Kehilangan Marina dalam hidup Raga membuatnya kesulitan untuk membuka hati pada Miky—gadis culun yang kini menjadi istrinya.
Tak hanya tentang kematian Marina, tapi ada rahasia di balik dinginnya Raga. Rahasia yang membuat Miky tak mampu berkata-kata dan gamang untuk memilih antara bertahan atau tetap berada di sisi Raga dan anak sambungnya.
Ternyata rahasia yang selama ini Raga sembunyikan adalah ....
Follow FB Othor yuk😍 : Cilok Bilu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berharap Disentuh?
"Bulan madu?!" tanya Raga dengan wajah kaget.
Dara mengangguk. "Tiket pesawat ke Bali sudah mama pesan, untuk penginapan juga sudah dibooking untuk satu minggu."
Sorot mata Raga semakin menajam, wajahnya kian menegang dengan rahang tegas tampak mengetat.
Raga berusaha mengendalikan diri, ia menarik napas sedalam mungkin.
"Ma, aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan di sini, dan bagaimana dengan Fika?" tanya Raga hanya untuk beralasan.
Dara tersenyum, dirinya jelas tau tujuan Raga bertanya seperti itu.
Dari balik pintu kamar Miky menguping pembicaraan antara suami dan mama mertuanya.
"Jadi ini rencana yang semalam mama maksud?" gumamnya pelan.
Di luar kamar, Raga yang hendak masuk ke kamar Miky masih saja harus menghadapi sang mama yang menghadangnya.
"Urusan pekerjaan kamu bisa control dari jauh, dan untuk urusan Fika kamu tidak perlu khawatir, karna Mama yang akan menjaganya bersama bi Yeyen selama kalian berbulan madu." Dara menarik sudut bibirnya. Ia yakin Raga tak lagi dapat berkutik.
Raga meraup wajah kasar dengan satu telapak tangannya. "Pasti Fika tidak akan setuju, Ma!" desisnya frustasi.
Ekhem!
Dara berdeham, kemudian melipat tangan di depan dada seraya berkata, "Mama sudah bicara pelan-pelan sama Fika semalam, Mama bilang mimi dan papinya harus pergi selama satu minggu untuk mencarikannya mainan baru, jadi pulang nanti kamu harus membawa mainan yang banyak karna Fika sudah setuju!"
Pupil mata Raga melebar. Di samping kiri dan kanan tangannya sudah mengepal kuat.
"Tapi Miky harus kuliah, Ma." Raga masih berusaha untuk menolak sang mama.
"Mama sudah bicara dengan ayah mertua kamu, tidak ada masalah untuk itu. Mau alasan apa lagi kamu?" tantang Dara, lama-lama ia gemas dengan putranya.
"Terserah, Mama," jawab Raga dingin.
Dara tersenyum puas, semua berjalan sesuai dengan yang ia rencanakan. "Bagus, cepat sana ajak istrimu bersiap, karna kalian harus pergi siang ini."
"Apa?!" Raga kaget bukan main. Namun, belum sempat ia bicara sang mama sudah melarikan diri.
Raga mendesah kasar, dengan perasaan kalut ia membuka pintu.
Miky yang masih menempelkan telinganya di pintu langsung terdorong, tubuhnya terhimpit antara pintu dan dinding.
Sontak Raga mendengus saat mendapati istrinya tengah meliriknya dari balik pintu. Ia lantas menutup pintu kamar dengan kuat, menciptakan suara berisik yang membuat Miky terlonjak kaget.
"Saya yakin kamu sudah dengar semuanya, jadi siapkan pakainmu!" titah Raga tegas nan arogan.
Di bawah tatapan tajam suaminya Miky mengangguk, lalu ia berlari menuju lemari.
Miky memasukkan pakaiannya ke dalam koper, ia menyelesaikan semuanya dalam waktu singkat. Namun, saat hendak menutup kopernya, ia merasa ragu, ada satu pakaian yang menarik hatinya.
Haruskah ia membawa pakaian dengan potongan pendek di antara pakaian sopan yang selama ini ia kenakan?
Miky sungguh bingung, namun tangannya tetap meraih gaun tidur hitam, lalu memasukkannya ke dalam koper.
"Mas, udah siap. Punya Mas mau Miky siapin juga?" Miky datang menghampiri Raga sambil menggeret koper dengan langkah sedikit tertatih karna bekas luka di telapak kakinya.
Raga yang tengah duduk di pinggiran ranjang sontak berdiri. "Tidak perlu!" sahutnya ketus.
***
Miky dan Raga tiba di depan penginapan, tepatnya vila yang berada tak jauh dari pantai.
Mereka masuk dengan membawa koper masing-masing. Miky tak berharap pria itu mau membawa koper miliknya sebab sejak tiba di Bali, pria itu terus saja menekuk wajah seakan pergi bersamanya adalah sebuah hukuman.
"Jangan harap bulan madu ini seperti yang kamu harapkan!" Raga membanting koper dengan kasar ke sudut ruangan kamar. Di antara banyaknya vila, entah mengapa mamanya memilih vila dengan satu kamar.
Miky terlonjak kaget, ia hanya bisa melihat kesesalan suaminya dengan menahan sakit di dada.
"Memangnya Miky berharap apa dengan berbulan madu bersama Mas?" gumam Miky pelan, namun masih terdengar oleh Raga.
Miky membalik pertanyaan yang sukses membuat Raga meradang.
"Tentu kamu berharap saya sentuh, kan?!!" Raga berdiri di hadapan Miky dengan menjunjung keangkuhannya, ia menilik wanita di hadapannya dengan tatapan sinis nan bengis.
Bersambung ....
Yaelah mas, tobat koe tobat😵💫
gmn klo tampar pake kenyataan ajah /Joyful//Joyful//Joyful/
rajin menyiram benih² dkira egk lngsung jdi x /Facepalm/
selamat membaca zeyeng-zeyengku/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Kiss//Kiss//Kiss/