Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.
Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.
Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 :Amanda Dalam Bahaya
Melihat Amanda yang tersandar ke dinding itu membuat Zhou Haito berusaha bangkit dan berdiri, “dasar wanita jalang sialan, kamu hampir saja membuat saya menjadi kasim!”, teriak Zhou Haito dengan marah.
“Zhou Haito, apa yang ingin kamu lakukan?”, ucap Amanda dengan ketakutan sambil terus meronta.
“Hah!. Apa yang ingin saya lakukan!”, sahut Zhou Haito balik sambil menatap tubuh indah Amanda dengan penuh nafsu.
“Lepaskan suruh pakaian yang melekat pada tubuhnya, dan jangan ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh indahnya itu!”, teriak Zhou Haito.
Mendengar apa yang hendak diperbuat Zhou Haito kepada dirinya, membuat Amanda tertegun dan merasa malu. Kedua bola mata dia langsung terlihat berkaca-kaca, dan tanpa dapat menahan lagi, air mata pun langsung mengalir deras di wajah cantiknya.
“Hai Zhou Haito, masih ada seorang gadis cantik lagi di sini, bagaimana jika dia sekalian di telanjangi saja, bukankah itu pemandangan yang bagus?”, Herman berbicara dari samping mengarahkan telunjuknya ke arah sekretaris pribadi Amanda dengan penuh nafsu sambil menelan ludah.
Zhou Haito pun langsung menoleh ke arah sekretaris Amanda tersebut, “ha,,ha,,ha!. Herman, ide kamu boleh juga!”, ucapnya sambil tertawa. Dia kemudian melangkahkan kakinya langkah demi langkah ke hadapan Amanda.
“Tolong!,,Tolong! Tolong jangan lakukan itu tuan Zhou,!”, ucap Amanda dengan Isak tangis. Sedangkan air matanya terus mengalir dengan deras membasahi wajahnya. Dia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini. Jika dia dapat bebas, dia sangat ingin bunuh diri saja demi menanggung rasa malu yang tidak dapat dibayangkan itu.
“Tok!,,Tok!,,Tok!”
Sekitar tinggal 3 langkah lagi Zhou Haito tiba di hadapan Amanda, tiba-tiba saja pintu ruangan itu di ketuk seseorang dari luar. Pandangan semua orang pun langsung tertuju pada arah suara ketukan itu berasal.
“Brak…!”, sedetik kemudian, Adrian mendobrak pintu itu dari luar.
Melihat pemandangan di dalam ruang
CEO itu, Adrian langsung menatap orang-orang itu dengan tatapan membunuh yang besar.
“Kamu…!”, ketika Herman melihat Adrian berdiri di depan pintu, dia cukup terkejut, akan tetapi dia tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Meskipun hatinya menyimpan sedikit dendam kepada adrian, dia sebenarnya sedikit takut dengan Adrian yang telah memukuli mantan bawahannya yang terkenal hebat dalam bertarung. Namun, saat ini rasa takut itu tidak lah lebih besar dari pada dendamnya kepada Adrian, karena Adrian lah yang membuat dia di copot dari biro keamanan.
Sedangkan dengan Zhou haito, dia tertegun menyaksikan kehadiran Adrian di perusahaan Amanda dengan tiba-tiba. Dengan seketika, dia langsung menatap Adrian dengan tatapan yang penuh amarah dan dendam.
“Anak muda, tidak di sangka-sangka kamu juga berada di sini. Karena kamu telah berada di sini, sebaiknya kita selesaikan masah di antara kita, karena kamu telah berani memukuli putra saya!”, ucap Zhou Haito dengan penuh amarah.
Sebelumnya Adrian belum pernah bertemu secara langsung dengan Zhou haito, dan hanya mengenal namanya saja. Jadi, dia bertanya dengan penasaran.
Mendengar kata-kata Zhou Haito, Adrian tidak dapat menahan diri untuk tidak mengerutkan kening, “kamu siapa?”, tanya nya dengan santai.
Amanda yang ikut memperhatikan pembicaraan mereka tadi, dia tidak dapat juga untuk tidak mengerutkan kening, “jika Adrian tidak kenal dengan Zhou Haito, mengapa Zhou Haito menargetkan Adrian!”, gumamnya dalam hati dengan penasaran. Dia kemudian menatap Adrian dengan penuh harapan, berharap Adrian dapat membebaskannya dari tangan Zhou Haito dan orang-orang yang berpakaian preman itu.
“Ha,,ha,,ha!. Cepat kalian tangkap orang itu!”, perintah Zhou Haito kepada beberapa orang dari anak buah Johan yang dia bawa itu, sambil mengarahkan ujung telunjuknya ke arah Adrian.
Zhou Haito belum pernah melihat kehebatan bertarung Adrian secara langsung. Dia sangat percaya diri dapat mengalahkan Adrian dengan mudah, dia pun langsung memberikan perintah kepada 5 orang dari anak buah Johan itu untuk melumpuhkan Adrian.
Kelima orang yang di tunjuk Zhou Haito itu langsung menerjang ke arah Adrian dengan ganas, bagaikan harimau yang sedang memburu mangsanya.
“Mati kamu!”, teriak salah seorang dari kelima orang itu, menerjang kedepan sambil mengayunkan sebuah belati ke arah dada adrian.
“Adrian awas….!”
Amanda yang memperhatikan belati di tangan orang itu, dia tidak dapat menahan diri untuk tidak berteriak mengingatkan Adrian. Perasaan takut dan khawatir pun langsung melanda hatinya. Meskipun dia percaya dengan kehebatan bertarung Adrian, dia tetap saja takut jika sesuatu terjadi pada Adrian.
Zhou Haito mendengus dingin sambil melipat tangan di dada, “Adrian, kamu tidak akan dapat lolos dari orang-orang itu!”, gumamnya sambil mengangkat ujung bibir sedikit ke atas.
Zhou Haito sangat mengenal baik dengan orang-orang yang dikirim Johan untuknya itu. Mereka adalah orang-orang pilihan Johan yang pandai bertarung dan ahli beladiri.
Sedangkan dengan Herman, pemikirannya tentang Adrian jauh berbeda terbalik dengan Zhou Haito. Dia sudah bersiap untuk kabur, soalnya dia paham betul dengan kehebatan bertarung Adrian yang mengerikan.
Kelima orang itu maju secara bersamaan untuk melumpuhkan Adrian sesegera mungkin. Adrian tidak bergerak sedikitpun, dia hanya diam mematung, seolah-olah menunggu orang-orang itu untuk menghajarnya hingga mati.
Di saat tinju, tendangan dan belati itu hendak menyentuh kulitnya, Adrian tiba-tiba melakukan gerakan, gerakan yang sangat cepat dan terarah. Dengan seketika, orang-orang itu tidak dapat untuk tidak tercengang dan melebarkan pupil mata mereka dengan sangat lebar.
“Buk Buk Buk Buk Buk…!!!”
Dalam sekejap, langsung terdengar bunyi pukulan sebanyak lima kali berturut-turut. Adrian melayangkan tinjunya dengan keras ke arah dada, kelima orang itu dengan brutal. Kelima orang itu pun langsung terhempas ke belakang beberapa meter, hingga membentur dinding dengan sangat keras.
Pukulan Adrian menghasilkan suara nyaring, dan langsung diiringi suara patahan tulang, “Uhuk…!”, salah seorang dari mereka terbatuk dan menyemburkan banyak darah dari mulutnya, sambil memegang sebelah dada. Ternyata salah satu tulang dada orang itu pun ikut patah akibat dari pukulan yang ditambahkan tenaga dalam oleh Adrian.
Sesaat kemudian orang tersebut langsung tidak sadarkan diri di tempat, apakah dia sudah mati atau belum, tidak ada yang tahu.
Keterampilan orang-orang pilihan Johan itu tidaklah ada apa-apanya bagi adrian. Dalam hal kekuatan dan kecepatan, mereka itu bukanlah tandingan Adrian.
Dengan seketika, semua orang yang berada dalam ruangan itu langsung melebarkan pupil mata mereka lebar-lebar.
Sedangkan dengan orang-orang yang dipukul Adrian itu, melihat Adrian, mereka bagaikan menatap malaikat pencabut nyawa. Wajah mereka langsung memucat, dan mereka pun langsung memegangi dada mereka masing-masing. Mereka sadar, suara patahan tulang yang terdengar itu berasal dari tulang dada mereka yang patah.