NovelToon NovelToon
Marriage Without Love

Marriage Without Love

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Queisha Calandra

Trauma masa lalu, membuat Sean Alarick Aldino enggan mengulangi hal yang dianggapnya sebagai suatu kebodohannya. Karena desakan dari ibundanya yang terus memaksanya untuk menikah dan bahkan berencana menjodohkannya, Sean terpaksa menarik seorang gadis yang tidak lain adalah sekretarisnya dan mengakuinya sebagai calon istri pilihannya.
Di mata Fany, Sean adalah CEO muda dan tampan yang mesum, sehingga ia merasa keberatan untuk pengakuan Sean yang berujung pernikahan dadakan mereka.
Tidak mampu menolak karena sebuah alasan, Fany akhirnya menikah dengan Sean. Meskipun sudah menikah, Fany tetap saja tidak ingin berdekatan dengan Sean selain urusan pekerjaan. Karena trauma di masa lalunya, Sean tidak merasa keberatan dengan keinginan Fany yang tidak ingin berdekatan dengannya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka akan berjalan? Trauma apakah yang membuat Sean menahan diri untuk menjauhi Fany?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queisha Calandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31.

Fany's Pov.

Bodoh, kenapa aku terus berharap pada sesuatu yang tidak akan mungkin kudapatkan. Dulu aku menolaknya, dan sekarang, aku berharap Sean hanya milikku.

Aku terlalu bodoh berfikir kemarin adalah hari dimana aku dan Sean memulai semuanya kembali dengan lebih baik. Tapi, nyatanya itu adalah awal dari bencana.

Sean meninggalkanku demi Arinka, itu wajar karena perasaan Sean dari dulu pada Arinka tidak pernah berubah. Lalu apa yang aku harapkan? Kenapa aku begitu ceroboh membiarkan hatiku memilih Sean untuk ku miliki?

Bagaimana bisa aku terus hidup dengan cara memohon pada Sean agar tetap bersamaku sedangkan aku sendiri tahu Sean tidak akan bisa bersamaku.

Jelas - jelas, Sean sangat mencintai Arinka. Bahkan ia seperti tidak peduli dengan anaknya sendiri. Bagaimana bisa aku menyimpulkan bahwa yang ia perbuat kemarin adalah sebuah kasih sayang Sean terhadap kami.

Lagipula, pria bodoh mana yang akan mau menerima wanita hina, sisa pria lain untuk hidup bersamanya.

Aku tidak akan berharap lagi, mungkin memang sudah seharusnya aku mengalah dan meninggalkan Sean. Aku tidak akan pernah hidup bahagia jika di dalam hati Sean hanya ada Arinka.

Aku harus pergi, meninggalkan Sean dan semua kenangan bersamanya. Dengan begitu, aku pasti bisa melupakan Sean dan semua kesakitan ini.

Seharusnya aku juga sadar dimana posisiku, aku dan Sean menikah tanpa cinta, bagaimana bisa aku percaya bahwa Sean mencintaiku selama ini?

Sean, Maafkan aku jika selama ini aku adalah roda ketiga antara kau dan Arinka. Semoga kita tidak pernah bertemu kembali.

.......

Author's Pov.

Rapat yang penting itu akhirnya selesai, Sean segera meninggalkan ruang rapat tanpa menghiraukan Arinka yang hendak melarangnya pergi lagi. Kali ini Sean tidak ingin terlambat lagi, Fany bisa saja pergi meninggalkannya. Dia sungguh tidak ingin kehilangan Fany dan bayi mereka.

Begitu sampai di apartemen, Sean segera mencari Fany di semua penjuru ruangan. Pintu apartemen tidak dikunci, Sean yakin bahwa Fany masih ada di dalam. Ia langsung menuju ke kamar mereka karena ia yakin bahwa Fany pasti ada di sana.

Sean terkejut bukan main, Ia melihat Fany tergeletak di lantai dengan darah bercampur air yang mengalir dari selangkangannya. Fany mengalami pendarahan yang cukup banyak. Membuat Sean merasa panik setengah mati.

"Fan, bangun! Kamu bertahanlah, please!" Ucap Sean sambil menepuk-nepuk pipi Fany, meskipun wanita itu tidak merespon apapun.

Sean segera menggendong Fany keluar menuju ke parkiran dimana mobilnya terparkir dengan rapi di sana. Ia harus cepat membawa Fany ke rumah sakit. Tidak peduli darah Fany mengotori pakaiannya. Yang terpenting Fany bisa cepat terselamatkan.

Sean tidak bisa tenang meskipun Fany sudah dalam penanganan beberapa dokter ahli. Mereka mengatakan bahwa Fany mengalami pendarahan sehingga harus dilakukan Operasi untuk mengeluarkan bayinya.

"Tuhan, selamatkan anak dan istriku!" Gumam Sean di depan ruang operasi dimana operasi Fany masih berlangsung di dalam sana.

"Sean, bagaimana bisa Fany sampai pendarahan?" Tanya Keisha setelah ia mendapat kabar dari Sean dan segera datang ke rumah sakit. Sebelumnya ia juga sudah memberi kabar pada orangtua Fany dan meminta mereka untuk tidak panik. Bahkan Sean mengirim orang untuk menjemput mertuanya.

"Aku tidak tahu, mom. Saat aku pulang, Fany sudah tidak sadarkan diri." Jawab Sean. Padahal ia tahu bahwa dokter mengatakan bahwa Fany mengalami depresi sampai pendarahan. Ini semua salahnya, benar-benar kesalahan besar yang ia perbuat sampai Fany harus mengalami hal yang tidak diinginkan.

"Lalu, bagaimana kondisinya sekarang?" Tanya Keisha.

"Mereka sedang melakukan operasi untuk mengeluarkan bayi kami." Jawab Sean lemah.

"Ya Tuhan, semoga menantu dan cucuku baik-baik saja." Ucap Keisha memanjatkan doa. Sedangkan Ferrel, hanya menatap Sean dengan tatapan datar. Pria tua itu rupanya sudah banyak mendengar semua tentang Sean dan Fany selama ini. Tapi, ia tidak berkomentar sama sekali terkait sikap Sean terhadap Fany selama ini. Mereka sudah terlalu dewasa untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri. Jadi, ia merasa tidak perlu ikut campur ke dalam masalah mereka.

Dua jam kemudian operasi selesai, Sean langsung menghadang dokter yang keluar dari dalam ruang operasi. Ia ingin mendengar kabar baik darinya.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya dan anak kami?" Tanya Sean diikuti anggukan kepala Keisha di belakang Sean.

"Operasinya berjalan dengan lancar. Ibu dan bayinya semua selamat. Bayinya sehat tapi masih perlu dirawat beberapa hari karena terlahir dengan berat rendah dan juga belum waktunya. Sedangkan ibunya saat ini masih belum sadar. Tapi, kondisinya Cukup stabil. " Jawab dokter itu menjelaskan.

"Apa saya boleh melihatnya?" Tanya Sean.

"Boleh, tapi setelah kami memindahkannya ke ruang perawatan." Jawab Dokter itu.

"Baiklah. Terimakasih dok!" Ucap Sean. Dokter itu pergi setelah menganggukkan kepalanya.

"Sean, kenapa kau tidak tanya apa jenis kelamin cucu mommy?" Tanya Keisha protes.

"Apapun jenis kelaminnya, bukan masalah bagiku, mom. Nanti aku juga tahu sendiri." Jawab Sean sudah lebih lega dari sebelumnya.

"Ya, yang penting mereka baik-baik saja, itu sudah cukup." Ucap Keisha.

Sean sangat bahagia. Sekarang, ia adalah seorang ayah. Ia tidak akan meninggalkan anak dan istrinya walaupun apa pun yang terjadi. Ia terlalu senang bahkan sampai melupakan masalahnya dengan Fany sebelumnya. Tapi, ia juga tidak lupa untuk minta maaf pada Fany setelah wanita itu sadar nanti.

"Sekarang, apa kau masih berfikir ingin kembali pada masa lalumu?" Ferrel menepuk pundak Sean sambil menatap datar putra bungsunya.

"Tidak, dad." Jawab Sean.

"Bagus. Mulailah hidupmu yang baru! Status barumu sebagai ayah, kau tidak boleh lalai dalam menjaga mereka!" Ucap Ferrel.

"Aku pasti akan menjaga mereka dengan baik. Aku tidak akan lalai lagi." Ucap Sean penuh tekat yang kuat.

Ferrel pergi begitu mendengar jawaban Sean yang membuat hatinya menjadi lebih tenang. Sementara Sean masih setia menunggu Fany keluar dari ruang operasi.

Pintu ruang operasi telah terbuka, seseorang sedang mendorong box bayi keluar, Sean bisa melihat bayi kecil yang tengah tertidur di dalam box kaca itu. Begitu lemah dan bersih.

"Tunggu! Apa jenis kelamin bayi kami?" Tanya Sean akhirnya penasaran juga setelah melihat bayi mungilnya.

"Perempuan. Selamat anda sekarang sudah menjadi seorang ayah!" Ucap pria yang tengah mendorong box bayi itu.

"Baik, terimakasih!" Ucap Sean seakan ia tahu bahwa bayi perempuan itu harus segera dipindahkan ke ruangan khusus.

Tidak lama kemudian, giliran Fany yang harus dipindahkan ke ruangan lain. Sean juga melihat bagaimana kondisi Fany yang belum membuka matanya, tampak lemah dan pucat. Ia semakin merasa bersalah saat melihatnya seperti itu.

"Dia akan baik-baik saja, dokter disini semua adalah dokter pilihan." Ucap Keisha membujuk Sean agar tidak terlalu menghawatirkan Fany. Ia juga tidak ingin melihat Sean terpuruk memikirkan kondisi Fany.

"Ya, aku tahu mom. Dia akan baik-baik saja." Jawab Sean kembali dengan semangat hidupnya.

Status baru yang ia miliki sekarang ini, ia harus lebih bisa bertanggungjawab. Bukan hanya tanggungjawab terhadap istrinya, tapi anak mereka juga. Sean berjanji dalam hati bahwa ia akan terus menjaga kedua malaikatnya.

Bersambung....

1
Drezzlle
aku mampir nih kak
iqbal nasution
menarrikk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!