Cinta Sang CEO Arogan

Sepulang mengantar Mama dan Papa Fatma ke bandara Lion dan Fatma jalan jalan mengelilingi kota.

Mereka singgah di taman kota, mereka duduk berdua di bangku taman sambil bersendau gurau.

" Mas, boleh aku bertanya? " tanya Fatma.

" Mau tanya apa Honey tentu saja boleh, " jawab Lion.

" Sejak kapan Mas menyiapkan mansion dan pesta pernikahan kita? Terus undangan itu sejak kapan Mas menyebarnya? Yang datang lebih dari 1000 orang, " tanya Fatma dengan memandang wajah Lion.

" Aku menyiapkan mansion itu sejak kepergianmu setelah malam itu aku menyiapkan semua dengan harapan suatu saat nanti aku menemukanmu dan hidup bahagia bersama anak anak kita, " jawab Lion sambil tersenyum tulus kepada Fatma.

"Sedangkan undangan itu seminggu yang lalu di sebar oleh Alex semua pesta pernikahan ini yang Mama, Rehana, dan Mom yang menyiapkan, " lanjut Lion.

" Mama Rehana, jadi Mama dan Papa tahu kalau kita akan menikah di tanggal itu?" tanya Fatma.

"Ya Mama, Mom, Papa dan Dad tahu malah Om Daniel pun ikut ambil bagian dalam persiapan, " ujar Lion.

"Jadi hanya aku yang tidak tahu, kalian semua jahat, " ucap Fatma pura pura merajuk.

"Semua ini kejutan untukmu Honey, " ucap Lion memeluk Fatma dan mengecup puncak kepala Fatma.

Fatma menghangat dengan perlakuan Lion dia tersenyum manis.

" Terima kasih atas segalanya yang Kamu berikan padaku, " ucap Fatma sambil membalas pelukan Lion.

"Sama sama Honey, " makin mengeratkan pelukannya.

"Ayo kita pulang hari sudah siang di sini panas aku takut nanti Kamu mengalami dehidrasi, " ucap Lion dan mengajak Fatma untuk pergi meninggalkan tempat itu.

Mereka berjalan beriringan menuju mobilnya.

Lion mengemudi mobil dengan sesekali melirik Fatma yang sedang asyik memandang keluar jendela.

Sesampainya di mansion Lion memakirkan mobilnya di garasi dan mengangkat Fatma yang sudah tertidur lelap, memindahkannya ke kamar.

Kini di mansion Lion sudah ada 5 orang pelayan yang akan membantu Fatma mengurus mansion mereka.

Pelayan itu terdiri dari 3 orang laki-laki yang bertugas sebagai Satpam, Sopir pribadi Fatma dan Tukang kebun, sedang yang perempuan 2 orang membantu Fatma mengurus mansion.

Ketika Lion sudah sampai di depan pintu mansionya seorang pelayan bergegas membuka pintu.

" Selamat datang Tuan, " ucap pelayan setengah baya itu sambil menunduk hormat.

Lion hanya membalas dengan anggukan dan melanjutkan langkahnya menuju ke kamar mereka.

Dibaringkannya tubuh Fatma ketika mereka sudah sampai di dalam kamar.

Lion pun ikut berbaring di samping Fatma sambil memeluk tubuh Fatma erat seakan akan takut kembali kehilangan Fatma.

Fatma dan Lion terbangun ketika sore hari

setelah mandi mereka duduk di sofa ruang keluarga sambil menonton acara televisi.

Ketika Fatma menonton sebuah iklan makanan tiba-tiba dia ingin memakannya.

Lion yang menyadari perubahan raut wajah sang istri pun bertanya.

" Ada apa Honey apa kamu menginginkan sesuatu ? " tanya Lion.

"Bolehkah aku meminta donuts? Tiba tiba aku ingin memakannya, " tanya Fatma.

" Tentu Honey aku akan menyuruh orang untuk membelikan, " ucap Lion sambil ingin menghubungi seseorang tapi Fatma mencegahnya.

"Aku ingin kita pergi membelinya sendiri, " bujuk Fatma.

"Tapi udara di luar sangat dingin Honey, hujan pun sedang turun, " kata Lion.

"Please kita beli sendiri ya, Mas, " bujuk Fatma sambil memasang puppy eyes andalannya.

"Baiklah tapi pakai jaketmu dulu baru kita pergi, " ucap Lion sambil mengulurkan sebuah jaket.

Fatma segera menerima jaket itu dan bergegas memakainya.

Mobil Lion melaju membelah hujan, jalanan kota malam ini sedikit lenggang mungkin karena hujan mengakibatkan mereka malas keluar.

Setelah mendapat apa yang di inginkan Fatma dan Lion kembali ke mansion, menikmati donut itu di kamar di temani secangkir teh jahe dan susu hangat.

" Honey apa dulu di awal kehamilan kamu sering merasakan mual? " tanya Lion sambil menemani Fatma yang asyik menikmati donutnya.

"Jarang bahkan bisa di bilang tidak pernah, " ucap Fatma sambil menyuapkan donut ke mulut Lion.

Lion menerima suapan itu dia menikmati kebersamaannya bersama Fatma.

"Mungkin baby kita lebih sayang padamu Honey, sepertinya dulu aku yang mengalami morning sickness setiap pagi, " ucap Lion sambil mengecup perut Fatma.

"Benarkah? Apakah setiap pagi hari Kamu muntah? " tanya Fatma sambil menatap Lion.

"Ya bahkan pernah sampai membuat Alex panik karena tubuhku lemas akibat terus muntah dan aku jatuh pingsan, " kata Lion.

Fatma mendengarkan cerita Lion dengan menatap iba padanya.

"Maafkan aku dan baby kita Mas yang membuatmu tersiksa, " ucap Fatma.

" Untuk apa meminta maaf Honey, aku bersyukur bisa merasakan itu semua dengan itu aku bisa merasakan keberadaan si kecil, " ucap Lion.

" Kamu tahu setelah aku pingsan malah membuat jengkel Alex karena aku meminta buah mangga yg baru di petiknya, harus dia sendiri yang metik toh aku faham kalau Alex takut ketinggian, sepertinya baby kita sama sepertiku yang suka melihat Alex tersiksa, " ucap Lion sambil tertawa geli mengingat ekspresi Alex saat itu.

" Dasar Dad dan anaknya sama saja suka menindas orang, " ucap Fatma ikut tersenyum.

" Ada yang lebih parah lagi Honey setelah aku muntah di tengah malam malah menginginkannya bubur ayam yang ada di depan kantor tempat kami bekerja, padahal saat itu baru pukul 1malam aku membangunkan Alex dan mengancam akan membakar apartemennya jika dia tidak segera datang padahal aku tahu waktu itu dia baru tiba di Indonesia pukul 12 malam setelah mengikuti meeting di New York waktu itu, " ucap Lion.

"Aku ingat pasti ketika Alex ke perusahaan Mr Daniel untuk menanda tangani kontrak kerja sama, " ucap Fatma menyela Lion yang sedang bercerita.

"Ya kamu benar, dan Alex pun bela belain tengah malam membantu penjual bubur ayam itu membuat bubur mulai dari memotong ayam membersihkan hingga mengiris bawang, aku tidak bisa bayangkan bagaimana raut wajah Alex saat itu, " sambung Lion sambil tertawa lepas.

Fatma yang melihatnya ikut ketularan tawa itu.

"Kasihan sekali Alex nasibnya sangat tragis memiliki teman sekaligus bos yang kejam, " ucap Fatma sambil masih tertawa.

"Ingat Honey, bos kejam ini sekarang adalah suamimu, " ucap Lion sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iya, iya aku ingat, " kata Fatma sambil menuju tempat tidurnya setelah menghabiskan donutnya.

Lion menyusul Fatma berbaring di tempat tidur sambil miringkan badannya agar bisa memandang sang istri.

Fatma merasa curiga dengan tatapan yang Lion berikan.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu Mas?" tanya Fatma.

"Honey bolehkah aku menengok baby kita?" tanya Lion sambil mencium ceruk leher Fatma.

Lion sengaja melakukan itu untuk membuat Fatma pasrah.

Lion sangat hafal dimana titik sensitif tubuh Fatma.

Fatma yang sudah merasa terbuai oleh sentuhan yang di berikan Lion pun hanya mengangguk sebagai jawaban.

Bagai anak kecil yang mendapat ijin oleh ibunya Lion pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.