NovelToon NovelToon
Milikku Selamanya

Milikku Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / CEO Amnesia
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: erma _roviko

Bukan pernikahan kontrak! Satu atap selama 3 tahun hidup bagai orang asing.

Ya, Aluna sepi dan hampa, mencoba melepaskan pernikahan itu. Tapi, ketika sidang cerai, tiba-tiba Erick kecelakaan dan mengalami amnesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Bima

Aluna mengemudi menuju Galaxy Group dengan kecepatan yang hampir sembrono. 

Malam telah larut, jalanan kota lengang, tetapi pikirannya bergemuruh dengan ancaman yang lebih besar daripada lalu lintas. 

Setelah serangan memori Erick dan luapan kata-kata tentang pangeran biru, Aluna tahu ia tidak bisa lagi menunda. Ia harus menghancurkan dokumen perceraian itu.

Saat ia membelok ke jalan utama menuju gedung pencakar langit Galaxy Group, ponselnya berdering. 

Nama Bima muncul di layar. Aluna menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, memasang tameng ketenangan.

“Ya, Bima. Aku sedang dalam perjalanan,” ujar Aluna, suaranya tenang.

Suara Bima terdengar tegang, tidak lagi sinis seperti biasanya, tetapi dipenuhi otoritas yang mengkhawatirkan.

‘Jangan datang ke sini, nyonya Aluna!’ perintah Bima. 

‘Saya tidak akan membiarkan anda menyusup ke kantor tuan Erick. Saya tahu apa yang anda cari. Dokumen itu aman, dan saya sudah menyembunyikannya.’

“Bima, dengarkan aku. Aku ingin bertemu. Aku ingin tahu di mana dokumen itu, dan aku ingin menghancurkannya. Ini bukan tentang uang atau perceraian lagi. Ini tentang keselamatan Erick,” desak Aluna.

Terdengar hembusan nafas berat dari Bima di seberang sana. 

‘Saya juga ingin keselamatannya, nyonya. Itu sebabnya saya menunggu anda di tempat lain. Sendirian. Sekarang putar mobil anda, saya kirimkan alamatnya.’

Aluna ragu sejenak, tetapi ia tahu Bima adalah satu-satunya jalan menuju dokumen itu. Ia memutar mobilnya dan mengikuti alamat yang dikirim Bima, sebuah kafe 24 jam yang sunyi, jauh dari pengawasan kantor.

Kafe itu gelap, hanya menyisakan beberapa lampu yang menyala redup. 

Bima sudah duduk di sudut, mengenakan setelan jas yang rapi meskipun sudah hampir pukul dua pagi. Wajahnya keras, tanpa senyum, tanpa sarkasme.

Aluna duduk di hadapannya. Ia tidak memesan apa pun. Ketegangan di antara mereka begitu pekat, lebih dingin daripada AC kafe.

“Aku sudah menolak tawaran dari kota X, Bima,” ujar Aluna, langsung pada intinya. 

“Aku telah membuktikan bahwa aku berkomitmen pada Erick. Sekarang, berikan aku dokumen itu.”

Bima menggeser cangkir kopi dinginnya. “Komitmen Anda tidak relevan dengan hukum, nyonya Aluna. Anda mungkin mencintainya, tetapi Anda memanfaatkan amnesianya. Dan saya tidak akan membiarkan tuan Erick hancur karena kebohongan yang Anda ciptakan.”

“Apa maksudmu? Aku tidak berbohong. Aku membantunya menemukan dirinya yang sebenarnya!” protes Aluna.

“Anda pikir saya tidak tahu? Anda berdua bertengkar hebat sebelum kecelakaan itu. Tuan Erick tahu Anda menandatangani surat perceraian, dia sudah menandatangani berkasnya. Dia sangat kaku, tetapi dia memutuskan yang terbaik untuk Anda adalah membebaskan Anda.” 

Bima mencondongkan tubuh, suaranya pelan tetapi penuh ancaman. “Dan kini, Anda menahannya dalam pernikahan yang palsu.”

Aluna merasakan kejujuran dalam nada bicara Bima. Bima bukan lagi asisten yang sinis, melainkan seorang pelindung yang serius dan setia untuk atasannya. 

“Aku tahu, Bima. Aku sudah tahu. Aku tahu kenapa dia bersikap dingin selama tiga tahun pernikahan. Itu karena ketakutan dan idealismenya yang salah arah, bukan karena dia tidak mencintaiku!” Aluna membalas, matanya memancarkan rasa penyesalan yang ia temukan di Kafe Melati.

Bima terdiam sejenak, memandangi Aluna dengan pandangan yang menganalisis.

“Saya tidak peduli dengan kisah cinta idealis itu, Nyonya. Yang saya pedulikan adalah kesehatan tuan Erick. Dia bukan lagi pria yang dingin dan kuat itu. Dia rapuh. Saya melihat laporan medisnya. Tekanan emosional bisa memicu kembalinya ingatan yang traumatis.”

Bima meletakkan kedua tangannya di atas meja, menatap Aluna lurus di mata, memberikan peringatan keras yang membuat Aluna merinding.

“Saya tahu Anda ingin menjauh. Tuan Erick juga ingin menjauh, demi kebaikan Anda. Kami sudah merencanakan ini dengan matang. Lalu kecelakaan terjadi.”

“Jadi apa maksudnya dengan kalimat ‘tunggu aku’?” gumam Aluna meringis, tapi ia akan menyelesaikan kesalahpahaman ini.

Bima mengubah nada suaranya, menjadi lebih mengancam dan pribadi.

“Dan sekarang, Anda mempertaruhkan kesehatannya demi cinta yang Anda temukan kembali. Apakah Anda pikir ini fair untuk tuan Erick? Anda membuatnya bergantung pada Anda, padahal Anda tahu persis ada risiko bahwa ingatannya akan kembali dan ia akan teringat semua. Apa yang akan terjadi saat dia ingat?”

Aluna menarik nafas. “Aku akan memberitahunya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat.”

Bima mencibir, tetapi tanpa sarkasme, hanya kepahitan. “Waktu yang tepat? Tidak ada waktu yang tepat, Nyonya. Kecuali Anda ingin dia tahu bahwa Anda menyembunyikan masa lalu demi keuntungan emosional Anda sendiri.”

Bima menggeser sebuah amplop cokelat tipis di meja, sedikit ke arah Aluna. Itu bukan dokumen perceraian, tetapi sesuatu yang lain.

“Saya sudah menyimpan semua dokumen penting di safe deposit box di kantor saya. Anda tidak akan bisa menghancurkannya.” 

Bima kemudian menatap Aluna dengan tatapan yang penuh perhitungan. 

“Tapi Anda tahu, alasan terbesar tuan Erick menandatangani surat perceraian Anda adalah karena dia percaya bahwa ada orang lain yang lebih layak mendapatkan Anda.”

Aluna merasakan tusukan dingin di perutnya. Pangeran Biru.

“Dia bilang pada saya, Nyonya Aluna, bahwa dia tidak bisa menahan Anda lagi. Dia tidak bisa bersaing dengan…” 

Bima berhenti, mencari kata yang tepat. 

“… saingan lamanya, yang selalu lebih ideal di mata Anda.”

Bima menggedor meja dengan jari. "Anda tahu, jika Tuan Erick ingat dan tahu kau sengaja menyembunyikan kebenaran, ia bisa hancur! Lebih baik dia tahu dari mulutmu, sebelum dia tahu dari surat cerai itu!"

Bima mendorong amplop itu lagi. 

“Di dalam amplop ini ada salinan draft surat cerai. Bukan yang asli, tetapi cukup untuk membuat tuan Erick sadar. Anda punya dua pilihan, Nyonya Aluna.”

“Anda lanjutkan kebohongan ini, dan jika ingatannya kembali, ia akan merasa dikhianati dan trauma. Anda berikan dia salinan surat ini, Anda jujur sekarang, dan biarkan dia memilih, sebelum Bima, sebelum saya, atau sebelum waktu yang kejam menghancurkannya.”

Aluna menatap amplop itu, tangannya gemetar. Ultimatum Bima sangat jelas, jujur, atau biarkan Erick hancur oleh pengkhianatan ganda.

“Saya tidak bisa. Jika dia melihat ini, dia akan kembali menjadi pria yang dingin itu,” bisik Aluna.

“Dia tidak akan kembali menjadi pria dingin, Nyonya Aluna. Dia hanya akan kembali menjadi pria yang tahu kebenaran. Pria yang sudah mencintai Anda selama belasan tahun, tetapi terlalu pengecut untuk memilikinya dengan benar,” kata Bima, nada bicaranya melembut, seolah ia benar-benar peduli.

Aluna meraih amplop itu. Beratnya terasa seperti bom waktu di tangannya.

“Saya akan memberinya waktu, Bima. Untuk mencintai saya, tanpa ketakutan,” ujar Aluna, tetapi di dalamnya, ia tahu ia sedang kalah.

Aluna keluar dari kafe, amplop itu berada di tangannya. Ia telah gagal menghancurkan dokumen perceraian. Namun, ia mendapatkan kebenaran baru, keselamatan Erick bergantung pada kejujuran, bukan kebohongan.

Pertarungan Bima telah berakhir, pertarungan Aluna dengan hati nuraninya baru dimulai.

1
kalea rizuky
lanjut donk
erma _roviko: Siap👍
total 1 replies
kalea rizuky
Aluna pura2 bahagia g enak mending jujur trs cerai biar aja erik gila sebel q liat laki. gt
Soraya
hadiah pertama dari q lanjut thor
erma _roviko: siap😍😍
total 1 replies
Soraya
mampir thor
erma _roviko: Makasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!