Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Terkendali
"Stop kak, jangan bicara seperti itu lagi." ucap Resa yng tergesa-gesa.
"Hm... tapi kamu lihat sendiri bukan, belum ada yang jawab chat kamu itu satu pun." ucap Misel yang sudah frustasi.
"Iya memang belum ada, tapi kan ini baru lima menit kak. Belum juga setengah jam, sabar dulu. Inget, orang sabar itu pasti dapat kejutan. Jadi stop bicara yang aneh-aneh lagi." ucap Resa yang langsung menyuruh Misel agar berhenti berpikiran negatif.
"Aku juga mau seperti yang kamu bilang barusan, tapi rasanya susah Resa, susah." ucap Misel yang mulai tak terkendali.
"Ayolah kak, kakak itu nggak pantang menyerah orangnya. Mana kakak aku yang dulu, yang nggak takut sama apa pun. Ayo kak semangat." ucap Resa yang mulai bijak.
"Hm..." ucap Misel yang tak mau lagi berbicara.
"Asal kakak tau ya, aku yang akan lindungi kakak dan aku juga yang akan bantu kakak keluar dari masalah ini. Jadi, jangan merasa tak ada harapan. Selagi kita masih berjuang, pasti nanti akan ada hasil yang baik." ucap Resa.
"Kakak tak perlu khawatir, kalau pun nanti mereka tak menjawab, aku yang akan mencari gadis yang bisa menggantikan kakak. Masih tersisa beberapa jam lagi bukan? sebelum hari itu tiba. Kakak percaya kan saja sama aku, aku pasti bisa membuat kakak tersenyum lagi. Ingat itu kak!!" ucap Resa penuh rasa percaya diri yang tinggi.
Sejenak Resa pun menghentikan ucapannya itu, untuk melihat ada atau tidak respon dari Misel.
Namun sayangnya perkataannya itu tak membuat Misel untuk tergerak menjawab ucapannya itu. Sehingga ia mulai meyakinkan lagi Misel.
Disaat ia terus meyakinkan Misel, tiba-tiba ada notif pesan dari handphone miliknya.
Bergegaslah ia melihat Handphone itu, lalu melihat notif barusan. Ternyata itu jawaban dari Neneng.
"Kak lihat lah, Neneng jawab pesan aku." ucap Resa penuh semangat.
Misel yang tadinya diam, kini mulai tergerak untuk menjawab.
"Lihatlah segera." ucap Misel pada Resa.
Dengan cepat Resa pun mulai melihat isi pesan tersebut.
"Maaf Resa tawaran kamu tak bisa aku terima. karena aku udah tunangan sama Asep dua Minggu yang lalu dan rencananya kami akan menikah dua atau tiga bulan lagi." inilah isi pesan yang di kirim oleh Neneng pada Resa.
"Hm... gagal." ucap Misel yang langsung lemas.
"Sabar kak, ini baru satu. Masih ada tiga lagi, sabar. Siapa tau ada keberuntungan." ucap Resa masih meyakinkan Misel untuk bersabar.
"Hm... mungkin." ucap Misel.
Tak berselang lama, terdengar lagi notif dari Gina.
"Ya ampun Resa, aku ini masih di luar negeri loh. Belum selesai kontrak magangnya. Masa harus nikah secepat itu. Kamu ini gimana coba?" inilah isi pesan dari Gina.
"Hm... hilang kesempatan nya." ucap Misel.
"Sabar kak, masih tersisa dua lagi. Aku lupa, kalau Gina kan udah lama magang di negara K. Hem... lupa aku kak, maaf ya." ucap Resa yang mencoba menguatkan Misel dan tak lupa ia pun meminta maaf karena melupakan sesuatu.
Tak ada respon lagi dari Misel, kini Resa pun harap-harap cemas dengan kedua temannya yang belum jawab.
Dalam hati ia pun terus berdoa. "Semoga Lusi dan Nenden ada yang mau menerima tawaran ini." ucap Resa dalam hatinya.
Tak berselang lama Lusi pun menjawab pesan Resa.
"Say, kamu nggak salah. Aku kan udah nikah seminggu yang lalu, bukannya kamu juga datang ke pernikahan aku waktu itu. Kok lupa sih? kalau sampai chat ini sampai di lihat sama suami gue. Bisa berantem gue sama dia." isi chat dari Lusi.
"Sadis sekali kamu Resa, bisa hancurin rumah tangga orang kalau hal itu terjadi." ucap Misel setelah melihat isi pesan tersebut.
"Aku lupa kak, kalau Lusi udah nikah minggu lalu. Kalau hal yang di katakan Lusi barusan terjadi. Mati aku, bakal jadi perusak hubungan orang. Apalagi perusaknya bukan yang elit. Ya ampun, nggak kebayang hal ini kalau terjadi. Bisa jadi berita trending tau kak. Aku jadi perusak rumah tangga orang. Ck... nggak mau." ucap Resa yang tak terbayang sedikit pun dalam pikirannya, jika hal itu terjadi pada dirinya.
"Hm... Resa lihatlah perbuatan mu itu, sangat di luar kendali." ucap Misel.
"Sudahlah kak, jangan kaya gitu sama aku." ucap Resa yang tak ingin Misel terus membahasnya lagi.
"Tapi kalau tidak di bahas, sayang sekali tau Resa." ucap Misel.
"Ck... tega sekali sih kak." ucap Resa yang tak habis pikir dengan jawaban Misel barusan.
"Hehehe... lucu aja gitu. Kalau sampai itu terjadi sama kamu, pasti aku akan ketawa paling keras." ucap Misel yang langsung tertawa.
"Ck... sudahlah kak, jangan di bahas lagi." ucap Resa yang tak mau membahasnya lagi.
"Hm... iya deh iya, aku nggak akan bahas lagi." ucap Misel yang akhirnya menyerah.
Beberapa saat kemudian, mereka berdua pun saling terdiam sampai akhirnya ada satu notif masuk lagi di handphone Resa.
"Ah... ini beneran Resa, aku mau dong. Kapan nikah nya? beneran kan maharnya rumah mewah?" isi dari pesan tersebut yang ternyata itu dari Nenden.
"Hm... iya rumah mewah, hari minggu ini pernikahannya. Gimana, kamu mau nggak?" Ucap Resa dalam menjawab pesan Nenden tersebut.
"Mau dong." isi pesan Nenden yang membuat Resa kegirangan bukan main.
"Oke, aku tunggu nanti hari minggu di rumah Misel." jawaban chat dari Resa untuk Nenden.
"Oke." isi pesan dari Nenden.
"Hore... akhirnya berhasil kak. Yey... Yey... hore..." ucap Resa yang kegirangan sampai loncat-loncat.
Hal ini membuat Misel mengerutkan alisnya karena keheranan dengan tingkah Resa yang aneh.
Karena baru beberapa menit yang lalu dia merajuk, kini malah heboh seheboh hebohnya. Bukannya hal ini aneh bukan?
Maka inilah yang Misel rasakan saat ini, ketika melihat tingkah Resa.
"Kamu kenapa Resa?" ucap Misel yang sudah tak bisa menahan rasa penasarannya itu.
"Ayo kak sini, kita harus loncat-loncat." ucap Resa bukannya menjawab perkataan Misel. Dia malah menarik tangan Misel dan mengajak Misel untuk loncat-loncat.
Walau Misel terus menolak ajakan nya itu, tapi jika tangga nya terus di tarik. Secara otomatis Misel pun mulai loncat-loncat juga mengikuti Resa.
"Ck... sebenarnya ada apa sih Resa, kamu sampai ajak aku loncat-loncat." ucap Misel yang sudah mulai geram.
"Ini berita baik kak, kita harus merayakannya dengan loncat-loncat seperti ini." ucap Resa yang masih tak membuat Misel puas dengan jawabannya itu.
"Iya tapi apa? jangan bikin aku pusing dan naik darah, baru kamu kasih tau aku. Cepatlah katakan, apa yang buat kamu sampai loncat-loncat seperti ini." ucap Misel yang sudah menahan akan emosi nya. Namun, ternyata tak bisa. Sehingga saat ini, ia pun mulai geram pada Resa.
Bersambung...