NovelToon NovelToon
Katakan, Aku Villain!

Katakan, Aku Villain!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Antagonis / Romantis / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amha Amalia

*
"Tidak ada asap jika tidak ada api."

Elena Putri Angelica, gadis biasa yang ingin sekali memberi keadilan bagi Bundanya. Cacian, hinaan, makian dari semua orang terhadap Sang Bunda akan ia lemparkan pada orang yang pantas mendapatkannya.

"Aku tidak seperti Bunda yang bermurah hati memaafkan dia. Aku bukan orang baik." Tegas Elena.

"Katakan, aku Villain!"

=-=-=-=-=

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE yaaa Gengss...
Love You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amha Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villain Chapter 31

*

"Tinggalkan keluarga ini dan jadilah saudaraku." Ucap Elena.

Bibir Keyra serasa membeku, ia tak mengerti maksud Elena namun entah kenapa dia merasa Elena menyimpan maksud lain dari ucapannya itu.

Tak mendengar jawaban apapun dari Keyra, Elena terkekeh kecil "Aku bercanda." Ucapnya.

Mata Keyra membola, sepersekian detik ia terkekeh tak percaya bisa termakan ucapan Elena. Bagaimana bisa Elena bercanda namun menampilkan mimik wajah serius "Kamu keterlaluan El." Cetusnya.

"Jika aku bercanda saja kamu menanggapinya serius, bagaimana jika aku serius?" Ujar Elena menggelengkan kepalanya.

"Mungkin aku akan menjawabnya bercanda." Keyra tersenyum tipis "Akan ku katakan aku pilih meninggalkan keluargaku untuk bahagia menjadi saudara." Ucapnya lalu tertawa cukup keras.

Kini giliran Elena yang merasakan bibirnya membeku, tak menyangka jika Keyra akan merespon seperti itu. Elena menunduk kalut dalam perasaannya membiarkan Keyra yang kini sedang menikmati cemilan kesukaannya sambil tersenyum senang setelah bercanda.

"El..." Panggil Keyra yang menyadari Elena yang terdiam.

Elena termenung dalam lamunannya. Dia tahu Keyra gadis yang baik, Keyra tak bersalah atas penderitaan Bundanya. Ada perasaan yang mengganjal di hatinya, akankah dia melibatkan Keyra dalam pembalasan dendam ini? Apa dia tega membuatnya terluka? Apalagi mengingat jika Keyra tak lain adalah saudaranya. Sudah di pastikan mereka memiliki sedikit ikatan, karena darah mereka mengalir darah orang yang sama yaitu ayahnya.

"Elena." Panggilnya lagi karena belum mendapat sahutan.

Jujur saja Elena tidak ingin mengkhianati kepercayaan Keyra yang sudah menganggapnya sahabat baik. Namun Elena tak punya pilihan lain. Apabila Keyra tahu permasalahannya, apakah Keyra akan berada di pihaknya? Atau justru dia akan melindungi keluarganya? Elena takut Keyra akan merusak rencananya.

"ELENA!" Teriak Keyra membuat Elena terlonjak kaget.

Elena melirik kanan kiri merasa linglung sendiri akibat teriakan delapan oktaf milik Keyra. Menyadari itu Elena melotot pada Keyra. Sedangkan yang dipelototi malah menyengir kuda menunjukkan deretan giginya.

"Salahmu sendiri melamun tidak jelas." Keyra tak mau di salahkan sudah membuat Elena hampir menjadi tuli "Aku sudah beberapa kali memanggilmu tapi tidak juga menoleh." Lanjut Keyra memperkuat pembelaan dirinya.

Di tariknya nafas panjang lalu menghembuskan perlahan, jangan sampai ia mengarungi adiknya itu lalu mengirimkannya ke sungai amazon. Wait... Adiknya? Apa Elena menganggap Keyra adik?

"Kenapa?" Tanya Elena tak mau berdebat.

"Tidak ada." Jawab Keyra singkat. Dapat ia lihat saat ini wajah Elena memerah dan bahkan kedua sungut kepalanya bermunculan. Mungkinkah dia marah karena lamunannya terganggu, lalu ternyata dia tidak mengatakan apapun "A-aku ingin mengatakan sesuatu, tapi aku lupa." Sambungnya terbata sebelum amarah Elena meledak.

"Lupa apa lupa?" Tanya Elena mengintimidasi.

"Lupa." Balas Keyra, ia mengambil bantal lalu menutupi wajah Elena "Wajah angrybird mu menyeramkan." Ejeknya.

"Yaakk. Enak saja mengataiku angrybird." Kesal Elena menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya.

Keyra menyengir lagi dan lagi "Ternyata kamu kalau kesal sama denganku, suka teriak."

"Suaraku tidak se-toa dirimu." Celetuk Elena.

Hampir saja Keyra mengumpat, tapi dia menyadari yang di ucapkan Elena memang benar "Terlalu jujur itu menyakitkan." Ucapnya mengerucutkan bibir.

Tawa Elena mendadak pecah, dia suka melihat Keyra kesal.

Cukup lama mereka berbincang, saling bercanda dan sesekali mengejak hingga mereka tak sadar kini hari mulai gelap.

"Key, kamu berbeda dengan orangtuamu." Ujar Elena.

"Berbeda gimana?" Tanya Keyra mengernyit.

"Beda saja." Balas Elena menjeda ucapannya sejenak "Mamahmu model terkenal, dia masuk dunia entertainment. Kenapa kamu tidak ikut jejaknya? Menurutku visual kamu cantik, bakat bernyanyimu juga oke. Pasti akan sangat terkenal jika kamu terjun dunia enterteinment."

"Terimakasih untuk pujiannya." Keyra terkekeh sedikit "Tapi aku tidak tertarik menjadi artis. Aku introvert."

Elena tertawa merasa lucu "Introvert? Wajahmu tidak meyakinkan." Ledeknya terus tertawa.

"Yaakk."

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Keyra "Non, makan malam sudah siap." Seru seseorang tanpa membuka pintu membuat Elena menghentikan tawa.

Keyra sangat mengenali suara siapa itu, tentu saja Bi Nani "Iya Bi, aku akan keluar." Balasnya teriak. Bi Nani yang mendengar balasan itupun langsung pergi menuju dapur kembali.

"Ayo makan." Ajak Keyra pada Elena.

"Kamu yakin? Sebaiknya aku pulang saja." Elena ragu, ia sadar jika orangtua Keyra sangat memandang kasta jadi mereka tidak akan membiarkannya ikut makan bersama.

"Kamu boleh pulang setelah kita makan malam. Nanti aku yang mengantarmu pulang." Seru Keyra tak terbantahkan, ia tahu apa yang membuat Elena ragu untuk makan bersama "Orangtuaku belum pulang."

Karena paksaan Keyra terus menerus, akhirnya Elena setuju untuk makan malam bersama dengannya.

Kini di meja besar sudah tersaji cukup banyak makanan. Elena tidak menyangka jika orang kaya akan selalu menghidangkan banyak makanan, lalu siapa yang menghabiskannya? Apa mereka bisa? Atau mereka memberikannya pada pembantu atau mungkinkah mereka membuang makanan sisa?

Keyra menarik tangan Elena agar duduk di sampingnya, Elena pun hanya pasrah mengikuti keinginan Keyra "Bi, ayo makan bareng kita." Ajak Keyra pada Bi Nani.

"Nanti saja Non, biar Nona makan bareng teman Nona dulu." Tolak Bi Nani lembut.

"Baiklah, Bibi jangan lupa makan oke." Seru Keyra.

"Siap Non."

"Kamu sangat perhatian." Tutur Elena melirik Keyra "Biasanya orang kaya tidak peduli sekitarnya."

"Apa wajahku tampak judes?" Keyra menampilkan senyuman termanisnya.

"Eummm sedikit." Ledek Elena terkekeh.

"Uuhhh itu menyakiti hatiku." Keyra memegangi dada dengan dramatis lalu terkekeh kecil "Kamu harus coba ini, masakan Bi Nani selalu enak." Keyra menyendokkan makanan ke piring Elena.

Tanpa banyak kata, Elena langsung mencicipi steak bakar buatan Bi Nani "Enak." Satu kata lolos dari mulutnya, Keyra tersenyum sumringah.

"Aku tidak pernah berbohong." Keyra berucap dengan nada sombongnya.

"Apa-apaan ini Keyra!" Sentakan seseorang menggema hingga mengambil perhatian Elena dan Keyra.

"Mah, mamah sudah pulang?" Tanya Keyra. Mencoba menetralkan keterkejutannya.

Biasanya dia selalu makan malam sendiri, mamah dan papahnya sering pulang tengah malam. Jadi wajar dia terkejut melihat orangtuanya sudah pulang.

Tanpa menjawab pertanyaan putrinya, Shella memberikan tatapan tajam pada Elena "Siapa kamu?"

Elena berdiri, ia harus bersikap sopan pada orangtua "Saya Elena Tante." Ujar Elena hendak mendekat untuk menyalami Shella.

"Diam disana!" Seru Shella mengangkat tangan, Elena pun diam. Pandangan Shella tertuju pada penampilan Elena yang sederhana, jeans panjang, baju lengan pendek serta menenteng tas yang ia yakini bukan barang barang branded "Saya tidak suka berdekatan dengan orang miskin."

Elena tersinggung? Tidak. Telinganya sudah terlatih mendengar hinaan itu. Ia juga tahu jika Shella mamahnya Keyra adalah orang yang sangat perfeksionis, anti kuman dan anti orang miskin.

"Mah, jangan seperti itu." Keyra mencoba membela Elena "Elena adalah orang yang menyelamatkanku waktu itu."

Shella terdiam, kembali mengingat wajah pelayan yang menyelamatkan putrinya "Oh dia meminta imbalan? Berikan dia uang dan segera angkat dari sini." Sinis Shella.

"Mah--..." Keyra yang hendak membela Elena lagi, ucapannya di potong Elena.

"Key, aku pulang sekarang saja." Pamit Elena, merasakan situasi mulai tak kondusif.

"Tidak El." Tahan Keyra mencekal tangan Elena "Setidaknya kamu harus makan dulu."

Elena sedikit mengulum senyum "Terimakasih." Ucapnya lalu melirik Shella "Lebih baik aku pergi sebelum mamahmu kehilangan selera makannya."

"Bagus jika kamu sadar diri." Sinis Shella.

Elena melepas cekalan Keyra, lalu hendak melangkahkan kaki untuk pergi namun suara seseorang kembali menghentikan niatnya.

"Ada apa ini?"

Suara itu mampu mengalihkan semua perhatian. Dapat Elena lihat ada dua lelaki yang salah satunya cukup ia kenal.

"Papah, Grandpa?" Keyra menatapnya terkejut.

Sepersekian detik kemudian, Keyra paham kenapa kedua orangtuanya pulang begitu cepat tidak seperti biasa. Ternyata itu karena Grandpanya datang kembali untuk bertamu. Senyuman tak percayanya terlihat samar di bibir, apakah ia akan melihat drama kedua orangtuanya lagi?

Senyuman Keyra tak luput dari pandangan Elena. Ia tak mengerti. Mencoba mengenali situasi, ingin ia simpulkan namun belum pasti. Disaat Elena menatap Keyra, justru Faizal menatapnya. Teringat kembali pertemuan mereka di rumah sakit, ia tidak menyangka jika Putrinya Keyra akan berteman cukup lama dengan penolongnya.

"Siapa gadis ini?" Tanya Grandpa Jo.

.

~Bersambung~

*-*-*-*-*-*-*-*-*

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE Yaaa Gengss...

Love You~

1
Nur Haswina
apa mungkin dia saudara kembar terpisah satu ikut mamanya satu lagi ikut papahnya
•🌻 𝓼𝓾𝓷𝓯𝓵𝓸𝔀𝓮𝓻𝓼 🌻•
yaa kukiri chatstory🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!