Lima abad setelah hilangnya Pendekar Kaisar, dunia persilatan terbelah. Pengguna tombak diburu dan dianggap hina, sementara sekte-sekte pedang berkuasa dengan tangan besi.
Zilong, pewaris terakhir Tombak Naga Langit, turun gunung untuk menyatukan kembali persaudaraan yang hancur. Ditemani Xiao Bai, gadis siluman rubah, dan Jian Chen, si jenius pedang, Zilong mengembara membawa Panji Pengembara yang kini didukung oleh dua sekte pedang terbesar.
Di tengah kebangkitan Kaisar Iblis dan intrik berdarah, mampukah satu tombak menantang dunia demi kedamaian, ataukah sejarah akan kembali tertulis dalam genangan darah?
"Satu Tombak menantang dunia, satu Pedang menjaga jiwa, dan satu Panji menyatukan semua."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Perburuan di Lembah Tengkorak
Tiga bulan telah berlalu sejak insiden berdarah di Kota Terlarang. Berkat pengobatan kolam giok dan bimbingan Master Han, luka dalam Zilong telah sembuh total. Bahkan, aliran Qi-nya kini terasa lebih padat dan stabil, seolah api merah yang membakar jiwanya tempo hari telah menyatu menjadi kekuatan baru yang lebih terkendali.
Pagi itu, di halaman utama Sekte Pedang Giok, Master Han berdiri bersama Zilong, Xiao Bai, dan Jian Chen. Di belakang mereka, tiga puluh pendekar elit Sekte Giok telah bersiap dengan pedang di punggung masing-masing.
"Informanku telah menemukan jejak si Topeng Emas," ucap Master Han sambil membentangkan sebuah peta kuno. "Dia bersembunyi di Lembah Tengkorak, sebuah wilayah tak bertuan di perbatasan barat yang penuh dengan gua-gua bawah tanah. Dia sedang berusaha mengumpulkan sisa-sisa pasukannya yang tercerai-berai."
Master Han menatap Zilong dengan penuh kepercayaan. "Zilong, aku tidak bisa ikut campur secara langsung karena masalah diplomatik antar sekte besar. Tapi, aku memercayakan pasukan elitku di bawah komandomu. Bawalah kepala si Topeng Emas dan bebaskan sisa tawanan yang mungkin masih bersamanya."
Zilong memegang erat Tombak Naga Langitnya. "Saya mengerti, Master Han. Saya tidak akan membiarkan dia lolos untuk kedua kalinya."
Perjalanan menuju Lembah Tengkorak memakan waktu lima hari. Selama perjalanan, Zilong menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa. Ia mengoordinasikan gerakan antara pendekar pedang sekte giok dengan Jian Chen dan kemampuan pelacak Xiao Bai.
"Ada bau darah segar di depan." bisik Xiao Bai saat mereka tiba di mulut lembah yang gersang dan dipenuhi bebatuan tajam.
Zilong mengangkat tangannya, memberi aba-aba agar pasukan berpencar "Jian Chen, bawa sepuluh orang lewat tebing kiri. Pasukan utama akan mengikutiku lewat jalur tengah. Xiao Bai, tetap di sisiku."
Mereka bergerak sunyi. Lembah itu benar-benar tampak seperti namanya; formasi batu-batunya menyerupai deretan gigi raksasa yang siap menelan siapa pun yang masuk.
Di tengah lembah, terlihat sebuah kamp darurat yang dijaga ketat. Di sana, si Topeng Emas sedang duduk di atas sebuah batu besar, mencoba memperbaiki topeng perunggunya yang retak. Dia tampak jauh lebih lemah dari sebelumnya, namun aura jahatnya masih terasa pekat.
"Sekarang!" seru Zilong.
BOOM!
Pasukan Sekte Giok meluncur turun dari tebing seperti badai putih. Pedang-pedang mereka berkilat menyambar para penjaga kamp yang terkejut. Jian Chen memimpin serangan dari sayap dengan gerakan pedang yang sangat cepat, menebas setiap musuh yang mencoba membunyikan alarm.
Zilong melesat lurus ke arah si Topeng Emas. Ia melompat dari ketinggian, menghujamkan tombaknya dengan kekuatan yang menciptakan ledakan udara.
DUARRR!
Pria Topeng Emas berhasil menghindar dengan cara berguling, namun tempat duduknya hancur menjadi debu. "Kau lagi?! Bagaimana mungkin kau masih hidup setelah membakar jiwamu?!" teriaknya dengan suara penuh kebencian.
"Naga tidak mudah mati oleh tangan tikus sepertimu." jawab Zilong dingin.
Pertarungan sengit terjadi di tengah kamp. Namun kali ini, Zilong tidak perlu menggunakan teknik terlarang. Ia bertarung dengan ketenangan yang mematikan. Setiap tusukan tombaknya begitu presisi, menangkis setiap jarum beracun dan belati si Topeng Emas dengan mudah.
"Kau sudah kehilangan dukunganmu, Topeng Emas! Menyerahlah!" seru Jian Chen yang baru saja menyelesaikan pertarungan di sisi lain.
"Jangan harap!" Si Topeng Emas melepaskan seluruh energi Qi-nya dalam satu serangan bunuh diri, menerjang Zilong dengan belati yang menyala ungu gelap.
Zilong tidak bergeming. Ia memutar tombaknya dalam gerakan spiral, menciptakan pusaran angin naga yang sangat kuat. "Teknik Naga Langit: Putaran Badai Pemutus jiwa!"
Mata tombak Zilong menembus tepat ke jantung si Topeng Emas sebelum belati itu sempat menyentuhnya. Dunia seolah berhenti sejenak saat tubuh si Topeng Emas membeku.
"Ini... bukan akhir..." bisik si Topeng Emas sebelum akhirnya ia tumbang dan tidak bernapas lagi. Topeng emasnya terlepas, memperlihatkan wajah pria biasa yang penuh dengan luka bakar.
Zilong menarik kembali tombaknya. Ia menarik napas panjang, menatap mayat musuh yang selama ini menghantuinya. Tidak ada rasa senang yang berlebihan, hanya ada perasaan lega karena satu ancaman bagi dunia persilatan telah dilenyapkan.
"Tugas selesai." ucap Zilong sambil menoleh ke arah teman-temannya yang selamat.
Xiao Bai mendekat dan mengelap keringat di dahi Zilong. "Ayo kita pulang. Tempat ini memberikan firasat buruk."
Zilong mengangguk. Meski si Topeng Emas telah tewas, ia tahu ini hanyalah satu langkah kecil dalam perjalanannya menyatukan kembali pedang dan tombak. Namun untuk hari ini, naga dan pedang telah bekerja sama dengan sempurna untuk membawa keadilan.
