Jiro Adrian pernah mencintai wanita begitu dalam namun di hianati, beberapa tahun kemudian setelah bertunangan dengan wanita lain tiba-tiba masa lalunya hadir dan kembali mengacak-acak hatinya.
Pria itu menyayangi tunangannya tapi juga tak bisa melepaskan wanita masa lalunya karena ingin membalas rasa sakit hatinya dahulu.
Lalu siapa yang akan ia pilih, tunangannya yang telah membantunya kembali bangkit atau justru masa lalunya yang banyak menyimpan rahasia yang tak pernah ia duga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~32
Selepas Jiro pergi Hanna segera membuat sarapan untuk dirinya, tentu saja ia takkan bekerja dalam perut kosong. Kemarin ia dan bosnya itu berbelanja banyak makanan dan ia akan makan sesukanya tak peduli pria itu marah.
"Siapa suruh mengurungku disini sudah tahu makanku banyak," gumamnya sembari terkekeh seraya mengambil buah diatas meja setelah menghabiskan sarapannya.
Biasanya ia memilih makan seadanya agar memiliki uang lebih untuk dikirim kepada ayahnya tapi kali ini ia takkan memikirkan hal itu karena sudah banyak makanan yang tersedia disini.
Sementara itu Jiro yang sedang berada di kantornya nampak menggeleng kecil ketika menatap wanita itu dari CCTV di layar komputernya, kemudian pria itu pun segera beranjak dari duduknya ketika menerima panggilan telepon.
"Sayang, kata nyonya Catherine kamu sudah dapat sekretaris baru ya?" Terlihat wajah Sofie memenuhi layar ponsel pria itu.
"Hm, kamu sedang apa?" tanya Jiro kemudian dan pandangannya sesekali kearah jendela kaca dimana sedang menampakkan cuaca yang begitu cerah pagi itu.
"Aku baru saja selesai mandi dan mau pergi ke butik." terang wanita itu sembari merias wajahnya.
Tak berapa lama terdengar suara pintu diketuk dan nampak seorang wanita cantik melangkah masuk.
"Selamat pagi tuan Jiro, ini berkas yang harus anda tanda tangani." ucap sekretaris baru Jiro yang nampak membawa berkas di tangannya.
Pria itu hanya menggerakkan dagunya kearah mejanya agar wanita itu meletakkan berkas tersebut disana, seakan mengerti dengan bahasa isyarat bosnya wanita itu pun segera berlalu ke mejanya. Saat sedang meletakkannya diatas meja pandangannya tiba-tiba tak sengaja kearah layar komputer dimana sedang menampakkan sebuah rekaman CCTV.
Terlihat seorang wanita berpakaian pelayan nampak sedang tiduran diatas sofa sembari memakan buah apel, sangat tidak sopan pikir wanita itu. Pasti setelah ini akan di pecat oleh bosnya tersebut gumamnya sembari tersenyum sinis.
"Jika sudah tak ada urusan lain silakan keluar!" tegas Jiro saat melihat sekretarisnya masih berada di meja kerjanya.
"Ba-baik tuan," wanita itu pun segera berlalu keluar dengan wajah pucatnya karena terpergok mengawasi CCTV tersebut.
Jiro nampak berdecih lantas segera kembali ke mejanya setelah mengakhiri panggilan teleponnya dengan sang kekasih lalu di lihatnya layar CCTV dimana Hanna masih nampak tiduran diatas sofa sembari menonton televisi dengan sebuah apel berada di tangannya.
Pria itu pun hanya menggeleng kecil kemudian segera dimatikan layar CCTV tersebut dan berganti dengan pekerjaan yang harus segera ia selesaikan.
...----------------...
"Akhirnya selesai juga,"
Hanna yang baru selesai mengepel nampak mengusap peluh di dahinya siang itu, jika sudah menikah nanti ia takkan mau punya rumah sebesar ini karena lebih dari setengah hari waktunya ia gunakan untuk membersihkannya.
Kemudian saat hendak mengembalikan alat pelnya tiba-tiba pintu apartemennya terbuka dari luar rupanya sang bos yang pulang, perasaan dahulu saat ia bekerja menjadi sekretarisnya pria itu hampir selalu menghabiskan waktunya di kantor namun sekarang justru lebih sering pulang. Apa karena takut ia akan mencuri barang-barangnya?
Tentu saja ia tidak akan berbuat serendah itu kecuali menghabiskan makanannya karena bekerja juga butuh makan.
"Kamu sudah pulang?" ucapnya berbasa-basi padahal jika mengingat ucapan pria itu tadi pagi ingin sekali ia menyiram air bekas pelnya itu ke mukanya.
"Hm,"
Jiro hanya berdehem kecil seraya melangkah masuk namun sepertinya pria itu tak melihat lantai dalam keadaan basah hingga membuatnya tiba-tiba terpeleset jatuh dan menabrak ember berisi air hingga muncrat ke tubuhnya.
"Oh astaga mati aku,"
Hanna sontak panik saat melihat pria itu nampak basah kuyup terkena air bekas pel dan wanita itu pun segera berlalu membantunya.
"Apa kamu baik-baik saja?" ucapnya seraya menarik tangan kekarnya namun saat pria itu hendak beranjak berdiri justru wanita itu tiba-tiba terpeleset hingga keduanya pun kembali terjatuh dengan tubuh Hanna berada di bawah Jiro.
Kini pandangan keduanya pun nampak terkunci dan ketika pria itu kembali mendekatkan wajahnya Hanna sontak mendorongnya hingga membuat mereka langsung beranjak.
"Kamu benar-benar menghancurkan rumahku, kurang dari 15 menit ku harap semua lantai ini kering seperti semula!" perintah Jiro lantas segera berlalu naik ke kamarnya.
Hanna nampak membuang napasnya, namun detik selanjutnya bibir tipisnya pun langsung tersenyum. "Memang enak mandi dengan air bekas pel-pelan," ejeknya.
Kemudian wanita itu pun segera mengeringkan lantainya dan setelah itu membersihkan dirinya yang juga nampak basah kuyup.
Beberapa saat kemudian Hanna yang sedang bersantai didepan televisi nampak melirik kearah tangga dimana bosnya itu turun dengan hanya memakai pakaian rumahan.
Apa pria itu tidak pergi bekerja?
"Buatkan makan siang untukku!" ucap Jiro kemudian namun Hanna pura-pura tak mendengarnya dan justru asyik dengan tontonannya.
Jiro yang kesal pun langsung mengambil remot dan mematikan televisinya. "Apa pendengaranmu sudah tidak berfungsi?" ucapnya dengan geram.
Hanna nampak beranjak dari duduknya sembari memutar bola matanya malas. "Apa lagi? apa rumahmu kurang bersih?" ucapnya menatap pria itu.
Jiro memperhatikan sekelilingnya, terlihat bersih dan juga rapi. "Aku lapar, apa kamu bisa membuatkan ku makan siang!" perintahnya kemudian.
"Makan siang?" ulang Hanna.
"Hm," pria itu menatapnya tegas.
"Baiklah, tapi itu tidak gratis karena kerjaku disini cuma bersih-bersih bukan memasak." Hanna membalas tatapannya dengan senyuman mengejek.
"Ck, bahkan kamu sudah menghabiskan makananku tapi untuk membuatkan ku makanan masih minta upah?" Jiro nampak tak percaya.
"Tidak mau ya sudah, aku mau istirahat siang karena pekerjaanku sudah selesai." Hanna pun berlalu pergi, siapa suruh perhitungan dengannya jadi sekalian saja ia balas.
"Sial!"
Jiro nampak kesal kemudian terpaksa pergi ke dapurnya untuk membuat makan siangnya sendiri, namun saat melihat tempat cuci piringnya pria itu pun langsung tersenyum miring seraya menatap wanita itu yang sedang menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Sore harinya Hanna yang baru bangun tidur nampak merentangkan kedua tangannya keatas, rasanya tubuhnya kembali segar setelah beberapa saat tertidur. Entah sudah berapa lama ia tak merasakan tidur siang senikmat ini, apalagi tidur di kasur yang begitu empuk.
Meskipun ia hanya pelayan tapi bosnya itu memberikannya tempat yang layak tapi bukan berarti ia bisa patuh begitu saja, seperti tadi siang ia menolak perintah pria itu untuk membuat makan siang karena memang bukan pekerjaannya, kecuali pria itu mau memberikannya uang lebih agar hutangnya bisa segera lunas.
Setelah merapikan kasurnya Hanna segera keluar karena tiba-tiba perutnya terasa keroncongan, tahu saja cacing didalam perutnya jika di rumah ini banyak persediaan makanan.
Saat baru menuruni anak tangga ia tak melihat keberadaan bosnya, sepertinya pria itu kembali ke kantornya dan itu membuatnya merasa senang karena bisa bebas namun saat baru menginjakkan kakinya di dapur matanya pun langsung membulat sempurna.
"Apa-apaan ini?"
Yang diam2 sudah menikah dengan sang mantan...
Hidupmu ternyata diikuti stalker Jiro, ada orang2 kepercayaan papamu yang selalu mengawasimu ..
Jangan bilang kalau Tuan Hayes adalah salah satunya 🤔...
Seperti rem motor matic saja 😄..
Sengaja bikin keributan dirimu, jadi kompor meleduk....
Rencana licik dari kelurgamu untuk menjadi bagian dari keluarga Adrian ...
Bau-bau ada persekongkolan anak sama bapak, apakah benar begitu Sof....
Atau memang ada versi lain mungkin...
Cukup jalani dan nikmati tapi tetap pagari dengan dinding yang tinggi agar tidak menyiksa hati.
Jangan sampai jatuh untuk yang kedua kali....
Karena rasanya akan lebih sakit dari pengalaman pertama saat dulu pernah terjatuh...
Jiro bukan milikmu, pernikahanmu denganya baru sebatas legalitas hitam di atas putih...
Sebuah hubungan yang status warnanya abu-abu pekat 😫...
Ngga pakai drama tatapan mata tajam dan mulut yang bergoyang dengan suara sangat pedazz 😄...
Jiro ngga tantrum sepagi itu Hann...
Sepertinya asupan gizi mood booster recharging imun full bahkan sampai gumoh 😂...
Apakah dia tahu hubungan Jiro sama Hanna??? 🤔🤔🤔
Sofie sombong dari Dulu loh 😅😅😅