NovelToon NovelToon
Perpisahan Kedua

Perpisahan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Mafia / Balas Dendam / Roman-Angst Mafia
Popularitas:76.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sisca Nasty

Wajib baca Novel Tawanan Dua Mafia.

Helena harus berjuang saat pria paling dicintainya dinyatakan tewas dalam pertempuran. Satu persatu orang yang disayangi Helena haeus tewas di depan matanya.
Helena harus tetap bertahan di saat situasi dan kondisi tidak lagi menguntungkan baginya.
Akankah Helena berhasil mengalahkan musuh yang tidak lain adalah sepupu suaminya sendiri?

"Strike, kau harus tetap hidup."
"Pergi, Nona. Pergi. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda lagi."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 32

"Setelah belanja kita pulang ke Rio. Nggak ada tawar-menawar lagi, Helena."

Cindy menggandeng lengan Helena dan membawanya masuk ke salah satu pusat perbelanjaan. Dia harus menghibur Helena. Belanja merupakan salah satu cara untuk bersenang-senang. Hanya itu yang kini dipikirkan oleh Cindy.

Sudah dua hari mereka seperti ini. Belanja. Makan. Nonton. Melakukan segala kegiatan menyenangkan. Ide Cindy cukup berhasil. Helena seperti tidak lagi ingat dengan kesedihannya. Setiap kali air matanya hampir menetes. Dengan cepat Cindy muncul dan menghiburnya.

"Ya. Kita akan pulang ke Rio malam ini," sahut Helena. Dia menahan langkah kakinya. Memandang Strike yang berdiri tidak jauh di belakang mereka. Strike hanya sendirian sekarang.

Helena bisa merasakan kekhawatiran di dalam diri Strike. Musuh mereka bukan orang yang bisa dikalahkan hanya dalam waktu semalam. Mundur untuk maju lebih di depan.

Cindy tersenyum bahagia mendengarnya. Dia memeluk Helena dan mengusap punggungnya. "Good girl."

Strike merasa sedikit lega sekarang. Akhirnya Helena sudah mau pulang lagi ke Rio. Setelah keadaan aman, Strike akan kembali melakukan serangan. Mungkin mereka tidak bisa langsung menghabisi Robert. Tapi soal Clara. Strike sudah punya rencana sendiri untuk menghabisi nyawa wanita itu.

Cindy dan Helena masuk ke salah satu toko baju. Lumayan ramai karena hari itu hari minggu. Beberapa pengunjung yang ada di dekat Helena dan juga Cindy berlalu lalang. Begitupun dengan karyawan toko yang dengan setia melayani setiap pelanggan yang datang.

"Helena, lihatlah warna ini. Unik bukan? Tidak hijau juga tidak biru. Aku belum pernah memiliki baju warna seperti ini. Apa ini termasuk warna tosca?"

"Ambil aja Cindy jika kau suka. Aku akan membayarnya," sahut Helena dengan entengnya. Kini Helena memutar tubuhnya untuk memeriksa baju lainnya yang tergantung. Mencari-cari baju mana yang cocok dengannya.

Cindy mendengus kesal. "Tapi aku tidak suka. Hitam membuatku terlihat lebih seksi." Meletakkan kembali baju pada gantungan. Cindy memandang ke depan. Dia memperhatikan karyawan wanita yang kini berjalan mendekati Helena. Sangat mencurigakan.

Kedua mata Cindy melebar ketika melihat sebuah pisau baru saja dikeluarkan oleh wanita tersebut. "Helena!"

Mendengar teriakan Cindy membuat Helena berbalik. Strike yang ada di sana melirik ke arah Helena. Karyawan wanita itu memasukkan kembali pisaunya. Dia berputar dan memandang Cindy. Dia berjalan maju dengan tenang.

Helena mengernyitkan dahinya. "Cindy, ada apa?"

Cindy diam mematung. Memandang wanita yang kini berdiri di hadapannya. Napasnya tersengal. Dia masih belum mengeluarkan satu katapun.

Wanita itu tersenyum sebelum berlari kencang. Bersamaan dengan itu, Cindy terjatuh. Perutnya sudah dipenuhi dengan darah segar. Helena melebarkan kedua matanya.

"Cindy!"

Strike mengangkat senjata apinya dan menembak wanita pembunuh itu. Namun tembakannya lolos. Lokasi yang ramai membuat Strike tidak bisa menembak sembarangan.

"Cindy." Helena menarik kepala Cindy. Menepuk pipinya agar wanita itu segera menyahut. "Dengarkan aku. Cindy, bangun."

Cindy membuka matanya perlahan. "Aku sudah bilang akan mati tahun ini."

"Apa yang kau bicarakan? Kau akan selamat. Ayo kita ke dokter." Helena semakin panik. "Strike, bawa Cindy ke rumah sakit. Cepat."

Cindy menggeleng. Mengusap pipi Helena dengan tangannya yang berlumuran darah. "Berjanjilah untuk tetap hidup, Helena. Aku menyayangimu." Tangan Cindy tergeletak di lantai. Wanita itu tidak sadarkan diri lagi.

"Cindy. Bangun Cindy. Bangun!" Helena semakin histeris.

Strike memeriksa denyut nadi Cindy. Masih ada. Mereka masih bisa menolongnya. "Nona, kita akan membawanya ke rumah sakit."

Helena mengangguk. Pipinya telah basah karena menangis. Dia memegang jaket Strike dan mengikutinya dari belakang.

"Kau harus selamat, Cindy. Jangan tinggalkan aku. Aku mohon ...."

Kedua tangan Helena terasa begitu dingin. Dia berusaha kuat. Ya, dia harus kuat. Cindy pasti selamat hiburnya di dalam hati.

***

Helena tidak lagi bisa bernapas dengan tenang. Dia duduk di kursi yang ada depan ruang operasi. Dokter dan tim medis lainnya sedang berupaya untuk menyelamatkan nyawa Cindy. Mereka semua berjuang.

Tangan Helena gemetar. Dia bahkan tidak bisa mengeluarkan satu katapun lagi saat ini. Kepalanya menunduk. Rasa bersalah kembali menghantui Helena. Belum ada dua minggu dia kehilangan Clous. Belum ada sebulan dia kehilangan Aberzio. Kenapa kejadian seperti ini terulang kembali?

Strike berdiri di samping Helena. Hanya dia yang bisa menjaga Helena. Sendirian. Sebenarnya saat ini Strike cukup mengutuk dirinya karena gagal menjaga Cindy. Bukan hanya Cindy. Mungkin tadi Helena akan celaka jika Cindy tidak berteriak.

Strike butuh anggotanya. Tapi mereka semua harus menjaga Rio. Menjaga markas dan mansion. Sekarang Strike hanya bisa sendirian menjaga Helena. Tidak ada yang bisa dia handalkan lagi saat ini. Semua anak buahnya yang setia sudah dibantai habis oleh Clara dan Robert. Strike benar-benar harus berjuang sendirian.

Dokter keluar dari ruang operasi. Membuka maskernya dan memandang ke depan. Helena beranjak dari duduknya. Dia berlari menghampiri dokter bedah di depannya.

"Dok, bagaimana Cindy? Operasinya berjalan lancar?"

Dokter itu menggeleng. "Kondisi Nona Cindy sangat lemah. Kami tidak bisa menyelamatkan nyawanya, Nona. Maafkan kami."

Helena mematung. Air mata yang sejak tadi di tahan agar tidak menetes kini mulai membasahi pipinya. Kedua kakinya lemas. Kenapa dia harus mendengar kata-kata menakutkan itu? Lagi! Untuk ketiga kalinya. Dalam waktu dekat dia harus kehilangan orang-orang yang dia sayangi.

Strike memandang ke depan dengan tangan terkepal kuat. Pria itu juga menyalahkan dirinya sendiri. Seceroboh itu. Bodoh! Strike bahkan ingin memukul dirinya sendiri. Menampar wajahnya.

"Cindy pergi?" Helena menangis setelahnya.

Strike menangkap tubuh Helena yang hampir terjatuh. Helena menangis sejadi-jadinya. Dia melampiaskan kesedihannya. Wanita itu berteriak. Dia tidak siap kehilangan Cindy. Hanya Cindy satu-satunya penyemangat hidup Helena saat ini. Kenapa dia juga harus pergi.

"Nggak! Cindy nggak boleh mati. Cindy! Kau harus tetap hidup. Temani aku!" teriak Helena hingga memenuhi seisi lorong rumah sakit.

"Cindy, jangan pergi. Aku membutuhkanmu. Hanya kau yang aku miliki Cindy."

Strike memeluk Helena dari belakang ketika wanita itu berontak. Menahannya. Helena pasti akan menghancurkan benda apa saja yang ada didekatnya. Strike tidak akan membiarkan itu terjadi. Helena hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

"Clara brengsek! Aku akan membunuhmu. Aku akan menusuk jantungmu berulang kali sampai kau merasakan sakit yang selama ini aku rasakan. Aku akan menyiksamu wanita sialan!" teriak Helena penuh emosi. Kini dendamnya semakin menggunung. Clara harus mati di tangannya. Apapun itu harus di tangannya. Helena begitu dendam.

"Cindy ...." Helena kembali menangis setelahnya. "Maafkan aku, maafkan aku."

"Maafkan saya, Nona. Saya telah gagal menjaga Nona Cindy."

Helena memegang tangan Strike. Menatapnya. "Aku mohon. Kembalikan Cindy. Hanya dia saudaraku yang tersisa. Strike, lakukan apapun. Buat Cindy hidup lagi. Apa dia sedang bercanda? Dia pasti sengaja mengerjaiku. Kita harus menemuinya."

Helena berlari dan menerobos masuk ke dalam. Strike segera mengejar Helena. Beberapa perawat berusaha menghalangi Helena. Akan tetapi mereka juga tidak tega melihat kesedihan di wajah Helena.

"Cindy, bangun. Nggak lucu!" Helena membuka kain yang menutupi wajah Cindy. Wanita itu tersenyum. Dia pergi dengan membawa kebahagiaan.

"Jangan bercanda. Kita akan ke Rio. Aku akan memberimu hadiah yang banyak. Ayo kita pulang." Helena menggenggam tangan Cindy. Siap untuk menariknya.

Dengan cepat Strike menahan tangan Helena. Melepas genggamannya. Pria itu menarik Helena dan memeluknya. Tidak ada mengeluarkan satu katapun.

Helena kembali meneteskan air mata. Dipandangnya sekali lagi wajah Cindy yang sudah tidak dialiri darah lagi.

"Apa aku sedang bermimpi?"

1
Atun Atun
hahaha aberzio aberzio memastikan Helena sadar sampai g tidur seminggu Helena sadar kamu pingsan minta di rawat juga, selamat untuk litle bos sehat sehat semoga g ada musuh yg menyelinap masuk untuk menculik atau membunuh
Ratna Sumaroh
bolehkah aku juga menyalahkan Aberzio??
karna Aberzio Helena jadi seperti ini 😤
karena kecemburuan dan keegoisan Aberzio yang mungkin memperburuk keadaan Helena...
aku marah padamu Aberzio 😤😡😡
Ratna Sumaroh: rasanya pengen aku getok pake palu kodam 🤭🤣
total 2 replies
TiniE's AcHmaD💏
ayo berjuang helena little bos butuh kamu
aberzio bisa gila klo kelamaan komanya takutnya little bos jadi sasaran daddynya😭😭😭
Ratna Sumaroh: betul itu 🥺🥺🥺aku juga sedih Helena koma
total 1 replies
Ratna Sumaroh
walau agak kecewa karena sopia mati ditangan Marco bukan ditangan Helena tapi gakpapa lah yang penting sopi sudah mati sudah end....
dan ada kejutan juga karna claus masih hidup
Ratna Sumaroh
ayo Helena bunuh sopia yang sudah bikin keluarga mu berantakan karena ulahnya.... gak usah beri ampun.
semoga zio bisa selamat dari jurang kematian
Ratna Sumaroh
ternyata yang tlp zio si sopia yang meniru suara Helena... kok bisa HP Helena ditangan sopia
Ratna Sumaroh
Aberzio kenapa gak mau denger penjelasan Helena 🤔🤔
salah Helena juga sih yang sembunyi sembunyi menemui Marco.
padahal Marco cuma kasih info soal sopia 😤🤦‍♀️
cemburumu melukai Helena Zio....
Atun Atun
wah claus masih hidup lelaki yang di cemburuin nongol LG g mana nih aberzio harus bisa mengendalikan cemburu mu, semoga bayi dan Helena sehat, akhirnya Sofia mati knp g d siksa aja biar merasakan sakit nya g mana, apa benar ya anak buah strik yg menolong Helena dan claus, semoga memang benar bukan penghianat untuk membunuh Helena
Atun Atun
mati saja kamu Sofia, tp mati dengan siksaan yang kejam,fedrick mungkin jatuh mati sekarang giliran mu, semoga aberzio selamat, kemungkinan si Marco yg nolongin
Ratna Sumaroh
wah strike kamu kecolongan tentang sofia
aberzio terlalu cemburuan dan itu membuat masalah tambah runyam yang dimanfaatkan oleh sofia.
Atun Atun
ko bisa hp Helena sama Sofia berarti ada penyusup g ketahuan ya,wah g mana sih heran deh sama anak buah aberzio bisa kecolongan bisa terkecoh, bakalan mati kamu Sofia,Jason ayu bantu Helena menyelidiki Sofia ,dan Marco semoga kamu secepatnya mengetahui dan bisa menjaga helena
Ratna Sumaroh: Aberzio kecolongan sampai ada penyusup/ pengkhianat ternyata gak ada strike malah kurang waspada
total 1 replies
Anisa
Mulai mulai.....kepancing
Atun Atun
kenapa harus Marco yg bertemu apa ini siasat wanita licik itu untuk mengadu domba, karena aberzio terpancing dengannya dan g sadar telah lolos, cemburu mu bisa membawa bencana aberzio, semoga strik bisa secepatnya menjaga Helena atau d samping aberzio biar bisa melihat kejanggalan ini,dan bisa menyelidiki
Atun Atun: iya sih tp kesel deh sama aberzio knp hrs cemburu buta sih
total 2 replies
Ratna Sumaroh
rencana apalagi Helena kamu sama Marco sampai aberzio tidak boleh tau
Ratna Sumaroh: jangankan aberzio dan Jason, aku aja penasaran 🤔🤔
total 1 replies
Ratna Sumaroh
apakah beneran merenungi kesalahan nya
Ratna Sumaroh
kok masih sangsi ya sama si Mel guk guk
Ratna Sumaroh
Jason carilah wanita lain kalau si amel gak mau jadi istrimu...
Atun Atun
semoga Jason tidak salah paham Amelia jatuh, takut nya cinta buta mlh menyalah kan aberzio balas dendam lah apa lah, dasar Amelia batu di bilang g mau ngomong mlh d pegang rasain jatuh
Ratna Sumaroh: mati aja sekalian 😤😡
total 1 replies
Ratna Sumaroh
lanjut
Ratna Sumaroh
idenya gila juga tuh si Mel Mel, walau aku sudah gak terlalu suka lagi, berasa gak rela Jason sama si Mel Mel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!