NovelToon NovelToon
Istri Siri Om Majikan

Istri Siri Om Majikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak / Tamat
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tanpa gaun putih, tanpa restu keluarga, hanya akad sunyi di balik pintu tertutup.
Aku menjalani hari sebagai pelayan di siang hari… dan istri yang tersembunyi di malam hari.

Tak ada yang tahu, Bahkan istri sahnya yang anggun dan berkelas.

Tapi apa jadinya jika rahasia itu terbongkar?
Saat hati mulai berharap lebih, dan dunia mulai mempertanyakan tempatku…

Istri Siri Om Majikan adalah kisah tentang cinta yang lahir dari keterpaksaan, tumbuh di balik status yang tak diakui, dan perjuangan seorang perempuan untuk tetap bernapas dalam cinta yang ia tahu tak pernah boleh ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 32

Matahari sudah mulai naik ketika Syifa pulang dari belanja sayur. Ia mendorong stroller kecil berwarna krem lembut yang di dalamnya tertidur lelap Ayla, bayi mungil berusia lima bulan yang sudah seperti darah daging sendiri baginya.

Wajah Syifa tampak sedikit lelah, tapi tetap teduh. Senyum tipis tak pernah benar-benar hilang dari wajahnya meski langkahnya pelan dan pundaknya sesekali terlihat menahan nyeri.

Kandungannya sudah masuk bulan ke delapan. Perutnya makin besar dan berat, namun ia tetap memilih menjalani semuanya sendiri. Bukan karena tak ada yang bisa membantu… tapi karena ia ingin kuat untuk anak-anaknya.

Sampai di halaman rumah kontrakan kecil nan asri yang ia tinggali, Syifa memarkirkan stroller di teras. Ia mengangkat Ayla dengan hati-hati dan membawanya masuk ke dalam, meletakkannya di boks kecil dekat ruang tengah.

"Alhamdulillah, Ayla nggak rewel, ya, Nak…" bisiknya lembut sambil membetulkan selimut bayi itu.

Setelah menggantung belanjaannya di dapur, Syifa menatap jam dinding. Masih pukul 09.15.

Ia menarik napas panjang lalu berbicara pelan pada diri sendiri, “Masih cukup waktu untuk ke rumah sakit sebelum masak siang.”

Ia membuka laci, mengambil map berisi buku kontrol kehamilan dan surat rujukan. Hari ini jadwal pemeriksaan rutin kehamilan delapan bulan, dan dokter kandungannya ingin memantau kondisi janin lebih intens, mengingat Syifa sering mengeluhkan nyeri punggung dan sesak ringan.

Sebelum berangkat, ia menyeduh teh hangat, duduk sebentar sambil menikmati udara pagi yang masih tersisa.

Tangannya mengelus perutnya pelan. "Kamu sehat, ya, Nak... jangan bikin Bunda khawatir," ucapnya pelan sambil menahan haru.

Sesaat ia termenung. Teringat perjalanan panjang yang ia lalui sendirian. Dari seorang pelayan di mansion besar, menjadi istri yang disembunyikan, hingga kini menjadi ibu dari dua anak yang satu dikandung, dan yang satu dipeluk dengan kasih tanpa syarat.

Ia berdiri lagi, menggendong Ayla, menyusui sebentar, lalu menggantikan pakaian si kecil agar tetap hangat di perjalanan.

Pukul 09.45, Syifa bersiap keluar rumah lagi. Kali ini dengan tas bayi, map medis, dan hati yang tetap ia kuatkan.

Naik ojek langganan, Syifa melangkah menuju rumah sakit tanpa publikasi, tanpa sorotan media, tanpa suami di sampingnya. Tapi dengan langkah tegak seorang ibu yang tahu bahwa perjuangan adalah bagian dari cinta.

Suasana rumah sakit pagi itu cukup ramai, tapi tenang. Udara beraroma antiseptik dan suara roda troli sesekali terdengar di sepanjang lorong.

Syifa duduk di ruang tunggu klinik kebidanan, mengenakan gamis biru muda dengan jilbab polos yang membingkai wajah letih tapi damai. Di pangkuannya, Ayla tertidur dengan pulas, digendong dalam selendang lembut.

Namanya dipanggil oleh perawat perempuan berhijab, dengan suara sopan dan hangat.

"Bu Syifa Mutmainnah, silakan masuk ke ruang pemeriksaan."

Syifa berdiri dengan hati-hati, mengangguk sopan dan melangkah masuk ke ruang USG sambil membawa Ayla. Seorang perawat membantu menggendong Ayla, menidurkannya sebentar di kursi kecil, sementara Syifa berbaring di ranjang pemeriksaan.

Dokter Rahma, dokter kandungan yang selama ini mendampingi Syifa sejak awal kehamilan, menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Masya Allah, sudah besar sekali ya perutnya, Bu Syifa. Gimana, makin sering pegal dan sesak?" sapanya ramah.

Syifa mengangguk pelan. “Iya, Dok… apalagi kalau malam.”

"Namanya juga dua bayi di satu rahim," canda Dokter Rahma sambil mempersiapkan alat. "Oke, sekarang kita lihat kondisi si kembar ya."

Gel dingin diteteskan ke perut Syifa. Lalu alat USG mulai digerakkan perlahan. Layar monitor di sampingnya mulai menampilkan gambar hitam-putih yang bergerak.

Detik berikutnya, Syifa menahan napas. Matanya membelalak pelan saat dua bulatan kepala bayi muncul berdampingan.

Gerakan tangan mungil, dada yang naik turun, dan denyut jantung yang berdetak cepat membuat matanya langsung berkaca-kaca.

“Ini dia, anak pertama.” ujar Dokter Rahma sambil menunjuk layar. “Laki-laki. Posisi kepala sudah mulai turun. Aktif banget geraknya.”

Syifa menutup mulutnya, tak bisa menahan air mata haru yang turun perlahan.

“Dan ini adiknya juga laki-laki. Lagi tiduran santai, tangan di pipi. Sehat semua, posisi bagus, air ketuban cukup. Alhamdulillah.”

Suara jantung kembar itu terdengar berirama cepat dari speaker kecil. Deg-deg-deg-deg seperti musik dari surga.

Syifa menangis dalam diam. Tangannya mengelus perutnya yang sudah membuncit. “Anak-anak Bunda sehat ya, Nak maaf kalau selama ini Bunda terlalu banyak nangis.”

Dokter Rahma ikut tersenyum. “Nggak apa-apa, Bu. Justru janin itu tahu kok siapa yang mencintainya sejak belum lahir.”

Syifa mengangguk pelan, napasnya bergetar menahan haru. Ia tak tahu seperti apa masa depannya nanti. Tapi pagi ini, melihat dua nyawa mungil yang tumbuh di rahimnya rasanya cukup untuk membuatnya kuat.

Ia menatap layar itu lama, seolah ingin merekam gambar kedua bayinya dalam hati.

“Insya Allah... Bunda akan jadi rumah paling aman buat kalian berdua.”

Dan di balik tirai ruang pemeriksaan itu, Tuhan menyaksikan seorang ibu tengah jatuh cinta untuk kedua kalinya kepada dua anak laki-laki yang belum lahir, tapi sudah mengisi hatinya sepenuhnya.

Mampir baca: Dihina Camer Dirajakan Kekasih.

Jonathan menyandarkan punggung ke kursi kulit hitam yang empuk, jemarinya memainkan gelas kristal berisi cairan berwarna keemasan.

Di seberangnya, Jayden tertawa kecil, wajahnya bersinar puas seperti seseorang yang baru saja memenangkan peperangan panjang.

"Akhirnya, satu duri besar itu dicabut juga," gumam Jayden sambil mengangkat gelasnya. "Jordan Atmadja, resmi bukan siapa-siapa lagi dalam kartu keluarga."

Jonathan menangguk pelan, matanya menatap jendela besar yang menghadap ke pusat kota, sorotnya dingin tapi penuh kemenangan.

"Dia pikir bisa main licik dan tetap duduk manis sebagai ahli waris Julian Atmadja? Terlalu naif."

Jayden meneguk minumannya, lalu bersandar santai. "Yang paling lucu, dia bahkan nggak sadar kalau semua ini udah dirancang pelan-pelan sejak tahun lalu."

"Tepatnya sejak dia mulai berani main belakang dan coba ngatur saham perusahaan lewat tangan orang lain," potong Jonathan, senyumnya sinis.

Mereka tertawa pelan, bukan karena bahagia semata, tapi karena puas melihat hasil dari strategi panjang mereka membuahkan hasil.

"Selamat tinggal, Jordan," ujar Jayden dingin. "Selamat datang masa depan yang lebih bersih tanpa jejak pengkhianat."

Gelas pun saling beradu ringan, menandai kemenangan mereka malam itu sebuah perayaan diam-diam, di ruang tertutup, dengan minuman termahal dan kepuasan yang tak terbeli.

Jonathan duduk bersandar di balik meja marmer hitam yang mahal, mengenakan jas rapi yang tak sedikitpun mencerminkan kekacauan moralnya.

Di seberangnya, Jayden mengangkat gelas kristal berisi minuman mahal, senyumnya puas, matanya berbinar seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan semua permen di dunia.

“Jordan udah resmi keluar dari kartu keluarga. Nggak ada lagi nama dia di lembar warisan,” ucap Jayden dengan nada ringan, seolah itu hanya masalah administratif biasa.

Jonathan terkekeh pelan, matanya menatap layar tablet di tangannya dokumen notaris digital tertera di sana, sah dan tak terbantahkan.

"Bagus. Sekarang semua bersih. Tanpa nama Jordan, pembagian harta tinggal kita atur berdua. Lebih mudah, lebih... eksklusif."

Mereka bersulang, gelas beradu dengan bunyi halus namun tajam seperti pengkhianatan yang disembunyikan rapi.

Padahal kalau dunia tahu kalau saja Julian Atmadja sadar justru dua orang inilah dalang dari semua kekacauan keluarga. Bukan Jordan.

Jordan yang dituduh menghianat. Jordan yang dikambinghitamkan.

Jayden menaruh gelasnya, lalu berkata pelan namun kejam,

“Aneh ya… dulu waktu kecil, kita bertiga kayak saudara kandung. Tapi ya, dunia ini milik orang yang berani tikam lebih dulu.”

Jonathan tersenyum tipis, dingin. “Dan Jordan terlalu percaya. Dia pikir darah cukup untuk menjamin kesetiaan. Ternyata nggak.”

Di luar ruangan itu, dunia mungkin masih percaya Jordan Atmadja adalah si serakah dan pembelot. Tapi di dalam ruangan itu di balik gelas mewah dan dinding penuh lukisan mahal Jonathan dan Jayden menyimpan rahasia yang lebih busuk dari yang bisa dibayangkan siapa pun.

Dan harta warisan itu adalah hasil dari darah yang mereka tumpahkan sendiri.

1
Retno Harningsih
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut doubel up
Retno Harningsih
up
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sambil nunggu bab selanjutnya kakak bisa mampir baca novel aku yang baru ceritanya lebih seru judulnya:

Dihina Camer Dirajakan Kekasih
Istri Badas Ustad Tampan
total 1 replies
Adinda
ayo fathan rebut hati naurah cocok kok kamu sama Naurah
Retno Harningsih
lanjut
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
😍😍😍😍😍
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
🥹🥹🥹🥹🥹
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Aamiin.. 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Alhamdulillah.. Semoga papa Jordan terus istiqomah di jalan-Nya ya Rabb.. Lindungilah ia dan keluarga kecilnya.. 🥹🥹🥹🥹🥹🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Sedihnya punya saudara kandung yg begini kelakuannya.. Kebahagiaan gak akan menghampiri mereka yg sombong dan bongkan apalagi iri dan dengki karma Allah akan membuat mereka hancur atas perbuatan sendiri..
sunshine wings
Aamiin ya Rabbal Alaamiinn.. 🤲🤲🤲🤲🤲♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Yeah akhirnya 🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
🥹🥹🥹🥹🥹♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Aduh.. Capek daa.. 😁😁😁😁😁
sunshine wings
🙈🙈🙈🙈🙈
sunshine wings
Ahhh!!! Jordaaannn..
sunshine wings
Waduh kok makin parah bunyinya author.. Jordan!!!!
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: typo kakak 😭😭☺️🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!