rapi ditembok, rumah bercat biru muda dan tua mendominasi.

   Pandangan Nara memutar melihat seisi keadaan di ruang lingkup rumah Laras.

   “Maaf ya rumahnya kecil.” Laras merangkul pundak Nara pelan membawanya ke dalam huniannya.

   “Apaan, rumah mu bagus Ras rapi lagi.” Ungkap Nara sungguh-sungguh.

   Begitu masuk ke dalam rumah, retinanya mengedar melihat seisi rumah yang setingannya memang cocok dan berkonsep wanita sakali.

   “Mbak Mirna, Aiden …. Mama Nara pulang.” Teriak Laras sebelum memasuki ruang tengah.

   Nara yang melihat tingkah Laras hanya geleng-geleng kepala, ‘seru banget anaknya.’ batin Nara juga menghangat.

   Laras tersenyum melihat Nara yang tengah berpelukan hangat dengan Aiden, ada getar yang juga ikut merasa penuh haru di dalamnya.

   “Buk, saya baru saja selesai masak di belakang. Apa mau disediakan sekarang?” Sambung Mirna yang baru muncul dari ruang belakang.

   “Boleh.” Balas Laras tersenyum.

   

*

*

*

   Meja makan yang hangat, bukan seperti berdiam diri depan makanan yang sudah tersaji, nuansanya harmonis. Laras merasa begitu bahagia, sekarang rumahnya tak begitu sepi seperti biasanya.

   “Gimana besok-besok kalo sudah ngerasa sembuh banget, kita jalan-jalan yuk, sama Aiden dan Mbak Mirna juga.” Celoteh Laras sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya.

   “Hem, boleh deh. Tapi jangan lupa antarkan aku ke Rajawali ya.” Timpal Nara.

   Laras memusatkan pandangannya ke Nara, “oh iya, siapa nama suami mu Nar?”

   “Mahesa Adji.”

   Sesuap nasi yang akan hinggap ke dalam mulut tertahan, pandang Laras langsung kosong, tubuhnya diam kaku. Seperti pikirannya tak lagi ada di tempatnya.

   Nara yang menunduk menikmati makanannya, mendongak melihat Laras yang tak lagi berbicara.

  “Kamu kenal Ras?”

~

1
Al Ghifari
bodoh bngt si Nara biar cepat ketahuan SM Rama ceraiin aja Rama istri tdk tau diri
Fay :): hehe.. sabar kaka 😁
total 1 replies
Al Ghifari
cepat ketahuan dong SM suaminya lgsg cerai aja
Fay :): ntar dulu, di perpanjang dulu ceritanya kak 😁
total 1 replies
L3xi♡
Nangis deh 😭
Fay :): sedih ya kak 😢😢
total 1 replies
pEyt
Jelasin semua dengan detail
Fay :): siap kak.
masih outor amatir, kritik dan sarannya sangat diperlukan.
terima kasih.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!