Disarankan untuk membaca novel My Wife SUGAR MOMMY terlebih dahulu ya gaes.
Setelah melewati malam panas dalam keadaan mabuk, dengan seorang pria yang usianya sudah sangat matang. Hazel Carter memutuskan untuk menjadi sugar baby dari pria tersebut.
Meskipun Hazel Carter sangat mengenal siapa sosok pria tersebut. Bukan hanya mengenalnya, Hazel Carter juga sangat mengenal baik keluarganya termasuk istrinya.
Apa sebenarnya yang Hazel inginkan dengan menjadi sugar baby? Sedangkan dia sudah memiliki segalanya.
Tak mungkin bila hanya untuk mencari kesenangan? Mungkinkah ada maksud lain?
Penasaran? Cus silakan di baca.
Warning
Hanya cerita fiksi, yang tidak suka silakan skip ya gaes. Semua pemeran yang ada di dalamnya, tidak patut di contoh!!!!!!!!!!
Novel ini hanya hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Tahan Lama
Hazel menolak untuk pulang diantar oleh Jimi, saat Jimi yang baru saja menerima telepon harus segera menemui orang yang baru saja menghubunginya.
Bukan tanpa alasan Hazel menolak saat Jimi akan mengantarnya pulang, ketika Hazel yakin, jika Jimi baru saja mendapat telepon darurat. Meskipun Hazel tidak bertanya pada Jimi siapa yang baru saja menghubunginya.
Dan akhirnya Hazel yang pulang dari rumah Jimi menggunakan taksi online. kini Hazel tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke kafe tempat dirinya dan juga kedua sahabatnya biasa berkumpul. Saat, baru saja Aca menghubungi Hazel dan memintanya untuk menemui di kafe tempatnya selalu bertemu.
Hazel yang sudah sampai di kafe tujuannya, langsung menghampiri kedua sahabatnya. Ketika Hazel sudah hafal dimana kedua sahabatnya duduk saat sedang menunggu dirinya datang.
Dan benar saja, Ana dan juga Aca langsung melambaikan tangannya. Ketika melihat Hazel berjalan menghampirinya.
“Akhirnya yang kita tunggu tunggu datang juga,” ucap Aca yang langsung menarik tangan Hazel untuk duduk di sofa yang sama di mana dirinya duduk. “Bagaimana…”
“Jangan tanyakan apa pun, aku haus. Pesankan minuman untuk aku,” sambung Hazel memotong perkataan Aca.
“Tenang saja, tidak akan lama lagi minuman yang selalu kamu pesan akan segera datang,” sambung Ana yang sudah terlebih dahulu memesan minuman untuk Hazel.
Ana yang sedari tadi duduk berhadapan dengan Aca, kini beralih tempat duduk. Dan duduk di sofa yang di duduki oleh Hazel dan juga Aca.
Lalu Ana menoleh kearah Hazel yang berada di sampingnya. “Bagaimana Zel?” tanya Ana. Namun, tidak mendapat jawaban dari Hazel yang kini malah asik meminum jus mangga yang baru saja di antar oleh pelayang.
“Iya Zel, bagaimana?” tanya Aca juga yang juga menoleh kearah Hazel yang duduk tepat di sampingnya.
Membuat Hazel yang sudah puas dengan jus mangga yang berada di gelasnya, kini menaruh gelas tersebut yang isinya hanya tinggal separo. Kemudian Hazel kini menoleh kearah Ana dan juga Aca bergantian yang duduk mengapit dirinya.
“Bagaimana? Bagaimana apa, yang kalian tanyakan?” tanya Hazel balik, kalau bertanya tuh yang benar. Agar aku bisa menjawab pertanyaan kalian yang selalu tabu,”
Ana menyenggol lengan Hazel menggunakan lengannya, setelah mendengar apa yang baru saja Hazel katakana. “Ish, jangan pura pura tidak tahu dengan apa yang kita tanyakan padamu Zel. Aca bilang, semalam kamu bertanya cara lain agar bisa memuaskan burung yang sudah berdiri tegak,” jelas Ana yang sebelumnya sudah di beri tahu Aca. Jika semalem Hazel menanyakan hal seperti itu.
“Oh itu,”
“Iya itu Zel, bagaimana, sukses?” tanya Aca yang begitu antusias saat dirinya tahu hal tersebut tidak pernah Hazel lakukan.
“Sukses dong. Dan Om Jimi sangatlah puas. Tapi…” Hazel tidak jadi meneruskan ucapannya, karena saat ini dirinya langsung menjatuhkan punggungnya di sandaran sofa yang didudukinya, lalu menghembuskan nafasnya kasar.
Tentu saja melihat ekspresi wajah Hazel, membuat Ana dan juga Aca kini saling pandang sekilas sebelum menatap intens pada wajah Hazel.
“Tapi apa Zel?” tanya Ana penasaran.
“Iya Zel apa?” tanya Ana juga.
“Aku yang tersiksa tahu. Aku kan pengin di masukin milik om Jimi yang besar dan juga panjang,” mendengar keluhan Hazel membuat Ana dan juag Aca langsung tertawa geli.
“Tahan lama apa tidak Zel, milik om Jimi kamu itu?” tanya Aca saat sudah menghentikan tawanya.
“Maksudnya, tahan lama apanya?” tanya Hazel balik yang benar benar tidak tahu dengan pertanyaan yang baru saja di tanyakan oleh Aca.
“Durasinya lah, hingga milik om Jimi kamu itu mengeluarkan lahar,”
“Mana aku memperhatikan hal itu,”
“Ish jangan jangan milik om Jimi kamu itu meskipun besar dan panjang, tapi tidak tahan lama,”
“Bisa jadi,” sambung Ana untuk membenarkan apa yang baru saja Aca katakan. Dan keduanya langsung tertawa.
“kampret ka…” Hazel tidak jadi meneruskan ucapannya saat dirinya melihat seseorang yang sangat dirinya kenal menghampiri tempatnya sekarang berada.
Bersambung...............
Akhirnya setelah memaksakan diri di depan laptop bisa up meskipun hanya sedikit. Harap maklum ya gaes
Rekomendasi novel populer untuk kalian ada di bawah ini, jangan lupa mampir di jamin kalian suka.
