Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.
ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.
Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.
Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32. PULANG BERSAMA
Matahari telah tinggi di ufuk timur ketika Damar keluar dari musholah. Ia mengayun langkahnya dengan pelan menuju sebuah bangku panjang yang terletak di bawah pohon tak jauh dari depan musholah, sembari melirik dedaunan yang terlihat masih basah oleh hujan semalam.
Ia duduk di bangku tersebut sambil memijat pelan kakinya yang sedikit terasa keram karena duduk cukup lama. Setelah menunaikan sholat subuh berjamaah, ia langsung mengaji sampai tak terasa langit sudah terang.
Perhatiannya kemudian teralihkan oleh kedatangan ustadzah Dian. Ia bergeser dan mempersilahkan wanita seusia mamanya itu untuk duduk.
"Anak-anak sudah sarapan. Kamu tumben gak ikut sarapan bareng mereka?" tanya ustadzah Dian. Biasanya Damar akan ikut mengantri bersama para santri untuk mengambil sarapan. Tapi pagi ini lelaki itu tak terlihat hingga seluruh santri selesai sarapan.
"Belum lapar, Ustadzah," jawab Damar. Dan lebih tepatnya ia sedang tak berselera untuk makan karena terus terpikirkan Teddy yang sudah mengetahui tentang keburukannya. Entah lelaki itu sudah memberitahu Fiona atau belum.
"Kamu hari ini gak ngantor?" tanya ustadzah Dian lagi.
"Nanti agak siangan, Ustadzah."
Ustadzah Dian mengangguk paham. "Ya sudah, ustadzah tinggal dulu. Jangan lupa untuk sarapan," ujarnya lalu berdiri.
"Ustadzah," panggil Damar ketika wanita paruh baya itu hendak melangkah.
"Kenapa?"
"Boleh ngobrol sebentar?" Damar menatap wanita seusia mamanya itu dengan lekat.
Ustadzah Dian mengangguk, kemudian duduk kembali di tempatnya semula. Ia diam, menunggu Damar untuk memulai obrolannya.
"Ustadzah, apa seorang pendosa seperti aku layak mendapatkan ampunan? Apakah seorang pendosa sepertiku, pantas untuk mendapatkan wanita baik-baik?" tanya Damar lirih. Ia sudah jujur pada ustadzah Dian tentang masa lalunya yang buruk saat pertama ia memutuskan untuk tinggal di pondok.
Ustadzah Dian tersenyum tipis menatapnya. "Sesungguhnya Allah itu lebih menyukai pelaku maksiat yang bertobat, dibanding orang Soleh yang tidak pernah merasa salah. Allah lebih menghargai kesungguhan seorang hamba yang sering berbuat dosa, tetapi kemudian bertaubat dengan sungguh-sungguh, daripada orang yang rajin beribadah tetapi hatinya penuh dengan kesombongan," terangnya lalu terdiam sejenak.
"Dalam surah An-Nur ayat 26 memang dikatakan bahwa wanita baik untuk lelaki baik. Begitupun sebaliknya. Tapi, tetap Allah yang bisa menilai kepantasan itu. Jodoh itu tidak ada yang tahu, maka yang perlu kita lakukan adalah berbenah, memperbaiki dan mempersiapkan diri, agar kelak kita tidak dipertemukan dengan jodoh kita dalam keadaan yang berantakan," imbuhnya lagi.
Damar menyimak dengan pandangan tertunduk. Apa yang disampaikan oleh ustadzah tak sepenuhnya membuatnya lega. Masih ada yang mengganjal dalam hatinya. Ia hanya dapat berharap, semoga Fiona tak menjauh darinya setelah tahu tentang masa lalunya yang buruk.
*****
"Papa berangkat ya, baik-baik di rumah sama Mama." Aidan mengecup kening kedua anaknya bergantian, lalu berpindah pada istrinya. "Aku berangkat ya," ujarnya.
Jihan balas mencium punggung tangan suaminya. "Hati-hati di jalan, Mas."
Aidan mengangguk. Setelah mengucap salam, ia pun masuk ke mobil dan segera melaju meninggalkan pelataran.
Teddy memperhatikan laju mobil Adian sembari tersenyum tipis. Interaksi Aidan bersama istri dan anak-anaknya tadi membuatnya terharu. Ada perasaan menghangat dalam hati. Membayangkan andai ia bisa seperti Aidan.
"Mas Teddy gak ke rumah sakit?" tanya Fiona.
Teddy mengalihkan perhatiannya pada istri ke-duanya itu. " Aku gak ada sift pagi ini," ujarnya.
Fiona mengangguk paham. Ia terdiam sejenak lalu kembali bertanya. "Mas Teddy belum mau pulang?"
"Kalau kamu sudah mau pulang, ayo kita pulang bareng aja" ujar Teddy.
Fiona langsung melirik adik iparnya. Sebenarnya ia belum mau pulang, ia masih ingin bermain bersama dua keponakannya. Tapi melihat Jihan memberi kode dengan anggukan pelan, mau tak mau ia pun harus pulang. Ia paham maksud Jihan, adik iparnya itu bukan tak mengizinkannya untuk tinggal lebih lama lagi di rumahnya, karena sekarang ia juga memiliki kehidupan yang tidak bisa sebebas dulu.
"Tunggu sebentar, aku ambil tas ku dulu di kamar," ucap Fiona akhirnya.
"Kamu disini aja, biar aku yang ambil tas kamu," cegah Teddy. Kemudian segera masuk ke rumah dan langsung menuju kamar tempatnya semalam menginap bersama Fiona. Meski tidak ada sesuatu yang terjadi diantara mereka berdua semalam. Tapi bisa tidur seranjang itu sangat berkesan baginya.
Setelah mengambil tas Fiona, ia pun segera kembali ke pelataran dan langsung berpamitan pulang pada Jihan dan anak-anaknya.
"Hati-hati di jalan Tante, Om. Nanti sering-sering main ke sini lagi ya," ujar Dafa.
Teddy mengusap lembut kepala anak lelaki itu sembari tersenyum. "Insya Allah, nanti Om sama Tante Fio akan sering-sering main kesini," ujarnya.
Sedangkan Fiona hanya merespon dengan senyuman tipis, sebab tak ingin menjanjikan sesuatu yang tidak mungkin pada keponakannya. Ia memang bisa sesering mungkin mengunjungi keponakannya, tapi tidak bersama Teddy. Terlebih setelah ia melahirkan nanti, maka hubungannya dengan Teddy pun akan berakhir dan mereka tidak perlu bertemu lagi.
"Ante, nanti Hana mau main sama dedek ya," ucap si kecil Hana sambil menunjuk perut buncit sang tante.
Ada denyutan di hati Fiona mendengar ucapan polos keponakan perempuannya. Dan lagi, ia hanya merespon dengan senyuman yang ia tahu si kecil Hana tidak akan bisa memahaminya.
Ia merendahkan tubuhnya sejajar dengan Hana. Mengusap pucuk kepala gadis kecil itu lalu mencium pipinya. "Tante pulang, ya."
Hana balas mengecup pipi sang Tante lalu melambaikan tangannya. Membuat Fiona tersenyum gemas.
*****
Agnes gegas menuju pelataran begitu mendengar suara klakson mobil suaminya. Sejak subuh ia mencoba menghubungi nomor Teddy tetapi tidak aktif hingga pagi menjelang. Begitupun dengan Fiona yang kemarin izin ke rumah Aidan dan katanya akan pulang sore, juga tidak bisa dihubungi.
"Mas...." Agnes tersenyum melihat suaminya turun dari mobil. Ia pun menghampiri dan langsung memeluknya. Ia yang sejak semalam merasa khawatir, kini merasa lega begitu melihat suaminya pulang dengan keadaan baik-baik saja.
Teddy pun membalas pelukan istrinya dan mengecup pucuk kepalanya.
Hal tersebut tak lepas dari perhatian Fiona yang masih berada di dalam mobil. Jujur saja ada rasa yang menyesakkan dalam dada menyaksikan keromantisan mereka, namun ia sadar dirinya hanya istri kedua yang menjadi rahim pengganti dan tak pantas untuk cemburu.
Ia pun menarik nafas dalam-dalam untuk mengurai perasaan tak nyaman dalam hati. Mengambil tasnya lalu turu dari mobil.
Agnes segera mengurai pelukannya begitu mendengar suara pintu mobil yang terbuka. Kedua matanya seketika membulat saat melihat Fiona yang baru saja turun dari mobil suaminya. Bagaimana mungkin mereka bisa pulang bersama sementara Fiona dan suaminya berada di tempat yang berbeda. Ia juga tidak memberitahu Teddy bahwa Fiona berada di rumah Aidan.
Ia lantas kembali menatap suaminya menuntut penjelasan. "Mas, bagaimana kalian bisa pulang bersama?"
bisa bahaya kalok di antara keduanya menemukan nya
kek apa Fiona dan anaknya, buat mereka selamat dan sehat² za Thor,
duh kasihan, tuh anak udah menamani mamanya dlm keadaan duka terus
Dan akhirnya kebenaran itu terungkap jua Fio sudah tau semua keburukan di masa lalu Damarulan 😭😭💔💔 dan itu terjadi karena si ulat sawit selalu nempel dan menggatal ngebet minta dinikahin
dasar wanita gila yg bikin siapa yang di suruh tanggung jawab siapa 😠👊
semoga Fio dan anaknya bisa diselamatkan..
tega bgt outhor nya buat Fiona kecelakaan😁