Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Kaira pulang
Suara mobil di jalanan kota terdengar di telinga,walaupun masih pagi menjelang siang jalan raya masih ramai di lalu lalang oleh mobil yang berbagai macam merek.
”apa yang sudah kamu lakukan dengan pria itu hah? Makanya dia mau nampung kamu?”
Sudah 4 kali Bima bertanya namun ia belum menerima jawaban dari puterinya yang terus terdiam.
Pandangan Kaira terus keluar,ia membelakangi sang Ayah.
“Kamu dengar papah kan?”
Bima menarik sedikit kasar tangan Kaira,yang akhirnya membuat pandangan nya tertuju kepada Bima.
“Gara gara kamu papa harus izin lagi dari kantor, papah heran melihat kamu Kaira, semakin lama kamu semakin tidak terurus,apa yang papah ucapkan dan lakukan tidak membuat kamu semakin berubah,malah semakin meraja lela.”
“Pah,aku malas ngomong,aku juga malas ngejawab papah,nggak ada gunanya,toh juga suaraku nggk pernah di dengar kan? Jadi tidak usah mengajakku berbicara.”
“Apa yang harus di dengar? Keluhan mengatakan bahwa kamu yang benar? Kamu akan menyalahkan ibumu dan juga adikmu?. Padahal mereka jelas-jelas menyayangimu, mereka jelas-jelas menerimamu dengan baik. Tapi kamu tidak bisa menerima mereka dengan baik.”
Kaira tersenyum tipis “aku nggak tahu mau ngomong apa pah,mau papah menuduhku memberikan tubuhku kepada Fathan juga itu terserah papah.”Kaira menarik nafasnya melonggarkan dadanya yang sesak.”kenapa papa harus datang? Kenapa papa menjemputku? Bukan kah papa yang bilang lebih baik aku mati?”Kaira berbicara tanpa melihat ke arah Bima.matanya samar melihat ke arah bangunan kota.
“ Papa mengatakan itu karena papa cape melihat tingkah kamu, kamu tidak mengerti dengan suasana yang terjadi. Kamu egois kaira“
“ Kalau begitu, biarkan aku pergi dari rumah! Biarkan aku tinggal sendiri supaya papa bisa hidup bahagia dengan kedua wanita yang papa cintai “
Bima terkekeh kecil “ apa kamu serius mengatakan itu? Apa kamu tidak sadar kalau kamu sekarang hidup dengan satu ginjal? Bagaimana kamu bisa mengurus hidupmu?”
“ Lebih baik aku hidup sendiri dengan satu ginjal pun tidak masalah, daripada aku hidup dan tinggal dengan kalian, aku akan lebih tersiksa “
Tidak ada percakapan di antara keduanya lagi. Mobil itu tiba-tiba hening, mereka sibuk dengan isi pikiran masing-masing.
.
“Kok lo lama banget? Ada masalah?”
Fathan menggelengkan kepalanya tanpa mengeluarkan suara.ia sudah kembali ke sekolah,dan sekolah juga baru saja selesai istirahat.
“Lo mau kemana lagi?”tanya Bara ketika fathan berdiri dari duduknya.
Guru yang mengajar selanjutnya belum masuk ke kelas.
“Kantin..”jawab nya simpel tanpa melihat ke arah kedua sahabatnya.
“Kita ke kanting juga?”
Plak…
Rian memukul pelan kepala Bara.”dia belum ada istirahat,kita kan udah.nanti bu Rindi marah.”
“Loss lah..”Bukannya mendengar ucapan Rian,Bara malah berdiri dari duduknya lalu berlari kecil mengejar Fathan yang sudah keluar dari dalam kelas.
Rian melihat sekitarnya.”masa cuman gue di sini?”ucapnya lalu dia berdiri dari duduknya dan berlari kecil keluar dari dalam kelas mengejar kedua sahabatnya.
“Ni baksonya..”pemilik kantin meletakkan semangkok bakso di atas meja, di tempat Fathan duduk.
Biasanya bakso di jemput oleh para siswa siswi dan membawanya ke kursi masing masing, tapi karena para siswa siswi sudah selesai istirahat, maka orang yang punya kantin tidak terlalu repot.
“Makan sendiri kok nggak ngajak ngajak..””ujar Bara dan Rian yang baru saja duduk di depan Fathan.