Deskripsi.
Ivona wanita cerdas, tangguh dan Licik usianya kini beranjak dua puluh delapan tahun. Saat ivona membeli cake untuk merayakan hari ulang tahunya kejadian naas menimpanya ivona ditabrak sebuah Truk. Tubuhnya melayang di udara dan terpental jauh. Matanya menatap nanar cake yang sudah hancur. Ivona terkekeh sesaat sebelum menutup mata.
"Bahkan aku tidak diberikan kesempatan meniup lilin untuk terakhir kalinya. Batinya menutup mata".
Seakan takdir mempermainkannya. jiwa Ivona memasuki raga Selir Putra Mahkota yang terkenal dingin dan kejam.
"Siall...
"Kenapa aku harus memasuki tubuh lemah ini, "Dan ingatan apa ini?
"Oo..shhiitt...
"Kenapa pemilik tubuh ini perempuan murahan
"Cinta sih cinta tapi gak juga sampai melakukan Hal sehina itu.
Umpatnya saat mengetahui semua ingatan perempuan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE. 34
Permata hatinya sudah di genggamanya.
Seperti biasa...Para Kasim dan pengawal akan menjadi gila saat mendengar suara suara aneh itu.
Apalagi sang Kasim Tua. Ingin sekali mengutuk Putra Mahkota itu. Dirinya beberapa bulan ini merasa hidup di dunia lain.
Putra Mahkotanya memang tidak berubah.
Tetapi Putra Mahkota seakan punya sisi yang lain Sejak menikahi selir kelima.
Putra Mahkota bisa berubah menjadi orang lain di depan selirnya itu.
Lain halnya jika di depan para bawahannya. Kekejaman dan sifat dinginya masih sama.
Sang Kasim tua..keluar dari Istana itu. Dirinya yang perjaka Tua menjunjung tinggi kesucian telinganya.
Dia ingin keluar menyucikan pikiranya dari suara suara aneh itu.
Saat dirinya melewati pengawal Bingwen..Kasim tua itu meliriknya.
Kemudian mendengus pergi.
"Percuma berbicara sama manusia tembok. Batinya.
Sementara Bingwen tetap memasang wajah datarnya. Dirinya tidak perduli dengan sikap Kasim tua.
Bahkan suara suara yang di dengar dari kamar Putra Mahkota seperti angin malam yang berlalu baginya....
"Huuufff... Ivona mengembuskan nafas panjangnya.
Ivona merasa sesak melayani suaminya itu. Bahkan perutnya yang menonjol itu seakan tidak di hiraukan suaminya lagi.
" Aku lelah..
Ivona berguman sambil memejamkan matanya. Tenaganya sudah habis terkuras.
Peluh membanjiri tubuhnya.
Tangan kekar Ba Xi'an menariknya kedalam dekapannya.
" Tidurlah...maaf sudah membuatmu lelah.
Ba Xi'an mengecup sayang kening istrinya.
Jari-jari panjangnya menyeka peluh yang membanjiri wajah putih porselen itu.
Jantungnya masih bergemuruh. Suasana hangat seperti ini tidak pernah di bayangkannya sebelumnya.
Rasa cinta dan sayangnya sudah berakar untuk istrinya.
Malam ini bahkan sang bulan menutup mata di balik awan hitam. Merasa malu menyaksikan adegan panas Putra Mahkota itu.
*
Suara Kicau burung menari di danau dekat Istana utama.
Suara angin menghembus daun daun yang berguguran. Matahari telah naik menampakkan wajahnya.
Wanita yang berparas anggun dan cantik itu merasakan deruh nafas dan tenang dari pemiliknya. Kelopak mata biru safir itu berkedip mengumpulkan nyawa wanita itu.
Ivona mengeliat. Di hadapannya terpampang jelas wajah yang begitu damai.
Tidak ada rahang tegas, mata legam sedalam lautan itu juga tertutup rapat.
Tersisa wajah tampan bak titisan Dewa.
Ivona menyukai pemandangan yang menghangatkan jiwanya.
Jantungnya bergemuruh mengingat bibir yang melahapnya itu.
Lelaki itu sungguh jauh berbeda dari profilnya.
"Apakah aku begitu tampan?
Ba Xi'an berucap dengan mata tertutup dan sebuah senyuman terpatri di bibirnya.
"Iya yang Mulia..
Ivona tidak menampik. Ivona merasa suaminya adalah sosok tampan dan sempurna yang sangat sulit di gapai.
"Bukankah adikmu yang paling tampan seantero negeri ini?
Tanyanya menunjukkan ketidak sukaanya
"Bibir Ivona tersenyum manis.
"Apakah yang Mulia cemburu?
Ba Xi'an membuka mata legamnya.
Menatap lekat Biru safir Ivona.
"Aku cemburu...sangat cemburu.
Bisiknya sambil menarik Ivona kepelukanya.
Lalu mengecup singkat bibir manis Ivona.
"Jangan lagi bibir ini memuji pria lain.
"Hanya aku yang bisa kamu puji.
"Dan hanya aku duniamu.
Tekanya dengan wajah serius
Ivona terkekeh kecil.
" Baik yang Mulia.
" Panggil aku suami dari sekarang.
Titah dengan raut wajah serius.
"Baik suamiku.
Ivona menurut.
Dia tidak menolak.
"Memang seharusnya seperti itu. Batinya.
Ba Xi'an sangat senang saat bibir istrinya itu memanggilnya suami.
Bahkan Ba Xi'an mengecup berulang ulang bibir Ivona seakan memberikan penghargaan. Membuat bibir Ivona kebas.
Di istana Megah. Di ruangan itu sang Ibu Suri begitu antusias menyiapkan acara perjamuan teh hari ini.
Semua istri pejabat segala penjuru di undangnya bahkan negara tetangga
Para pelayan bahkan geleng geleng melihat Ibu Suri yang sangat berenergi hari ini.
" Apakah gaun cucu menantuku sudah diantar ?
"Sudah Yang Mulia.
Dayang pribadinya menjawab dengan sopan.
"Sekarang bantu aku siap siap.
"Sebentar lagi akan datang para tamu.
Sementara di ruangan Putra Mahkota.
Sekeras apapun para pelayan Ibu Suri yang membantu Ivona bersiap pasti berujung penolakan.
Ivona tidak suka tubuhnya di sentuh. Ivona mengurung dirinya lama di kamar mandi. Ivona berendam lama di bak mandi itu.
Dirinya tidak perduli dengan suasana di luar yang sibuk mengingatkanya untuk cepat bersiap karena acara akan segera dimulai.
Dengan malas Ivona menyelesaikan ritual mandinya.
Lalu Mengunakan gaun sutra Phoenix . Memakai make up tipis tetapi begitu cantik dan elegan. Saat dirinya keluar kamar. Semua mata terpana akan kecantikannya.
"Wahh.. Nyonya sangat cantik..pekik Ana
"Selir kelima sangat cantik seperti Dewi.
Puji ketua pelayan Ibu Suri.
Para pengawal menelan salivanya...wanita yang mereka kawal saat ini bak titisan Dewi.
Wajah putih seperti porselen, wangi semerbak yang di keluarkan tubuh Ivona membuat para pelayan dan pengawal seperti melayang melambung tinggi di udara.
Di aula istana megah milik Ibu Suri. Para undangan Di segala penjuru mulai berdatangan. Ba Xi'an sedari tadi melirik ke arah pintu masuk. Memikirkan sang istri yang tak kunjung tiba.
Sang kaisar yang melihat raut wajah Putranya yang begitu gelisah menggelengkan kepala.
"Jika sudah terkena racun Cinta.
"Akan membuat orang menjadi gila.
"Bahkan orang kaku sekalipun. Batinya.
Permaisuri menggenggam tangan Putranya.
" Selir kelima sedang menuju kesini.
"Yang Mulia Putra Mahkota lebih bersabar lagi.
Ba Xi'an menggangguk. Nanti Dia akan mematahkan kaki para pengawalnya itu jika dirinya menerima laporan yang tidak memuaskan.
Selir pertama dan kedua yang melihat raut kegelisahan Putra Mahkota hanya bisa menggertakkan giginya.
Ingin sekali mereka menutup pintu masuk itu. Supaya Putra Mahkota tidak terus memandangnya.
"Tidak tahukah Putra Mahkota bahwa kamu juga tak kalah cantik dari wanita murahan itu.
Batin keduanya.
"Selir kelima telah tiba
Suara Kasim menggema di aula itu.
Para hadirin yang sibuk bercengkrama menghentikan suaranya.
Mereka penasaran dengan wajah selir kelima yang konon katanya mempunyai wajah yang begitu cantik dan bisa meruntuhkan tembok es milik Putra Mahkota Ba Xi'an.
Ivona memasuki aula itu langkahnya yang anggun membuat jantung Ba Xi'an sang Putra Mahkota bergerumuh bak ombak di lautan tak berujung.
Para lelaki yang hadir di aula itu menelan air liurnya yang seakan menetes.
Langkah kaki Ivona di aula itu bak Dewi yang sedang menuju singgasana.
'Salam kepada Yang Mulia Kaisar dan Putra Mahkota. Kiranya Dewa Agung selalu menyertai yang Mulia dan Putra Mahkota.
Ivona menyapa para petinggi utama itu satu satu. Bahkan selir pertama dan kedua mendapatkan hormat darinya.
Apalah daya Ivona yang hanya selir kelima dan seorang junior
Kepala Ivona rasanya berputar putar setelah memberi hormat para petinggi istana itu.
Ivona duduk dengan anggun.
Matanya melirik kesana kemari.
"Ckk..
Ayahnya yang berstatus Baron tidak punya hak menghadiri acara ini. Hanya bangsawan tinggi dan para kaisar serta Putra Putrinya yang menghadiri acara perjamuan.
Ivona baru kali ini menghadiri sebuah acara perjamuan semenjak dirinya menempati dunia baru itu.