NovelToon NovelToon
Kalong

Kalong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Desa Semilir dan sekitarnya yang awalnya tenang kini berubah mencekam setelah satu persatu warganya meninggal secara misterius, yakni mereka kehabisan darah, tubuh mengering dan keriput. Tidak cukup sampai di situ, sejak kematian korban pertama, desa tersebut terus-menerus mengalami teror yang menakutkan.

Sekalipun perangkat desa setempat dan para warga telah berusaha semampu mereka untuk menghentikan peristiwa mencekam itu, korban jiwa masih saja berjatuhan dan teror terus berlanjut.

Apakah yang sebenarnya terjadi? Siapakah pelaku pembunuhannya? Apakah motifnya? Dan bagaimanakah cara menghentikan semua peristiwa menakutkan itu? Ikuti kisahnya di sini...

Ingat! Ini hanyalah karangan fiksi belaka, mohon bijak dalam berkomentar 🙏

Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Heran Campur Bingung

"Oalaah... La kamu pulangnya trus naik apa kemarin?" ujar Drajat.

"Waktu aku jalan kaki sekitar setengah kilonan, saudara angkatku ternyata njemput aku pakai motor," laki-laki tua berambut plontos itu berbohong lagi.

"Syukurlah kalau begitu, kalau jalan kaki kan lumayan jauh jaraknya."

Sekarang ini tampaklah Drajat dan Satrio sedang memasak bersama di dapur. Mereka menanak nasi; menggoreng telur, tahu, tempe; membuat sambel kemangi; memasak mie instan kuah campur sawi putih dan irisan cabe. Setelah selesai memasak, mereka berdua menikmati makanan itu dengan lahapnya terutama Satrio.

*

Tanpa diketahui oleh Satrio, ternyata Purnomo memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Sofyan yang berprofesi sebagai tentara berpangkat prada, yang saat ini baru pulang tugas dari Papua.

Karena jaringan internetnya sulit dan tempat dia ditugaskan berada di daerah hutan, maka dia baru mendapat kabar jika semua anggota keluarganya telah meninggal ketika dia dan pasukan sebatalyon nya hendak kembali ke kota asal.

Menerima berita itu, tentu saja Sofyan sangat shock campur penasaran bagaimana bisa anggota keluarganya meninggal semua secara bersamaan. Begitu dia tiba di batalyon asal, dengan mendapat izin dari atasannya, Sofyan pun pergi ke tempat penampungan untuk mencari informasi terkait kematian anggota keluarganya.

Pemuda tersebut sangat terkejut dan geram setelah mendapat keterangan dari beberapa warga Desa Glagah. Tidak ingin nyawanya melayang dengan sia-sia, Sofyan pun berkonsultasi pada atasannya untuk menyelidiki kasus yang terjadi di Desa Glagah.

Setelah dipikirkan selama beberapa hari, akhirnya dipilihlah puluhan tentara istimewa untuk menemani Sofyan masuk ke Desa Glagah lewat jalur lain. Karena mereka biasa mengatur strategi dalam menghadapi musuh, mereka pun mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang termasuk perlengkapan yang harus dibawa.

Dengan mengendarai 2 buah truk militer ukuran besar, rombongan tentara itu melaju menuju ke bagian Barat Desa Glagah dan memarkir kendaraan tersebut di pinggiran jalan dekat area hutan yang biasa dilewati Drajat.

Sebelum bergerak menuju ke Desa Glagah, masing-masing tentara mengenakan pelindung tubuh berupa helm dan pelapis pakaian khusus untuk mencegah badan mereka terluka karena serangan kelelawar maupun udara beracun.

Sesudah itu, mereka mempersentajai diri dengan senapan lars panjang dan tabung gas berisi cairan beracun yang fungsinya untuk membunuh kelelawar. Begitu semua sudah siap, mereka pun mulai bergerak melewati hutan menuju ke Desa Glagah.

Baru saja mereka masuk area Desa Glagah bagian pinggiran, Sofyan dibuat kaget karena ternyata tidak semua daerah desa itu diselimuti oleh kabut tebal.

"Kamu bilang desamu diselimuti kabut tebal, Fyan?" tanya salah satu temannya yang bernama Anggoro keheranan.

"Aku juga heran, Ang. Kata beberapa tetanggaku yang tinggal di penampungan, desa ini diselimuti kabut tebal. La di sini kok malah cerah banget," anaknya Purnomo merasa bingung campur penasaran.

"Coba kita telusuri dulu semua area desa ini," timpal Pak Hertanto, pimpinan pasukan yang berpangkat serka.

"Siap, Pak!" sahut para tentara.

Rombongan tentara itu pun melanjutkan langkahnya dan dibuat heran lagi ketika bertemu dengan Drajat dan Satrio yang baru pulang mencari kayu bakar.

"Mbah Drajat nggih?" tanya Sofyan ragu-ragu karena sudah lama tidak bertemu dengan Drajat.

"Iya Le, trus kamu siapa ya?" rupanya laki-laki tua itu juga pangling dengan Sofyan.

"Saya Sofyan Mbah, anaknya Pak Purnomo," jawab pemuda tersebut yang langsung membuat Satrio panas hatinya namun tidak dia tunjukkan.

"Oalah Sofyan... Mbah pangling banget Le soalnya sudah lama tidak ketemu dengan kamu," ujar Drajat.

"Sama Mbah, saya tadi juga sempat pangling," balas anaknya Pak Purnomo.

"Mbah Drajat tetap tinggal di sini to?" imbuh Sofyan.

"Kalau Mbah tidak tinggal di sini trus tinggal dimana lagi, Le? rumah Mbah kan di sini," laki-laki tua itu merasa aneh dengan pertanyaan Sofyan.

"Tapi warga desa lain tinggal di penampungan lo Mbah karena Desa Glagah sekarang jadi ngeri," giliran pemuda tersebut yang merasa bingung sebab Drajat seperti tidak tahu dengan apa yang terjadi.

"Para warga tinggal di penampungan? Mosok to, Le? Gara-gara teror mistis?" tanya laki-laki tua itu dengan polosnya.

"Memangnya Mbah tidak tahu kalau warga yang lain tinggal di penampungan?" selidik anaknya Purnomo.

"Mbah itu jarang banget ke pemukiman lo Le, jadi tidak tahu berita terbaru. Kalau pingin pergi ke pasar, Mbah juga lewat jalur hutan karena lebih dekat," timpal Drajat apa adanya.

"Berarti Mbah belum dengar juga kalau anggota keluarga saya dan beberapa warga desa lain meninggal secara misterius?" tanya Sofyan.

"Kalau soal kabar itu Mbah dengar Le, tapi sudah telat beberapa hari. Tahunya juga waktu Mbah pergi ke pasar trus dengar ada beberapa orang lagi ngobrol soal itu," sahut pria tua itu terus terang.

"Trus Mbah belum tahu dengan keadaan desa kita sekarang yang jadi berkabut, udaranya mengandung racun, kalau ada orang yang mau masuk desa diserang kelelawar?" telisik anaknya Purnomo.

"Kalau soal itu Mbah belum tahu, Le. Masa' desa kita jadi berkabut? La di sini terang benderang seperti biasa dan udaranya aman-aman saja," Drajat merasa bingung.

"Kita juga bingung Mbah. Waktu kita masuk desa lewat jalur hutan Barat ternyata kondisinya biasa-biasa saja. Kagetnya lagi waktu ketemu Mbah dan... Nyuwun sewu, Mbah satunya lagi siapa nggih?" kata Sofyan dengan mengalihkan pandangannya pada Satrio untuk sesaat.

"Oo ini temannya Mbah dari desa tetangga yang baru berkunjung ke rumah Mbah," balas pria tua tersebut dengan sedikit deg-degan karena terpaksa berbohong demi keselamatan temannya.

"Kenalkan nama saya Mbah Joyo dari Desa Waru," Satrio memperkenalkan identitas palsunya.

"Mbah berdua ini tidak takut dengan teror mistis yang menimpa Desa Glagah?" tanya Sofyan.

"Kita ini sudah tua Le, mau mati kapan saja ya silahkan, kita sudah pasrah," jawab Drajat terus terang.

"Mbah Drajat tidak pernah diserang kelelawar atau mengalami hal buruk apa gitu?" telisik anaknya Purnomo.

"Kok Mbah belum pernah mengalami hal-hal seperti itu," timpal laki-laki tua itu apa adanya yang membuat Sofyan dan beberapa temannya yang lain jadi curiga.

"Syukurlah kalau Mbah Drajat aman-aman saja. Tapi pesan kami, Mbah sebaiknya berhati-hati karena desa ini sudah tidak aman," mulut pemuda tersebut berbanding terbalik dengan batinnya.

"Iyo Le, trimakasih untuk nasehatnya. Mbah akan hati-hati," balas si Drajat.

"Kalian mau pergi ke pemukiman ya?" tambah pria tua itu.

"Iya Mbah, kami mau memeriksa keadaan desa. Saya sangat kaget ketika selesai bertugas di Papua saya dengar anggota keluarga saya meninggal secara misterius," terang anaknya Purnomo.

1
Siti Yatmi
abis dimakan kalong....ulah siapa..ditanggung yg lain..hadehh
Siti Yatmi
lagian salah warga nya juga main hakim sendiri...tidak akan ada asap jika tidak api..
Siti Yatmi
thor..up jgn kelamaan..suka lupa alur nya..
Kezia Suhartini: maaf Bunda, up nya tergantung longgar dan mood, pekerjaan utamanya di sekolah soalnya, nulis hanya untuk sampingan /Pray/
total 1 replies
kalea rizuky
bner bner binatang pantes dendam. bgt
Lim Febri
Ya wajar ajaa kalo satrio dendam
Siti Yatmi
kekejaman lah yg menyebabkan dia berubah. coba kalo ga bertindak jahat..ga mungkin ada dendam
Lim Febri
Seruu
Lim Febri
Seru ..
Kezia Suhartini: Trimakasih untuk dukungannya... 🙏
total 1 replies
Siti Yatmi
lanjut Thor... penasaran gimana cara penanganan nya.. makanya jgn terlalu kejam..soalnya kalo sudah sakit hati terlalu dalam bahaya...
Kezia Suhartini: Trimakasih banyak untuk dukungannya Bunda 🙏 ... Mohon bersabar untuk menunggu updatenya...
total 1 replies
Siti Yatmi
ih..serem
kalea rizuky
pantes dendam warga desa emank jahat bgt
🎧✏📖
semangat✌
Kezia Suhartini: trimakasih Kak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!