NovelToon NovelToon
Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Romansa / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: SooYuu

“Anak? Aku tak pernah berharap memiliki seorang anak denganmu!”

Dunia seolah berhenti kala kalimat tajam itu keluar dari mulut suaminya.
.
.
Demi melunasi hutang ayahnya, Kayuna terpaksa menikah dengan Niko — CEO kejam nan tempramental. Ia kerap menerima hinaan dan siksaan fisik dari suaminya.

Setelah kehilangan bayinya dan mengetahui Niko bermain belakang dengan wanita lain. Tak hanya depresi, hidup Kayuna pun hancur sepenuhnya.

Namun, di titik terendahnya, muncul Shadow Cure — geng misterius yang membantunya bangkit. Dari gadis lemah, Kayuna berubah menjadi sosok yang siap membalas dendam terhadap orang-orang yang menghancurkannya.

Akankah Kayuna mampu menuntaskan dendamnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SooYuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Gemericik gerimis yang baru saja turun, membasahi tanah gersang yang sudah hampir satu minggu tak disentuh hujan. Aroma khas tanah lembap menyeruak ke udara, semilir angin dingin mendesir pelan — menusuk kulit seorang wanita yang berdiri di tepi ruko kosong.

Kayuna baru saja menyelesaikan pemotretan, sebagai salah satu talent BA produk kecantikan.

“Huhh … kenapa tiba-tiba hujan? Padahal, perkiraan cuaca bakal cerah hafi ini,” gerutunya sambil mengibas-ibaskan bahunya yang sedikit basah.

Ia berdiri di tepi ruko kosong, berteduh dari derasnya hujan yang mengguyur tiba-tiba.

Kayuna berulang kali menatap jam tangan, gelisah, kedinginan, juga cemas karena Adrian belum menghubunginya seharian.

“Apa dia lagi banyak pasien? Kenapa nggak ngabarin seharian, sesibuk apa dia,” gerutunya sedikit kesal.

Tampaknya ia sudah terbiasa dengan sikap Adrian yang hangat dan penuh perhatian. Tak biasanya, Adrian mengabaikan pesannya, apalagi sampai seharian. Sejak pagi ia mengirim pesan, tapi hingga pukul delapan malam, ia tak kunjung menerima balasan.

Keduanya masih tinggal di satu atap yang sama. Tapi, sejak kemarin Adrian sibuk dengan misi baru hingga menginap di markas bersama geng-nya. Lalu pagi tadi, dia berpamitan langsung menuju rumah sakit, tak sempat kembali ke rumah.

“Rasanya … aku udah kayak seorang istri yang kelimpungan nungguin suami nggak pulang-pulang,” protesnya, bergumam sendirian.

“Apa aku pesen taksi online aja ya? Udah jam segini, hujan lagi. Busway juga pasti udah penuh banget.”

Tiba-tiba, sebuah sedan premium berwarna putih tulang — berhenti di depan ruko. Pengemudinya tampak terus menekan klakson seolah memberi kode yang tak Kayuna mengerti.

Kayuna mengernyit. Mata minusnya menyipit, berusaha menerobos guyuran hujan yang lebat, demi memastikan siapa gerangan yang mengemudi mobil asing tersebut.

Tak lama, seorang pria turun dari mobil. Dengan sebuah payung yang melindungi tubuh tingginya. Ia melangkah pelan mendekati Kayuna.

“Adrian?”

“Halo, Nyonya. Apakah Anda menunggu cukup lama? Maaf, akses jalan sedikit macet karena hujan lebat,” ujar Adrian, suaranya dibuat-buat seolah menjadi supir taksi sungguhan. “Mari, saya antar Anda sampai ke tujuan.”

Kayuna tertawa kecil menanggapi lelucon Adrian. Tawanya lepas, penuh ketulusan.

“Mari, Nyonya. Masuk ke mobil.”

Di bawah payung yang sama, Adrian membawa Kayuna masuk ke mobil. Sambil terus membicarakan hal-hal yang tak begitu penting.

“Nggak ada supir taksi yang manggil aku Nyonya sejauh ini. Anda yang pertama.”

“Benarkah? Lalu biasanya mereka memanggil Anda bagaimana?”

Kayuna memiringkan kepala. “Bu, Kak, Mbak, begitu biasanya.”

Adrian tersenyum tipis, menahan kalimatnya, lalu memutari kap dan duduk di kursi kemudi.

“Mbak? Kak? Rasanya kurang pas, karena aku lebih tua darimu,” ujar Adrian.

“Lebih tua apanya, usia kita hanya terpaut satu tahun,” komentar Kayuna.

“Tetap saja, seharusnya kamu memanggilku Mas.”

“Terus … kamu manggil aku Dek, gitu?”

Adrian menoleh sekilas sembari mengulum bibirnya. “Dek Yuna?” ucapnya.

“Mas Adrian?” Kayuna menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan, merasa geli sendiri mendengar kalimatnya.

Keduanya saling menggoda dengan olokan ringan. Sepanjang perjalanan pulang, waktu terasa begitu cepat berputar.

Sebelum tiba ke apartemen, pandangan Kayuna teralih — menyapu seisi mobil.

“Ini … mobil siapa?” tanyanya.

“Mobilku,” jawab Adrian.

Kayuna manggut-manggut. “Kamu beli mobil baru.”

“Kamu kan sekarang semakin sibuk pemotreran, aku juga sering sibuk di rumah sakit. Pakai mobil ini, bisa minta Danar atau Bang Jay anter kamu kerja, kalau aku nggak sempet anter nantinya,” ujar Adrian.

Kayuna mengernyit. “Hah?!”

“Kamu nggak usah merasa terbebani, jangan banyak protes, yang patuh.”

“Oh. Iya,” sahut Kayuna.

‘Dia beli mobil baru cuma buat anter jemput aku kerja? Adrian … bikin aku meleleh lama-lama.’

***

Mentari pagi merayap dari timur, sinarnya menembus celah jendela yang tak tertutup rapat. Airin masih meringkuk di atas ranjang, menikmati empuknya kasur mahal — yang dulu, adalah milik Kayuna.

Tangannya meraba pelan, menyentuh lembutnya selimut yang membungkus tubuhnya, sudut bibirnya terangkat samar, ia menggeliat seolah tengah bermimpi indah.

Tiba-tiba ….

Byurr!!

“Bangun!”

Vena menyiram seember air bekas cucian sayuran ke wajah Airin. Pupilnya memerah, tatapannya meruncing tajam. “Enak-enakan rebahan udah jam segini! Bangun, Jalang!”

Airin gelagapan, ia sontak terbangun, kemudian berdiri dengan raut wajah tegang — kaget sekaligus kedinginan, karena seluruh wajahnya basah kuyup.

“Apa-apaan sih, Ma?!” protes Airin lantang.

“Udah jam berapa ini, Bodoh? Waktunya masak, nyuci, bersih-bersih rumah!” bentak Vena, sembari melemparkan sapu ke arah Airin.

“Aku nggak mau! Aku bukan pembantu di sini!” Airin melemparkan sapu begitu saja di depan mertuanya.

Si mertua menatap itu tak percaya. Kemudian, memusatkan pandangannya pada Airin dengan geram. “Kamu kira kamu siapa, hah?! Wanita miskin sepertimu nggak pantas jadi istri anak saya!”

Airin sama geramnya. Mertuanya harus tahu bahwa ia dan Kayuna itu berbeda. Mana bisa ia diperlakukan dengan rendahan seperti ini.

“Kenyataannya aku memang Nyonya di sini. Aku resmi menikah dengan Mas Niko. Jadi, jangan harap bisa memperlakukan aku seperti pembantu!”

“Dasar jalang! Tugasmu bukan hanya untuk melayani Niko di ranjang. Tapi juga mengerjakan semua pekerjaan rumah. Kamu nggak bisa berleha-leha di sini!”

Satu sudut bibir Airin terangkat. Tangannya terlipat di depan dada. Kakinya melangkah lebih dekat pada sang mertua. “Tapi aku nggak sudi melakukannya. Gimana dong? Hmm, atau Mama saja yang bersih-bersih. Daripada hidup cuma bisa nyusahin Niko.”

“Kurang ajar kamu!” Si mertua tiba-tiba mencengkeram lengan Airin dengan kuat, membuat ringisan kecil terdengar dari mulut wanita itu. "Lakukan itu sekarang, Jalang! Kamu kira saya akan diam saja melihat tingkahmu itu, hah?!"

Airin mendesis, matanya menyala tajam. “Lepaskan, Wanita tua! Aku akan melaporkan ini pada Niko!”

Vena tersenyum licik. “Lakukan saja! Niko itu anakku. Dia akan lebih memihakku. Lagipula, tinggal tunggu waktunya saja Niko akan membuangmu.”

Airin melepaskan dirinya dari mertua. Dadanya naik turun karena gejolak amarah. Melihat lengannya yang memerah, Airin jadi semakin emosi. Wanita tua ini terlalu banyak mengatur.

Tanpa segan, Airin menyambar rambut mertuanya. Menarik sekuat yang Airin mampu, tanpa peduli mertuanya yang berteriak keras.

“Dasar wanita tua! Kamu kira bisa menindasku, hah?! Aku bukan Kayuna yang bodoh itu! Rasakan sekarang!”

“Aaaah!!! Airin, Lepaskan! Kamu gila, hah?!” teriak Vena. Menantu kurang ajarnya ini harus diberi pelajaran.

Vena menggeliat kesakitan. Dengan kekuatan yang ia kumpulkan, sekuat tenaga mendorong Airin hingga si menantu terbentur keras dinding kamar

Brak!!

“Akhh!!”

*

*

Bersambung.

1
Sunaryati
Lanjut
SooYuu: siap mak 😍
total 1 replies
Sunaryati
Sifat iri dan ingin hidup enak dengan instan, membuat hidup Airin sengsara. Dulu menghina Sekarang berada di posisi yang dihina.
💕Bunda Iin💕
wah ada apa nìh...bokap nya niko + bokap nya adrian🤔
💕Bunda Iin💕
pede kali kau adrian🤭
💕Bunda Iin💕
hai danar apa yg kau sembunyikan🤔
SooYuu: masih menjadi misteri 👻
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
org kepercayaan nya niko si kevin masih misterius👻
💕Bunda Iin💕
keluarga niko musti di hukum dgn seberat²nya karna mereka begitu jahat dan tanpa belas kasih😡
💕Bunda Iin💕
klo airin tdk mempunyai sifat iri dan menganggap kayuna benar² sahabat semua itu tdk akan terjdi
💕Bunda Iin💕
kirain koit ga tau nya langsung diserang mental nya
💕Bunda Iin💕
benar kan si kevin...kyk nya kevin punya dendam jg sama si niko
💕Bunda Iin💕
niko membunuh airin...pas di kantor pula...
💕Bunda Iin💕
aaaa seru nih😅
💕Bunda Iin💕
apakah kevin yg bantu kayuna🤔🤔
💕Bunda Iin💕
siapa kah dia🤔
💕Bunda Iin💕
lah ga sadar diri nih org...dia yg lebih parah main dgn suami sahabat nya
💕Bunda Iin💕
wah masih terawat nya kayuna...klo airin benar² menjdi pembantu😁
💕Bunda Iin💕
hai danar jgn bilang kau ada udang di balik rempeyek...klo iya nti tak sentil ginjal kau ya danar
💕Bunda Iin💕
lah benar si iblis niko punya WIL
💕Bunda Iin💕
maaf ya airin kau benar² menjdi nyonya👏😅
💕Bunda Iin💕
tenang niko hukuman kau akan segera dtang😡👊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!