NovelToon NovelToon
"Blade Of Ashenlight"

"Blade Of Ashenlight"

Status: tamat
Genre:Dunia Lain / Tamat
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: stells

Di tanah Averland, sebuah kerajaan tua yang digerogoti perang saudara, legenda kuno tentang Blade of Ashenlight kembali mengguncang dunia. Pedang itu diyakini ditempa dari api bintang dan hanya bisa diangkat oleh mereka yang berani menanggung beban kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon stells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~Gerbang Bintang~

Edrick berdiri di depan gerbang batu raksasa itu. Ukiran-ukiran kuno berbentuk bintang dan pusaran api menyelimuti permukaannya. Udara di sekitar gerbang terasa berat, seolah gunung itu sendiri menahan napas. Ashenlight di pinggangnya tampak berkilau samar, memantulkan cahaya obor Mira.

Darius berdiri di sampingnya, pedangnya masih tergenggam erat. “Apakah kau yakin ini ide yang tepat? Kita bahkan tidak tahu apa yang ada di balik sana.”

Edrick mengangguk pelan. “Kita tidak punya pilihan. Ini satu-satunya petunjuk.”

Mira berjongkok, memeriksa ukiran di bagian bawah gerbang. “Ada tulisan kuno di sini… Aku tidak bisa membacanya seluruhnya, tapi aku mengenali kata ‘Ashenlight’ dan ‘beban kebenaran’. Sepertinya pedang itu bukan hanya kunci—mungkin semacam ujian.”

Selene memandang gerbang itu dengan waspada. “Kalau ini jebakan, kita semua bisa mati.”

Edrick menarik napas dalam, kemudian menghunus Ashenlight. Pedang itu bergetar ringan, memancarkan cahaya tipis. Ia mengangkat pedang itu ke arah simbol bintang di tengah gerbang. Saat ujung pedang menyentuh ukiran, kilatan cahaya menyambar seluruh ruangan.

Suara gemuruh menggetarkan tanah. Simbol-simbol di gerbang mulai bersinar, bergerak perlahan seperti roda gigi raksasa. Batu-batu tua berderak, dan celah-celah di permukaan gerbang memancarkan cahaya putih keperakan.

Tiba-tiba, tanah di bawah kaki mereka bergetar keras. Selene hampir kehilangan keseimbangan, tapi Darius menahannya. Sungai kecil yang mengalir di sekitar gerbang mulai bersinar biru, mengalir ke arah celah-celah gerbang.

Lalu, gerbang itu terbuka perlahan, mengeluarkan cahaya yang begitu terang hingga memaksa mereka menutupi mata.

Ketika cahaya mereda, sebuah lorong batu yang panjang terbentang di hadapan mereka. Dari dalam lorong terdengar suara samar—seperti bisikan yang tidak bisa dipahami.

Edrick melangkah masuk pertama kali, Ashenlight tetap di tangannya. Darius, Selene, dan Mira mengikutinya dengan hati-hati.

Lorong itu terasa tak berujung. Dindingnya dipenuhi simbol-simbol bintang yang terus bersinar, seolah-olah mereka berjalan di antara gugusan langit.

Selene berbisik, “Rasanya seperti kita berada di dunia lain.”

Darius menoleh ke Mira. “Bisakah kau merasakan sesuatu?”

Mira mengangguk. “Ada energi… tua, tapi kuat. Ini bukan sihir Averland. Ini lebih tua dari kerajaan kita.”

Mereka tiba di sebuah ruangan besar berbentuk kubah. Di tengah ruangan itu, sebuah altar batu berdiri, dan di atasnya ada sebuah gulungan kuno yang diselimuti cahaya tipis.

Edrick mendekati altar itu. Saat ia menyentuh gulungan, suara-suara di sekitarnya menjadi lebih jelas—bukan lagi bisikan, melainkan suara manusia, seolah berbicara langsung ke dalam pikirannya.

“Pemegang Ashenlight… Averland telah gagal melindungi kebenaran. Beban ini kini ada di pundakmu.”

Edrick menarik tangannya, wajahnya pucat. “Mereka… berbicara kepadaku. Para penjaga lama, atau apapun mereka itu.”

Darius melangkah maju. “Apa yang mereka katakan?”

“Bahwa Averland gagal… dan sekarang semuanya tergantung pada kita.”

Mira mengambil gulungan itu dengan hati-hati. Ia membukanya dan membaca cepat. “Ini bukan hanya legenda. Ini peta… peta menuju lokasi-lokasi lain. Ada lima titik yang ditandai di seluruh Averland.”

Selene menatap peta itu. “Apa artinya?”

Mira menelan ludah. “Sepertinya Ashenlight hanyalah bagian pertama. Ada artefak lain, atau mungkin ujian lain, yang harus kita temukan.”

Tiba-tiba, suara ledakan bergema dari lorong yang baru mereka lewati. Suara batu-batu runtuh menyusul.

Darius segera mengangkat pedangnya. “Kita tidak sendirian.”

Dari lorong gelap, muncul sekelompok orang bersenjata—Penjaga Bayangan, lebih banyak daripada sebelumnya. Mereka bergerak cepat, menutup jalan keluar.

Pemimpin mereka, seorang pria dengan helm bertanduk, melangkah maju. Suaranya bergema di dalam kubah. “Kalian seharusnya tidak membuka gerbang ini.”

Edrick mengangkat Ashenlight, matanya tajam. “Terlambat untuk menghentikan kami.”

Pemimpin itu menghunus pedangnya, dan suara besi yang tajam memenuhi ruangan. “Kalau begitu kalian akan mati di sini.”

Pertarungan pun dimulai. Selene melepaskan panah pertama yang mengenai bahu salah satu musuh. Darius menahan dua penyerang sekaligus, bergerak cepat di antara mereka. Mira melemparkan kantong bubuk silau ke tengah kerumunan, memecah formasi mereka.

Edrick menangkis tebasan dari pemimpin bertanduk itu, lalu memutar Ashenlight dan memukul lawannya mundur. Setiap kali pedang itu beradu, percikan cahaya bintang keluar, membuat musuh-musuhnya terkejut.

Namun, jumlah musuh jauh lebih banyak. Selene kehabisan anak panah, Darius mulai terdesak, dan Mira kehabisan bubuk sihirnya.

Edrick menggertakkan giginya. “Kita tak bisa bertahan lama di sini.”

Pemimpin bertanduk itu tertawa dingin. “Kalian akan menjadi tulang-tulang pertama yang menjaga gerbang ini.”

Di saat itu juga, gerbang batu di belakang mereka tiba-tiba memancarkan cahaya lagi, lebih terang daripada sebelumnya. Sebuah suara bergema di seluruh ruangan, dalam bahasa kuno yang tidak dimengerti siapa pun.

Dinding-dinding kubah bergetar hebat, dan lantai di bawah mereka mulai retak.

Mira menjerit, “Kita harus keluar sekarang!”

Darius menebas musuh terakhir di dekatnya, lalu menarik Selene. “Ke gerbang, cepat!”

Edrick menahan serangan pemimpin bertanduk itu sekali lagi, kemudian menendangnya ke belakang. Mereka semua berlari ke arah gerbang, melompat tepat sebelum lantai tempat mereka bertarung runtuh ke dalam kegelapan.

Cahaya gerbang menyelimuti mereka—dan dalam sekejap, mereka lenyap dari Ashenpeak.

1
Siti Khalimah
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!