NovelToon NovelToon
Mafia Itu Kekasihku

Mafia Itu Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Hamil di luar nikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Action
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: jasmoone

Farrah, gadis desa yang lugu, berhasil menaklukkan hati seorang Mafia kejam bernama Martin.

Kisah cinta mereka berawal ketika Martin tidak sengaja melihat Farrah menangis histeris di bandara, ia dipaksa ikut dengan seorang pria paruh baya sebagai ganti hutang ayahnya yang tidak bisa dibayar.

Meskipun saling mencintai, namun masalah besar yang dihadapi oleh Martin menjadi kendala dalam hubungan mereka.


Baca selengkapnya di novel ini >>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jasmoone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Firasat buruk

   Kondisi Shela, putri bungsu Baskoro, semakin hari semakin memburuk. Meski suhu tubuhnya normal, tubuhnya lemas, dan yang paling mengkhawatirkan adalah pikirannya yang seperti perlahan lepas dari dunia nyata.

   Dokter pribadi keluarga Baskoro, seorang pria paruh baya berpengalaman, akhirnya angkat tangan.

   Ia sudah mencoba berbagai cara pemeriksaan medis lengkap, pemberian obat penenang, bahkan terapi sederhana namun tetap tidak menunjukkan perubahan.

   Pagi itu, saat hendak memeriksa Shela, sang dokter dikejutkan oleh suara isakan lirih dari kamar Shela.

   Ia melangkah pelan mendekati tempat tidur Shela, di sana, Shela tampak terbaring dengan mata terpejam, namun tubuhnya bergetar dan air matanya terus mengalir.

   "Martin, enggak ada yang boleh miliki kamu kecuali aku, kamu itu milikku. " Ucapnya lirih namun jelas.

   Dokter itu sempat mengira Shela sedang bermimpi, namun ketika ia memanggilnya berulang kali, Shela tak merespons.

   Ia seperti terjebak di alam bawah sadarnya sendiri, memanggil satu nama yang terus menghantui pikirannya.

   Beberapa jam kemudian, dokter itu menemui Baskoro yang sedang duduk di ruanga di depan kamarnya, ia berdiri tegak dengan ekspresi serius.

   "Maaf, Pak Baskoro. boleh minta waktunya sebentar?" ucap dokter itu.

   " Tentu saja, silakan duduk dok. " Sayur Baskoro.

   Dokter itu pun akhirnya duduk di kursi di depan Baskoro.

   " Ada apa dok? " tanya Baskoro.

   "Begini pak, saya sudah mencoba berbagai pemeriksaan dan pengobatan, namun kondisi putri Bapak malah tambah parah. Sepertinya ini bukanlah penyakit medis biasa, dia terus-terusan menyebut nama Martin. " Ujar dokter itu.

   Baskoro tampak terdiam sejenak," tolong jangan menyerah, lakukan sekali lagi dok. " Pinta Baskoro, dengan suara terdengar menahan tangis.

   " Mohon maaf sekali Pak, saya sudah berusaha semampu saya, namun tetap tidak membuahkan hasil. Saya sarankan untuk membawa Nona Shela ke psikiater, atau jika Bapak mengizinkan, mungkin bertemu langsung dengan orang yang ia sebut-sebut itu bisa memberi efek signifikan." Balas dokter itu.

   Baskoro, yang sejak tadi duduk di kursi kulit besar dengan tongkatnya bersandar di meja, tidak menjawab , namun sorot matanya menyala dingin.

   Setelah sang dokter pergi, Baskoro termenung sejenak. Wajahnya tampak berat memikirkan sesuatu. Lalu, seolah mendapat ide, ia tersenyum miring.

   "Kalau begitu, kau akan menikahi putriku, Martin!, dengan atau tanpa kemauanmu." Gumamnya dalam hati.

   Ia mengambil ponselnya dan menekan kontak yang sudah sangat ia hapal yaitu Martin Sebastian.

   Di bali, Martin sedang duduk bersama Bagas di kursi taman di belakang rumah, tempat mereka bekerja itu. Ketika telepon Baskoro masuk, Martin langsung tahu apa maksudnya.

   "Halo?" Ucap Martin.

   "Sebelum kau tolak, dengarkan dulu baik-baik tawaranku, putriku hampir mati, dan hanya satu nama yang dia sebut, yaitu kau Martin Sebastian." Ucap Baskoro dengan suara serak.

   Martin tampak menggertakkan gigi, "lalu maksudmu apa? " tanya Martin yang pura-pura tidak mengerti maksud Baskoro.

   "Nikahi dia, jadilah miliknya ,atau kau tahu sendiri akibatnya." Ancam Baskoro.

   Ancaman itu terdengar jelas, tapi kali ini, Martin tak langsung membentak atau menyerang balik, ia hanya berkata pelan.

   "Baik, gue setuju." Jawabnya santai.

   Bagas yang duduk di sebelahnya sontak kaget dan menoleh cepat.

   "Jadi lu bakal nikahin anak iblis itu?" tanya Bagas dengan ekspresi wajah serius, tak menyembunyikan keterkejutan.

   Martin tak langsung menjawab, ia hanya mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Bagas. Kalimat pendek, yang membuat mata Bagas tampak melebar, lalu perlahan mengangguk.

   "Titip Farrah dan anak gue, Gas. Gue akan masuk ke sarang iblis itu, dan memulai misi besar itu. " Ucap Martin.

   Bagas mengangguk, lalu menepuk pundak Martin.

   "Jangan khawatir, Tin. Mereka aman sama gue." Balas Bagas.

...***...

   Beberapa hari kemudian, Farrah, yang baru saja pulih pasca melahirkan, mulai merasakan keganjilan.

   Martin pamit ke Jakarta, dengan alasan ada urusan penting keluarga, tapi sejak hari itu, tak ada kabar, tak satu pun pesannya dibalas, nomor ponselnya juga tak bisa dihubungi.

   Farrah duduk di samping tempat tidur bayinya, menatap kosong ke luar jendela. Nalurinya sebagai seorang ibu dan seorang kekasih, mulai berteriak, ia merasakan ada yang tidak beres.

   Akhirnya, ia memberanikan diri bertanya pada Bagas, satu-satunya orang yang ia tahu bisa dipercaya di sekitar Martin.

   Pagi itu, Farrah sengaja bangun pagi-pagi sekali, ia memasak sarapan untuk para pekerja di rumahnya, lalu kemudian mengantarkannya pada mereka.

Setelah mengantarkan menu sarapan untuk beberapa pekerja, Farrah pun duduk sejenak di kursi di depan meja di dapur.

Menu sarapan hanya tersisa untuk dua orang lagi, untuk Mbak Ning dan Bagas.

"Mbak Ning ke mana ya?, kok dari tadi enggak kelihatan. " Gumam Farrah dalam hati.

Karena mendapati mbak Ning tidak terlihat dari tadi, Farrah pun akhirnya memutuskan untuk mengantarkan sarapan untuk Bagas.

"Ya udah deh, ke mas Bagas saja dulu. " Gumamnya seraya pergi membawa menu sarapan untuk Bagas.

Ia sengaja membuat dan mengantarkan menu sarapan untuk para pekerja hari itu, agar pertemuannya dengan Bagas tidak dicurigai.

   "Selamat pagi, Mas Bagas. Sarapan dulu, nih ada kue dan teh hangat." Ucap Farrah seraya memberikan piring berisi kue dan segelas teh hangat pada Bagas.

   "Wah, terima kasih banyak, Nyonya sudah mau repot-repot ngantarnya ke sini, tapi saya bisa ambil ke dapur kok. " Sahut Bagas Sambil tersenyum.

   " Sama-sama, mas. Enggak repot kok, kebetulan saya sedang tidak sibuk. " Balas Farrah dengan senyum ramahnya.

   Setelah memastikan di sekitar tidak ada orang lain, Farrah mengutarakan niatnya pada Bagas.

   "Maaf mengganggu waktunya sebentar mas Bagas. Mas tahu enggak Martin ke mana?, dia bilang balik ke Jakarta, tapi sampai sekarang enggak bisa dihubungi. " Tanya Farrah dengan wajah tampak sedih.

   Bagas terdiam sejenak, hatinya terasa berat tapi ia tahu, jika memberitahu Farrah yang sebenarnya, akan menyakiti hati Farrah dan hal itu bisa mengganggu fokus Martin dalam menjalankan misinya.

   "Iya, Farrah. Martin memang ke Jakarta, dia sedang mengurus urusan keluarga yang cukup rumit. Mungkin butuh waktu, tapi dia janji bakal kabarin kalau udah agak senggang." Ujar Bagas, dengan wajah yang tampak seperti bersalah.

   Farrah mengangguk meski masih ragu, "mas yakin dia baik-baik saja?" tanya Farrah dengan suara pelan.

   Bagas tersenyum meski hatinya tidak tenang.

   "Martin itu keras kepala, tapi dia tahu siapa yang harus dia lindungi, lu sama anak lu itu prioritas dia." Balas Bagas.

   Farrah hanya bisa mengangguk kecil, tapi jauh di dalam dirinya, firasat buruk itu masih ia rasakan.

   Ia merasa sesuatu sedang terjadi, sesuatu yang jauh lebih besar dari yang pernah Martin ceritakan padanya.

   Dan saat ia teringat wajah bayi mungil yang baru saja ia lahirkan beberapa hari yang lalu, mata Farrah tampak berkaca-kaca. Farrah tahu, ia harus siap dengan segala kemungkinan.

   "Terima kasih informasinya mas Bagas, kalau gitu saya permisi dulu ya, Mas. " Pungkas Farrah.

   "Sama-sama, Farrah. " Balas Bagas.

   Farrah pun akhirnya kembali ke rumah, dari kejauhan tampak mbak Ning yang sedang mengelap kaca jendela dengan wajah yang terlihat tidak baik-baik saja.

   Setelah tiba di dekat mbak Ning, Farrah pun menyapa mbak Ning dengan ramah.

   "Selamat pagi, mbak Ning. tadi mbak Ning ke mana?, saya mau bagiin sarapan tapi mbak Ningnya enggak ada, " sapa Farrah sambil bertanya.

   " Tadi saya cari sayur kesukaan Tuan di pasar, Nyonya. " Jawab mbak Ning ketus.

   Mendapati mbak Ning agak berbeda, Farrah pun tampak curiga, " mbak Ning kenapa ya? " tanyanya dalam hati.

   Namun karena tidak ingin menambah beban pikirannya, Farrah pun akhirnya mengabaikan hal itu.

   Ia pun kemudian pamit ke atas pada mbak Ning, " yaudah kalau gitu saya permisi ya, mbak. jangan lupa dimakan kuenya, saya letak di atas meja di dapur tadi. " Ucap Farrah seraya pergi.

   Setelah Farrah pergi, mbak Ning pun tampak mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menghubungi seseorang.

1
Daddy Is Back (ʃƪ˘ﻬ˘)
Semangat Thorദ്ദി‎◍˃ ᵕ ˂◍)
jasmoone: Makasih kak. ☺🙏💪
total 1 replies
Roxanne MA
lanjut thor, penasaran aku
jasmoone: maaf bru muncul kk, baru pulih 😌
total 1 replies
Eira
Bagus banget ide ceritanya🫶
jasmoone: makasih kk, salam kenal ya
total 1 replies
Roxanne MA
ak suka sama alur nyaa
jasmoone: Terima kasih, kk..
total 1 replies
Roxanne MA
seru banget plot nya kaa
jasmoone: Terima kasih, kak...mohon kritik dan sarannya juga ya kak. ☺🙏
total 1 replies
Tree
⭐⭐⭐⭐⭐😁🥳🔨
Tree: 🗿semoga~
total 2 replies
Curtis
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
jasmoone: Hehe, terima kasih sudah mampir kak ☺☺
total 1 replies
Lee
Hai..salam kenal ya..
mari saling dukung
dan semangat menulis 💪
jasmoone: Hai kak, salam kenal dari pemula ya 🤝💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!