NovelToon NovelToon
Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung

Status Sahabat Menjadi Ibu Sambung

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / Beda Usia / Persahabatan / Tamat
Popularitas:529.3k
Nilai: 5
Nama Author: Idha_Whaty18

Mengisahkan seorang gadis cantik bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian memilih dijodohkan oleh sahabat karibnya yang bernama Erika Dwi Bramantio untuk menjadi ibu sambungnya. Berbagai cara yang dilakukan Erika untuk mendekatkan sahabatnya dengan sang ayah yaitu Mandala Putra Bramantio.

Akankah Erika berhasil mendekatkan sahabatnya dengan papanya yang memiliki sifat yang super dingin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idha_Whaty18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34

Happy Reading 🤗

...🌹🌹🌹...

Keesokan paginya di Hari Minggu Rita kembali mendatangi kediaman Ismalia untuk membicarakan perjodohan antara Ismalia dan Mandala yang akan dilakukan acara pertunangan terlebih dahulu. Rita sebelumnya ikut khawatir karena akan ada orang ketiga yang akan hadir menggoda Mandala. Oleh karena supaya sedikit memperkuat ikatan harus dilakukan pertunangan antara Ismalia dan Mandala.

Sang sopir dan Rita kini telah menelusuri jalan sempit menuju rumah Ismalia. Sesampainya di teras rumah Rita mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Assalamualaikum..." ucap Rita yang kemudian disahuti oleh orang rumah yaitu Ibu Mastiara.

"Wa'alaikumussalam...Eh, silahkan masuk."

"Iya, terima kasih."

"Maaf Bu Rita, nak Is nya lagi keluar sebentar ke warung. Mungkin sebentar lagi juga datang." ujar Mastiara.

"Eh...tidak Bu Mastiara. Saya ke sini hanya ingin membicarakan sesuatu ke Ibu mengenai Ismalia dan Mandala."

Mastiara jadi penasaran yang ingin dibicarakan oleh Rita mengenai mereka.

"Maksudnya mengenai mereka? Emangnya mereka kenapa?" tanya Mastiara.

"Begini Bu...."

Rita menceritakan kejadian 2 hari yang lalu mengenai Sofia yang secara terang-terangan mencoba menggoda Mandala. Walaupun hal tersebut tidak direspon oleh Mandala tetapi tetap saja menjadi kekhawatiran bagi Rita sendiri dan sang cucu Erika.

Mastiara yang mendengarkan cerita Rita juga bergidik ngeri. Ia tidak habis fikir ternyata masih ada wanita yang begitu kecentilan dan menggoda pria secara terang-terangan dihadapan keluarga Mandala. Seperti tidak ada malu dan tidak mempunyai harga diri saja fikir Mastiara.

"Astaghfirullah...Kok ada ya, Bu. Wanita yang seperti itu. Saya yang mendengarnya saja juga rasanya malu, Bu."

"Ya begitulah, Bu Mastiara. Oleh karena itu saya ingin mendengar pendapat Ibu Mastiara bagaimana kalau mereka berdua kita tunangkan saja terlebih dahulu. Setidaknya sudah ada ikatan. Untuk tempat dan lainnya kita buat sederhana saja hanya mengundang para kerabat terdekat."

"Bagaimana ya, Bu. Saya tidak bisa mengambil keputusan, semua ada pada Ismalia. Saya setuju saja apabila hal yang terbaik bagi Is."

"Ya, saya mengerti. Sebelum membicarakan hal ini ke Is alangkah baiknya, saya bicarakan ini ke Ibu Mastiara selaku orangtuanya."

"Kalau begitu kita tunggu saja Is pulang dari warung." ujar Mastiara sambil mengambil air dan cemilan di dapur untuk disuguhkan.

Tak lama Mastiara pun datang dengan sebuah nampan berisi air dan cemilan lalu disuguhkan diatas meja sambil menunggu kedatangan Ismalia pulang. Mereka pun berbincang-bincang mengenai persiapan pertunangan Ismalia dan Mandala hingga berakhir dengan candaan.

20 menit kemudian Ismalia pulang masuk langsung mengucap salam. Dilihatnya sebuah mobil terparkir yang tidak jauh dari gang menuju rumahnya. Ismalia sudah mengetahui bahwa fikirnya Erika yang datang ke rumahnya. Namun ternyata ketika memasuki rumah Nenek Rita yang datang.

Ismalia segera menyalami tangan Rita dan sang sopir lalu duduk di samping sang Ibu Mastiara. Mastiara mengambil kantong yang dibawa Ismalia ke dapur lalu kembali mendekati Ismalia.

"Nenek ke sini sendirian. Mana Erika, Nek?" ucap Ismalia sambil matanya mencari keberadaan Erika.

"Nenek kesini tidak bersama Erika. Nenek juga tidak pamitan sama Erika karena Erika masih molor. Hehehe..."

"Kebiasaan tu anak. Oh ya Nenek udah lama datangnya?"

"Lumayanlah, sampai udah habis satu cangkir teh buatan Ibumu. Hehehe..." Ucap Rita sambil ketawa begitu juga yang lain.

"Begini, Is. Nenek Rita kesini ada yang ingin beliau bicarain sama kamu."

"Ya, Is. Nenek kesini meminta pendapat kamu bagaimana kalau pertunangan antara kamu dan Mandala dipercepat."

"Maksud, Nenek? Mengapa dipercepat, Is kan belum Ujian Kelulusan?"

"Karena...." Rita pun menceritakan hal yang diceritakan ke Mastiara kini ke Ismalia kembali.

"Bagaimana, Is. Apa kamu setuju?"

Ismalia tampak berfikir sejenak dan menoleh ke Ibunya yang juga menatapnya.

"Kamu tenang saja acara pertunangan ini hanya dihadiri kerabat dan keluarga terdekat saja. Setelah kamu lulus barulah melangsungkan acara pernikahan." jelas Rita meyakinkan Ismalia.

"Bismillah. Ya, Nek. Is setuju."

Semua yang ada diruangan tamu tersebut dengan serentak mengucapkan Hamdalah. Hanya tinggal memberitahu sang Ayah Mardian tentang acara pertunangan antara Ismalia dan Mandala yang akan diadakan dalam kurun waktu dua hari lagi pada malam hari.

Begitu lama perbincangan mereka, Rita dan sang sopir berpamitan pulang. Rita mengeluarkan sesuatu dari tasnya diberikan ke Ismalia untuk membeli keperluan seperti keluarganya yang lainnya. Sedangkan untuk pakaian Ismalia dan yang lainnya Rita yang akan menyediakan.

Setelah berpamitan Rita menelusuri jalan menuju mobilnya terparkir. Di dalam perjalanan Rita begitu tersenyum senang. Bahkan sang sopir pun ikut tersenyum dibalik kaca spion mobil. Terlena dengan senyumnya, Rita mengambil ponsel dalam tasnya untuk menghubungi Mandala. Rita mengirim pesan singkat untuk lebih cepat pulang ke rumah.

...🌹🌹🌹...

Mandala yang juga dalam perjalanan menuju Cafe Fortune melirik ponselnya yang berbunyi menampilkan pesan dari sang Ibu. Mandala mengetik membalas pesan tersebut lalu pandangannya kembali menatap ke luar kaca mobil. Ridwan menoleh sebentar ke Mandala lalu kembali ke layar Tablet di tangannya.

10 menit kemudian mobil Mandala terparkir didepan Cafe Fortune. Mandala dan Ridwan keluar dari mobil langsung menuju ke dalam Cafe. Mereka menuju ke ruangan VIP yang sudah dipesan oleh Rico. Tampak Rico dan Sofia yang sudah menunggu kedatangan mereka. Senyum dibibir Sofia merekah melihat Mandala yang begitu tampan sekali hari ini.

Ridwan menoleh ke Mandala yang begitu kurang nyaman dengan kehadiran Sofia. Rico berjabat tangan dan mempersilahkan duduk dihadapannya. Menu makanan dan minuman sudah tersaji diatas meja. Mereka semua menikmati terlebih dahulu hidangan yang begitu lezat. Menikmati hidangan mata Sofia sesekali melihat Mandala yang tertunduk.

Ridwan yang menyadarinya langsung berdehem dan pura-pura memuji makanan pesanan dari Rico yang begitu lezat baginya.

"Ekhem....Makanan ini sungguh lezat Tuan Rico. Anda begitu ahli dalam memilih makanan."

"Ah...Kamu bisa saja. Inikan pertemuan penting bagi kita merayakan keberhasilan proyek kita maka harus menyiapkan makanan yang lezat harusnya." ucap Rico disertai gelak.

"Tuan Rico benar. Kami sangat menikmatinya."

"Kalau begitu silahkan nikmati. Kalau kurang biar saya pesankan lagi."

"Eh... tidak usah. Ini sudah cukup."

"Oh ya, selamat ya atas proyek kita." ucap Rico ke Mandala yang sudah selesai makan.

"Kalau begitu selamat juga untukmu. Semoga kedepannya makin berkembang pesat."

"Ya semoga saja. Proyek itu akan berkembang pesat jikalau kita tetap melakukan kerjasama seperti ini. Dan semoga juga kita dapat membangun proyek baru di daerah lain."

"Semoga saja." jawab Mandala singkat.

Ditengah perbincangan mereka mengenai proyek tersebut. Mandala pamit sebentar ke toilet. Sofia yang melihat langkah Mandala menuju toilet, ia juga ikutan pamit ke sang bos. Hendak di depan pintu, Sofia melihat Mandala tengah mencuci tangan di wastafel toilet. Tanpa rasa segan dan malu Sofia segera memeluk Mandala dari belakang.

Mandala merasa dipeluk dari belakang langsung kaget membuka lilitan tangan Sofia di pinggang Mandala dan mendorongnya hingga jatuh ke lantai.

"Aduh..."

"Apa-apaan ini, jangan bersikap kurang ajar ya kamu." ucap Mandala dengan suara nada tinggi dan marah menatap tajam Sofia.

"Tuan Mandala bagaimana sih, kan saya cuma peluk gak ngapa-ngapain." ujar Sofia santai tanpa rasa bersalah.

"Sebelum terjadi fitnah, sebaiknya kamu keluar." ucap tegas Mandala masih tanpa dihiraukan Sofia.

"Tuan Mandala, saya kangen berat loh sama Tuan. Apa Tuan gak kangen sama saya dan apa kurangnya sih saya. Saya cantik dan seksi loh, semua lelaki menginginkan saya."

Sofia pun mendekati Mandala memegang dan mengusap dada Mandala.

"Ayo lah, Tuan Mandala. Jangan jual mahal, ini sudah didepan mata loh." ujar Sofia menggoda Mandala dengan tangannya secara pelan membuka kancing atas kemejanya sendiri.

Mandala tanpa memandang wajahnya dan merasa sikap Sofia yang terlebih kurang ajar akhirnya mendorong kembali Sofia hingga terjatuh.

"Jangan kurang ajar ya. Kalau kamu merasa harga dirimu begitu murah sebaiknya jangan jual ke saya. Sebaiknya jual harga diri kamu ke laki-laki hidung belang yang memang mencari wanita penggoda dan murahan seperti kamu. Sebelum kesabaran saya habis sebaiknya kamu keluar. KELUAR ...." teriak tegas Mandala raut wajah marah meninggikan suaranya lagi.

Sofia yang melihat wajah Mandala menatap tajam dan teriak kepadanya. Akhirnya memutuskan keluar dari kamar toilet. Sofia didepan pintu segera merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Sofia segera duduk di kursinya semula, menoleh ke belakang. Tampak Mandala juga berjalan keluar sambil merapikan jasnya.

Sesampai di meja makan mereka, Mandala mendadak pamitan ke Rico yang kemudian disusul oleh Ridwan. Rico merasa terheran Mandala terburu-buru pulang. Ridwan memandang punggung Mandala merasa hal yang aneh terjadi pada bosnya. Ridwan ingin bertanya terasa enggan biar lain waktu saja fikirnya. Sebelum pulang, Mandala mengantar Ridwan kediamannya lalu kemudian menuju rumahnya untuk beristirahat.

...🌹🌹🌹...

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.50, setibanya dirumah Mandala membuka pintu tanpa mengucap salam langsung berjalan menaiki tangga ke kamarnya. Rika dan Erika yang sedang bersantai menonton televisi merasa heran dengan sikap Mandala yang begitu aneh. Mandala masuk ke kamar membuka jasnya menyisakan kemeja dan celana langsung menuju ke kamar mandi mengguyur dirinya di shower.

Masih dengan raut wajah marahnya ia menonjok dinding kamar mandi hingga tangannya membiru dan keluar darah. Ketika terasa badan sudah dingin, Mandala menyudahi mandinya memakai bathrobe. Menggosok rambutnya yang basah duduk sejenak ditepi ranjang. Mengecek ponselnya yang ternyata baterainya lowbat. Ia mencolokkan ponselnya charger yang sudah terhubung ke stopkontak.

Berjalan menuju wardrobe mengambil setelan pakaian santai dan menyisir rambutnya serta mengolesi luka di tangannya dengan salep. Serasa sudah selesai, ia segera turun ke bawah untuk makan malam. Erika dan Rita sudah berada di meja makan dengan Bik Inah menyajikan makanan diatas piring. Mandala menggeser kursinya mendudukan diri. Bik Inah juga menyajikan makanan di piring Mandala.

Rita memperhatikan wajah Mandala yang sangat berbeda seperti orang yang sedang marah. Mandala hendak menjangkau garpu dan sendok. Rita melihat tangan Mandala sebelah kanan bengkak membiru.

"Mandala, tangan kamu terluka kenapa? Apa kamu habis memukuli seseorang?" tanya Rita.

"Tidak apa-apa, Bu. Ini hanya kecelakaan kecil saja, gak sengaja terjatuh tadi." jawab Mandala berbohong.

"Benarkah, tapi itu seperti bukan habis terjatuh. Kayaknya habis memukul?" ucap Rita lagi.

"Ini tidak apa-apa. Sudah lah, Bu. Ini juga akan sebentar lagi membaik."

"Oh ya, kenapa tadi Ibu menyuruh ku pulang lebih awal. Ada apa?" tanya balik Mandala mengalihkan pembicaraan.

"Ini... Ibu ingin memberikan kabar gembira buat kalian."

"Apa itu, Nek?" tanya penasaran Erika sampai menghentikan makannya.

"Kamu ingat tidak tentang kamu bicarakan kemarin malam tentang hal itu?" tanya Rita ke Erika

Erika mengangguk

"Tadi siang sekitar pukul 10 Nenek pergi ke rumah Ismalia. Menyampaikan rencana sekaligus meminta pendapat mereka tentang rencana Nenek."

"Terus rencana Nenek apa?" tanya Erika sedangkan Mandala hanya mendengarkan sambil menyuap nasi tanpa menatap Rita bicara.

"Rencana Nenek ingin mempercepat acara pertunangan antara Ismalia dan Ayah kamu Mandala."

"Wahh...beneran, Nek. Alhamdulillah." ujar Erika senang.

"Ya, bener sayang."

Mandala yang sedang makan menghentikan makannya menatap lekat ke wajah sang Ibu.

"Tapi kenapa begitu cepat? Bukankah setelah Ismalia Ujian Kelulusan?"

"Ya betul. Tapi itu untuk acara akad nikahnya. Sedangkan untuk acara pertunangannya akan dilaksanakan 2 hari lagi."

"Tapi kenapa?" tanya kembali Mandala.

"Karena Ibu tidak mau nanti ada orang ketiga ataupun wanita penggoda yang nantinya mencoba-coba menggoda kamu dan masuk dalam keluarga kita. Itu Ibu tidak mau, seperti yang Erika bilang bahwa ada seorang wanita yang bernama Sofia yang secara terang-terangan menggoda kamu dihadapan Erika." jelas Rita.

"Apa yang Ibu lakuin hanya untuk kebaikan kamu agar kamu terhindar dari wanita seperti itu. Selagi kamu masih single, maka wanita seperti itu tetap akan gencar mendekati kamu. Dan kamu akan terjerumus ke hal tidak baik." jelas Rita lagi.

Mandala tampak berfikir tentang ucapan Rita. Barusan Rita bicarakan memang sudah terjadi di Cafe tadi sore. Tanpa rasa malunya Sofia memeluknya di ruangan sepi di toilet.

"Bagaimana apa kamu setuju?" tanya Rita mengagetkan Mandala yang sedang melamun.

"Maaf, Bu. Aku gak setuju dengan pendapat Ibu tentang pertunangan tersebut."

"Maksudnya apa Mandala? Coba kamu fikirkan lagi ini untuk kebaikan kamu, nak."

"Saat ini aku sudah memikirkannya, Bu. Kalau aku tidak setuju dengan pendapat Ibu."

Erika dan Rita terlihat sedih dengan jawaban dari Mandala tentang keputusan Rita.

"Kalau kalian mau tau keputusan ku saat ini adalah ...." menjeda bicaranya.

"Aku mau rencana itu diubah katakan ke orangtua Ismalia untuk langsung MELAMAR Ismalia sesegera mungkin."

...Bersambung........

Maaf ya lama baru update, lagi sibuk silahturahmi di hari Lebaran dengan sanak saudara dan jalan-jalan mumpung libur panjang 😁 Mohon maaf lahir batin ya semua...🙏😊✨

Jangan lupa like, vote, follow, dan subscribe 🤗

1
Yoga Yulianto
pantai atau pandai
Tressa Quinn
Lumayan
Tressa Quinn
Luar biasa
Rini Maryani
lanjut om nazir semangat thooor
Rini Maryani
lanjut ismalia semanhat ya thoor sehat selalu 💪
0v¥
cie cie ismalia sama mas mandala kapan punya baby ya
Rini Maryani
up lm bngt thoor
Tria Hartanto
alhamdulillah akhirnya up juga
Rangga Peppo
ko up nya cerita tentang si Alya doang Thor padahal udh nunggu lama
Tria Hartanto
lama banget liburnya
Anisa Sari
seru ngga ngebosenin
Ipti Rokhah
muga2 cepat hamil anak kembar klau bisa kembar 3 atau 4 pasti seru
IW
masih ada ya, padahal udah di hapus loh
0v¥
bolak balik buka hp belum up thor, pingin denger kabar isma hamil biar mas mandala tambah sayang, erika punya adek
Yani Agustina
koq episode-nya lompat ke awal la sih...jd males bacanya
Ipti Rokhah
jangan dingin 2 mandala nanti bucin lo😍😍😍
Nani Sumarni
emang yaaah tua² keladi makin tua makin hoot ..mandala- mandala coba kalau semenjak menikah begitu jangan banyak drama...
Nani Sumarni
kaya nya si aliya mau jadi pelakorr ya.....authort lanjuuuut.
Nani Sumarni
sebenernya mandala seprekewensi sama² kaku dan dingin
seharusnya is ituh lebih periang sedikit lebih agresif ..kalau begitu terus mau sampai kapan sampai cerita ini selesai juga tidak akan tertrik dan tidak akan mencair kekakuanya thorrrr......
Rini Maryani
lanjut dr syamil semangat thooor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!