Cerita ini berkisah tentang seorang gadis bernama ANASTASIA ZAFFRINA CHELSEA CORNELIA. Ia di pisahkan dari keluarga kandungnya, dan diperlakukan dengan tidak adil olah keluarga angkatnya, hingga akhirnya ia di usir dan pergi ke negara lain dan mendirikan sebuah perusahaan miliknya sendiri. Ia juga seorang leader mafia paling d takuti no 2 dunia.
Saat menjalani hidupnya tanpa keluarga, ia bertemu dengan teman2 yang dapat ia andalkan dan setia. Suatu hari ia bertemu kembali dengan seseorang dari masa lalunya yg selalu ia rindukan.
Bagaimanakah kehidupan ANASTASIA kedepannya? Akankah ia bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon taagustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 29.
Mereka semua makan malam bersama dengan penuh kebahagiaan, Anastasia juga ada disana melengkapi canda dan tawa keluarga itu sekarang. Setelah makan malam, Anastasia langsung pamit untuk pergi tidur. Ia pergi ke kamar yang sudah disediakan oleh keluarga barunya, dan ia terlebih dahulu pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Mengingat dia langsung ke sana setelah pulang sekolah, dia bahkan tidak punya kesempatan untuk mengganti baju yang ia kenakan.
Dan saat membuka lemari yang ada disana, ia melihat banyak berbagai pakaian wanita dan semuanya kelihatan masih baru. Itu membuatnya berpikir, sepertinya Damian memang sudah mempersiapkan segalanya sebelum Anastasia datang ke rumah ini, bahkan mungkin sejak lama mengingat ada juga beberapa pakaian yang sudah kecil jadi tidak bisa lagi ia pakai.
Anastasia pun kemudian mengambil sebuah gaun tidur dan memakainya, itu benar-benar sangat pas ditubuhnya. Ia sekarang penasaran dari mana dia tahu ukuran tubuhnya, dan itu agak membuatnya merinding.
Setelah selesai berpakaian, Anastasia pun pergi ke balkon dan menikmati langit malam yang cerah saat ini. " Ini sangat menyenangkan, aku harap ini bukan mimpi. Jika ini mimpi pun, ku harap aku tidak pernah bangun agar bisa terus merasakan ini selamanya. " gumam Anastasia sambil menatap bintang-bintang.
Lamunan Anastasia buyar ketika sepasang lengan kekar memeluknya dari belakang.
Anastasia sontak menoleh kebelakang dan melihat Damian tengah menatapnya dengan senyuman yang tidak pernah hilang ia lihat darinya.
" Ini bukan mimpi. " ucap Damian menyangkal sebagian ucapan Anastasia dengan penegasan yang jelas.
Anastasia yang mendengar itu hanya tersenyum. Ia pun mengelus dadanya dan menanggapi perkataan Damian, " Kak Ian, kau membuatku terkejut. " ucapnya dibuat-buat kesal.
Damian yang melihat itu hanya terkekeh karena tingkah Anastasia, yang menurutnya itu sangat lucu. Ia pun menarik Anastasia dan memeluknya seolah takut kalau Anastasia akan pergi meninggalkan nya. Anastasia juga tidak menolak pelukan Damian, ia sangat senang karena ia merasa sangat dicintai dan diinginkan.
Saat kemudian Damian berbisik ditelinganya, " Seperti sekarang.... sudah waktunya untuk memenuhi janji mu, Nona Anastasia. " ucapnya dengan suara yang terdengar seksi menurut Anastasia, membuatnya lagi-lagi merasa merinding.
" Cih, kau masih mengingatnya. Ku pikir kau akan melupakan nya jika aku mengulur waktu. " Anastasia menggerutu karena itu.
Tapi Damian merasa gemas dengan itu, " Haha.. kau tidak bisa membuatku lupa dengan cara seperti itu. "
" Baiklah, baiklah, salahku menyiakan ucapanmu. Jadi apa yang kak Ian minta?. "
" Aku ingin sebuah ciuman. "
" Se... sebuah ciuman?. " Wajah langsung Anastasia memerah mendengar itu.
Dan itu diangguki oleh Damian dengan wajah polos, " Iya. "
Damian tersenyum puas karena bisa membuat Anastasia mengabulkan keinginan nya. Sebenarnya ia hanya ingin mengerjai Anastasia, tapi itu juga memberinya keuntungan. Dan juga... sekarang dia bisa melihat wajah gelisah Anastasia yang lucu.
" Ba.. bagaimana jika yang lain saja. " Anastasia mencoba memberikan penawaran lain untuk menghindari permintaan mendadak itu.
Tapi itu justru membuat Damian menyeringai dengan ide jahil dikepalanya, " Hemm.. boleh. Sebagai gantinya kau harus memuaskan ku malam ini. " ucapnya.
Anastasia lebih terkejut dengan yang itu, dan wajahnya benar-benar mirip tomat sekarang. Dia harus memilih sesuatu yang cukup membuatnya malu, atau sesuatu yang benar-benar membuatnya malu. Dan dia benar-benar menyesali tingkahnya siang tadi sekarang. Jika ia tahu akan seperti ini, ia akan melompat tanpa meminta Damian menangkapnya waktu itu.
" Tidak mau. " Anastasia menolak tawaran kedua itu sambil berusaha menyembunyikan wajahnya, termasuk mengubur pikiran liar yang datang menerjang.
Sementara Damian hanya bisa menahan tawa melihat itu, " Jadi apa yang akan kau pilih, sweety? " tanyanya pula.
Anastasia diam sejenak memikirkan itu, lalu ia pun perlahan mendongakan wajahnya menatap Damian. Tapi Damian kelihatan santai sekali dengan itu, membuatnya agak kesal. " Ba.. baiklah kau bisa mencium ku. " ucapnya kemudian sambil menutup kedua matanya erat.
Damian berusaha sebisa mungkin untuk tidak tertawa melihat ekspresi Anastasia, apalagi dia yang sama menutup matanya seperti itu, lalu pandangan Damian beralih kepada bibir mungil Anastasia yang begitu menggoda. Ia pun mulai menundukan kepalanya, mendekatkan bibirnya dan menciumnya.
Ciuman ringan itu perlahan berubah menjadi semakin dalam, Anastasia bisa merasakan pelukan Damian semakin erat. Ia sedikit kesulitan bernafas ketika ia sedikit kesulitan mengimbangi ciuman Damian, bagaimana pun dia tidak berpengalaman dalam hal ini. Tapi setelah cukup lama, semuanya mulai lebih baik. Anastasia pun dengan perlahan mengulurkan dan memeluk leher Damian disana.
Mereka berdua hanyut dengan suasana mereka saat ini. Setelah beberapa saat berciuman Damian pun lepaskan nya, tatapan mereka bertemu diantara nafas yang terengah-engah.
Damian menggerakan ibu jarinya mengusap bibir Anastasia, sementara Anastasia yang diperlakukan seperti itu langsung menyembunyikan wajahnya yang memerah malu ke dada bidang Damian.
Damian hanya menaikan sebelah alisnya melihat itu, " Apa kau malu, Sweety?. " tanyanya.
" Diamlah, ini salahmu. " dan Anastasia menimpalinya dengan suara kesal.
Damian tartawa mendengar hal itu, dan membuat Anastasia semakin kesal, bahkan ia sempat memukul punggungnya ketika dia juga memeluknya. Lalu, Damian pun mengambil sesuatu dari saku celananya dan memasangkan nya di jari manis tangan kiri Anastasia.
Anastasia yang merasakan itu pun mengangkat tangan kirinya dan melihat jari manisnya itu, " Apa ini?." tanya nya kepada Damian.
" Itu cincin pertunangan kita, Nana. Tanda bahwa kau adalah milik ku. " jawab Damian menyahutinya.
" Cantik sekali. " Anastasia tersenyum cerah dan terus memandangi cincin dengan rubi merah yang tersemat di jarinya sekarang, itu sangat mirip dengan mata Damian.
Damian yang tahu dia menyukainya pun juga ikut senang, tapi baginya ada yang lebih cantik. " Memang, seperti dirimu. " ucapnya kemudian mengecup puncak kepala Anastasia
" Terima kasih. "
" Sudahlah, ayo masuk dan tidur. Diluar sangat dingin. "
Anastasia hanya mengangguk mengiyakan ucapan Damian, mereka berdua masuk kedalam dan menutup pintu balakong dengan rapat. Anastasia memutuskan untuk tidur karena hari memang sudah larut malam dan ia sangat lelah, Damian masih tetap disana dan juga membantu menyelimuti dirinya.
Anastasia merasa diperlakukan seperti anak kecil, tapi dia menyukainya.
" Selamat malam, Nana. Semoga mimpi indah. " ucap Damian.
" Selamat malam, kak Ian. " ucap Anastasia yang tak lama kemudian mulai terlelap.
Damian masih setia memandangi wajah Anastasia yang saat ini sedang tidur dihadapannya, ia hanya ingin memastikan bahwa Anastasia tidur dengan nyenyak. Sebelumnya saat Damian menginap di tempat Anastasia, ia sempat diam-diam mengecek nya saat tengah malam.
Dan yang ia dapatkan adalah Anastasia sedang bermimpi buruk dan terus menangis. Bahkan setelah semua perubahan yang derastis dan kejam itu, Anastasia tetaplah anak yang lembut didalam dirinya. Setelah memastikan bahwa Anastasia tidak bermimpi buruk, ia pun keluar dari kamar Anastasia dan pergi menuju kamarnya sendiri.
***
Saat pagi hari tiba, dikediaman Crawless, Damian yang telah bangun lebih dulu kembali ke kamar Anastasia untuk membangunkan nya. Dan ia melihat Anastasia masih tertidur dengan pulas seperti anak kecil yang lugu. 'Dia benar-benar nyaman tinggal disini', itulah yang dia pikirkan. Dan perasaan puas menghampirinya ketika mengetahui itu.
Tapi sesaat kemudian ekspresi nya kembali berubah suram, ".... Lihatlah dirimu, kau terlihat seperti mawar. Padahal kau sangat rapuh, tapi menyembunyikan nya dengan duri. " ucap Damian sambil mengelus kepala Anastasia.
Ekspresi Anastasia berubah berkerut saat ia merasa terganggu dengan sentuhan Damian dan mulai membuka matanya, ia melihat Damian yang tengah tersenyum kepadanya. Ia pun bangun dan duduk masih diatas ranjang yang sama dan menggosok kedua matanya dengan perasaan kantuk yang belum hilang.
" Ayo bangun kucing kecil, kau tidak mau terlambat kan. " ucap Damian yang jadi gemas melihat itu.
" Memangnya kenapa kalau terlambat, toh sekolahnya juga milik ku. " tapi Anastasia sangat santai bahkan ketika ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
Tapi Damian cukup terkejut dengan bagian akhir itu, " Hah... Sejak kapan Royal Garden Highchool, jadi milik mu?. "
" Sejak kemarin. "
Damian hanya menggelengkan kepalanya mengetahui itu, apa yang membuat Anastasia sampai membeli sekolah itu. Seperti nya dia harus mengintrogasi Jordan saat pulang sekolah, dia sedang berpikir seperti itu.
" Kalau begitu bangunlah dan segera turun, ibu tadi menanyakan mu. " ucap Damian pula.
" Memang apa yg terjadi pd bibi?" Anastasia bertanya dengan ekspresi linglung diwajahnya.
Dan Damian langsung menyentil kening Anastasia hingga dia mengaduh kesakitan, yang membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari Anastasia.
" Bukan bibi tapi ibu, kau ingat. " ucapnya kemudian.
" Ah..., iya. " ucap Anastasia kembali tersenyum kikuk menimpalinya.
" Ya sudah, cepatlah bersiap atau kau ingin memberiku ciuman lain pagi ini. "
Mendengar ucapan Damian dan seringainya yang muncul kembali, Anastasia pun langsung berlari ke dalam kamar mandi dengan wajah yang sudah memerah. Sedangkan Damian tertawa melihat tingkah konyol Anastasia saat ia menggodanya.
memang sih ini cm novel,,tp pembaca kan jg boleh berkomentar.
bukannya compeni