Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!
Antara nafsu cinta, nafsu balas dendam, nafsu amarah, nafsu kebencian, nafsu kerinduan dan jenis nafsu lainnya akan bergelut di novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NAFSU BALAS DENDAM
Keesokan harinya, tepat dihari Sabtu, dimana Anthon dan Zeva libur dari pekerjaan mereka di perusahaan, kini mereka berdua sarapan bersama Bora dan Herjunot.
Setelah itu mereka mengobrol di taman dan menjadikan momen ini untuk mengungkapkan kehamilan Zeva.
"Ayah , Ibu, kalian akan memiliki cucu" celetuk Anthon tiba tiba dengan senyuman lebar bahagia.
Bora dan Herjunot terdiam sejenak lalu menatap anak serta menantunya bergantian.
Zeva hanya tersenyum tipis karena pasti kedua mertuanya ini menduga duga hal lain.
Namun respon Bora membuyarkan kekhawatiran Zeva. Wanita berusia 50 tahun lebih ini memeluknya dengan lembut.
"Terima kasih Zeva sayaang.. aku sangat senang akan memiliki cucu darimu" ujarnya.
Herjunot pun berusaha tersenyum tipis dan mengucapkan selamat kepada putranya.
"Akhirnya..ayah akan jadi kakek. Selamat untuk kalian" ucapnya terkesan dingin tapi terdengar ucapan bahagia bagi Anthon.
Anthon yang duduk di kursi roda merengkuh pinggang istrinya dari samping.
"Kami ingin memulai hiduo berdua di rumah lama kita, ayah ibu. Izinkan kami pulang ke rumah kami sendiri ya" permintaan suami Zeva yang cukup membuat orang tuanya terkejut.
"Hah? Kondisi mu belum membaik, Thon. Bagaimana bisa kamu hanya tinggal berdua dengan Zeva apalagi istrimu sedang hamil?" sahut Bora khawatir.
"Aku baik baik saja, bu. Ibu dan ayah tidak perlu khawatir. Percayalah jika aku ini adalah putra kalian yang bisa bertanggung jawab untuk istri dan anakku. Aku tidak ingin selamanya hidup dibawah tanggung jawab kalian" ujar Anthon.
Zeva memilih diam dan mendengarkan semua ucapan sang suami.
Tadi malam mereka sudah membicarakan hal ini, soal kepindahan mereka keluar dari rumah utama keluarga Galio.
Bagi Zeva, keinginan suaminya ini cukup membantunya mengurangi rasa bersalah saat berhadapan dengan Bora dan Herjunot sehingga ia mau saja.
Bagi Anthon, kepindahan ini karena melihat Zeva kurang nyaman jika bertemu dengan orang tuanya terkesan canggung sehingga memiliki pikiran untuk tinggal sendiri.
Lagipula, kini Zeva sudah memiliki toko kuenya sendiri dan tetap menjadi sekretaris dari sang suami.
Jadi berada di rumah lebih kecil dan minimalis lebih nyaman untuk mereka menghabiskan waktu beristirahat berdua.
Herjunot mencoba membujuk Bora agar mengizinkan putra mereka tinggal berdua bersama Zeva di rumah sendiri.
"Baiklah, ibu mengizinkan kalian untuk tinggal dirumah kalian sendiri namun dengan syarat, setiap weekend kalian harus menginap disini kecuali ada tugas di luar Paris" ucao Bora.
Senyum puas dan lega Anthon terlihat.
"Baiklah jika ibu menginginkan hal itu, kami akan selalu berada dirumah ini saat weekend kecuali jika kami berada di luar kota atau luar negeri ya" sahut Anthon.
Bora pun tersenyum tipis. Hatinya masih belum percaya sepenuhnya kepada Zeva untuk menjaga putranya sepenuh hati.
Tapi lagi lagi dengan rasa bersalahnya kepada Theo, Bora seakan akan melupakan kesalahan menantu dan anak angkatnya itu.
Hingga akhirnya keputusan pindah keluar rumah Galio disetujui, kini Anthon dan Zeva sibuk untuk menyiapkan pakaian serta beberapa peralatan/perlengkapan yang perlu dibawa.
.
Di Italia, Theo masih berjuang untuk bisa berjalan tanpa bantuan alat medis.
Kini di hari kedua sejak ia belajar melepaskan kaki penyangganya, Theo dengan tekad kuat baru bisa berjalan setidaknya 10 meter lalu istirahat.
Kemudian di lanjutkan lagi hingga benar benar lelah.
Berto dan Bento tetap mendampinya.
Sedangkan Hogo sekarang sedang melakukan proses cuci darah di rumah sakit. Gagal ginjal kirinya semakin parah.
Tapi kakek kakek ini berusaha sekuat tenaga untuk terlihat sehat di depan sang cucu.
Cucu dan kakek keturunan keluarga Fernandes di Italia sama sama berjuang untuk bertahan hidup.
...----------------...
7 bulan kemudian, waktu berlalu damai dan menjadi lebih baik bagi hubungan Anthon dan Zeva. Kandungan yang semakin besar tidak menyurutkan Zeva untuk tetap beraktivitas.
Zeva sudah berdamai dengan masa lalu sang suami dan mulai bisa menerima Anthon sebagai pria yang mulai ia hormati.
Begitupun Anthon, ia memperlakukan Zeva dengan sangat baik. Malah selama kehamilan sang istri, ia lebih sering meluangkan waktu bersama dan memilih bekerja dari rumah.
Mereka berdua menjadi pasangan bisnis yang memotivasi pasangan lainnya. Zeva dikenal sebagai istri yang sabar dan luar biasa karena tetap mendampingi Anthon yang masih dalam kondisi lumpuh bagian kakinya.
Sedangkan Anthon dikenal sebagai pembisnis sukses yang keadaan kakinya tidak menghalangi untuk berkarir lebih maju lagi. Terbukti saat ini perusahaan Hermes di bawah kendali nya menjadi semakin besar dan berkembang.
Anthon juga mampu meluaskan bisnis gurita perusahaan Galio di bidang teknologi meneruskan IT Galio yang dibangun oleh Theo.
ZH Bakery pun terus dijalankan oleh Zeva apalagi saat ini wanita itu sudah full berada di toko ini karena saat kandungannya masuk 7 bulan, Anthon memberhentikan nya sebagai sekretaris digantikan oleh Hali.
Akhirnya Hali menjadi sekretaris direktur perusahaan Galio menggantikan ayahnya dulu.
Kondisi Austin pun semakin membaik dan sudah bisa berbicara beberapa kata meskipun tubuhnya masih lumpuh. Tapi ia masih tinggal di New York bersama Sergi.
Hubungan Sergi dengan Zeva, juga semakin baik. Zeva sudah bisa menerima cerita asal usulnya. Meskipun awalnya ia sangat marah dan kecewa pada Sergi sebagai ayah kandungnya karena telah memberikannya pada orang lain, namun semakin lama ia mengerti apa yang dilakukan orang tuanya.
Sergi dan Austin menjadi 2 ayah bagi Zeva. Mereka berdua kini menjadi sahabat dan teman masa tua. Mereka sama sama mencintai wanita yang sama yaitu ibu dari Hali dan Zeva.
Sedangkan di tempat lain, di Italia, kini Theo menjadi sosok pria berbeda dari sebelumnya.
Pria ini terlihat begitu dingin dan wajah garangnya. Sangat berbeda dari Theo ketika tinggal di Paris dan masih menggunakan nama marga keluarga Galio.
Saat ini namanya adalah Gabriel Theo Fernandes, identitas baru yang dibuat oleh Hogo.
Dan kondisi Hogo semakin baik karena 3 bulan lalu saat kondisi Theo sudah membaik, ia mendapatkan donor ginjal dari cucunya itu.
Theo tau bahwa kondisi Hogo sangat lemah dan sudah rentan karena ginjal kirinya rusak parah. Akhirnya ia memutuskan untuk mendonorkan ginjalnya pada pria yang sudah menyelamatkan hidupnya.
Bagi Theo, Hogo bukan hanya sekedar kakek untuknya namun pria yang sudah memberikan kehidupan kedua yang menjadikannya manusia baru.
Tapi kehidupan barunya ini membuatnya mati rasa. Hanya ada nafsu balas dendam dan amarah untuk menghancurkan keluarga Galio.
Dengan dukungan Hogo, Theo mampu membangun perusahaan IT diluar perusahaan Wine Fernandes.
Sejak 6 bulan lalu, Theo membangun Italian Tech atau disebut ITT untuk menjadi alat menyerang perusahaan Galio.
Theo juga diajarkan bagaimana menjalankan perusahaan keluarga Wine Fernandes karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pusat kekayaan keluarganya.
Ia pun berlatih bela diri dan menembak atapun memanah bersama si kembar pengawal milik kakeknya.
Theo hanya ingin segera melancarkan misi untuk menghancurkan keluarga Galio termasuk wanita yang pernah sangat ia sayangi, mungkin sampai saat ini wanita itu tetap menjadi wanita pertamanya meskipun sudah terpendam didalam hati.
Diam diam juga, Theo menyewa detektif rahasia wanita di Paris untuk memantau Zeva dari jauh.
Dan semakin lama, Theo semakin marah dan kecewa saat mendengar laporan sang detektif karena mendapatkan informasi jika hubungan Zeva dan Anthon semakin baik penuh cinta.
Membara lah kecemburuannya.
Mana mungkin Zeva bisa melupakannya semudah itu? Sampai sampai Theo yang awalnya menduga jika kehamilan Zeva adalah bayinya semakin lama keyakinan ini melemah.
"Bagaimana mungkin pria brengsek itu mau mencintai wanita yang sedang mengandung anak pria lain?"
"Apakah benar bayi itu bukan milikku?"
"Bisa saja Zeva melayani Anthon di atas ranjang berkali kali sejak mereka kembali bersama?"
"Aaarrkkh!! Pasangan sialan!! Membuatku gila!"
"Zeva! Aku tidak akan memaafkanmu jika benar bayi itu adalah milik pria lain!"
Pikiran Theo saat ini kalut dengan amarah, benci dan segala nafsu balas dendam. Pikiran buruk yang menggerogoti hatinya sendiri.