NovelToon NovelToon
Mantan Istri Yang Berharga

Mantan Istri Yang Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:30.8k
Nilai: 5
Nama Author: Japraris

Anya tidak menyangka bahwa hidupnya suatu saat akan menghadapi masa-masa sulit. Dikhianati oleh tunangannya di saat ia membutuhkan pertolongan. Karena keadaan yang mendesak ia menyetujui nikah kontrak dengan seorang pria asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Japraris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 4

Hujan lebat membasahi kota. Dari balik kaca mobil, Anya menyaksikan jalanan yang tergenang air, pantulan lampu-lampu kota berkelap-kelip di atas permukaan air yang menggenang. Derasnya hujan seakan merefleksikan betapa padatnya hari pertamanya bekerja. Terkurung dalam rapat panjang bersama klien di kafe, ia lengah akan waktu yang berlalu begitu cepat. Perutnya keroncongan, mengingatkannya akan makan siang yang terlewat. Ia memeriksa ponsel; pukul empat sore. Anya terkejut. Ia bukan hanya lupa makan siang, tetapi juga janjinya pada Kinan.

Kekhawatiran akan kemarahan Kinan membuatnya merasa bersalah. Segera ia menghubungi Bibi, menanyakan kabar putrinya. Suatu kelegaan memenuhi hatinya setelah panggilan berakhir. Bibi menjelaskan bahwa Kinan memahami kesibukannya dan sama sekali tidak marah karena janji mereka tak terpenuhi. Saat itu, Kinan tengah asyik menikmati kartun kesayangannya, suara tawa anak itu terngiang samar-samar di telinganya.

"Aku harus memberikan Kinan sesuatu untuk menebus rasa bersalahku, meskipun dia sudah memaafkan," gumam Anya lirih, sedikit rasa bersalah masih terasa mengganjal di hatinya.

Mobil berhenti di depan kantornya. Anya turun, menyerahkan beberapa berkas pada bosnya sambil meminta izin pulang lebih awal. Setelah berpamitan, ia kembali ke mobil. Mobil pun melaju meninggalkan gedung perkantoran yang tampak menjulang tinggi di tengah kota.

"Pak, nanti mampir ke supermarket sebentar ya," pinta Anya pada supir.

Sang supir mengangguk. Lima menit kemudian, mobil berhenti di depan supermarket. Anya turun, sementara supirnya menunggu dengan sabar di dalam mobil.

Anya mendorong pintu masuk supermarket; aroma roti panggang dan buah-buahan segar langsung memenuhi indranya. Ia menuju rak es krim, memilih es krim cokelat kesukaan Kinan, lalu beralih ke deretan boneka-boneka yang berjejer rapi. Ia memilah-milah, mencari boneka yang unik dan menarik untuk putrinya.

Di antara rak-rak boneka yang penuh warna-warni, sesosok bayangan familiar tiba-tiba muncul di hadapannya: Reno. Tatapan mereka bertemu, seketika Anya merasa jantungnya berdebar kencang. Reno terlihat lebih kurus dan lebih tua; mata yang dulunya berbinar-binar kini tampak redup, dipenuhi jejak penyesalan yang dalam. Anya merasakan darahnya membeku.

Reno bergegas mendekatinya, "A... Anya," sapanya lirih, suaranya terdengar sedikit gemetar. Tatapan Reno dipenuhi penyesalan, kerinduan, ketakutan, dan setitik harapan yang masih menyala.

"Reno?" gumam Anya, suaranya tak lebih dari bisikan, kejutan dan berbagai emosi bercampur aduk dalam dirinya.

Sejuta kenangan, pahit dan manis, bercampur aduk dalam benak Anya. Rasa marah yang selama ini ia pendam, tiba-tiba mencuat ke permukaan, mendesak untuk dilampiaskan pada Reno. Namun, apakah ia harus melakukannya? Beberapa tahun telah berlalu, banyak hal telah berubah.

"Anya, kamu semakin cantik sekarang. Ke mana saja kamu selama ini? Aku mencarimu, aku merindukanmu, Anya," ucap Reno, suaranya terdengar tulus namun diiringi oleh sedikit kegugupan.

Rindu? Kata itu menusuk telinga Anya. Ingatan tentang pengkhianatan Reno, tentang bagaimana ia ditinggalkan sendirian saat keluarganya menghadapi kesulitan ekonomi yang hebat, menghujam hatinya bagai belati. Air mata mengancam membanjiri pipinya, tetapi Anya menahannya dengan kuat. Ia tak boleh menunjukkan kelemahan di depan pria yang pernah begitu menyakitinya.

"Maaf, aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu," jawab Anya dengan nada dingin, berusaha sebisa mungkin agar suaranya terdengar datar dan tanpa emosi. Ia berbalik, niatnya untuk meninggalkan Reno secepat mungkin.

Reno menahan langkah Anya. "Anya, maafkan aku. Aku tahu aku bersalah. Aku ingin menjelaskannya padamu. Berikan aku sedikit waktu, ya?" Suaranya bergetar, penyesalan yang tulus terpancar dari setiap kata yang diucapkannya.

"Tidak perlu repot-repot menjelaskan, Reno. Aku sudah melupakan semuanya. Dan sekarang, antara kamu dan aku sudah tidak ada hubungan apa pun lagi setelah pengkhianatan," jawab Anya tegas, suaranya terdengar dingin namun mantap.

"Anya, aku benar-benar menyesal. Aku tak tahu bagaimana bisa melakukan itu padamu. Aku mencintaimu, dan aku yakin kamu pun masih mencintaiku, kan?" Reno mencoba meraih tangan Anya, namun raut wajahnya tampak penuh harapan dan sedikit putus asa. "Ayo kita coba lagi, kita bangun kembali hubungan kita."

Anya menarik tangannya dengan cepat, menghindari sentuhan Reno. "Sudahlah, Reno. Aku tak mau membahas masa lalu. Aku tidak mencintaimu lagi, dan kita tidak mungkin kembali," ucapnya, suaranya tegas dan final, tidak memberikan celah sedikit pun untuk harapan Reno.

Anya berbalik dan melangkah cepat, meninggalkan Reno yang masih berdiri di sana. Reno mencoba mencegahnya, mencoba meraih lengannya. Namun, Anya langsung mengancam, "Lepaskan aku, Reno! Kalau kamu tidak berhenti menggangguku, aku akan berteriak meminta tolong!"

Reno terpaksa melepaskan tangan Anya. Ia hanya bisa menatap kepergian Anya, bergumam lirih, penuh penyesalan dan tekad, "Aku tidak akan menyerah, Anya. Aku akan mengejar mu sampai kamu mau menerimaku kembali."

Anya melanjutkan belanjanya, memilih sebuah boneka beruang yang cukup besar, lalu membayarnya di kasir. Setelah itu, ia segera kembali ke mobil.

Sepanjang perjalanan pulang, kenangan masa lalu menyergapnya; masa-masa indah bersama Reno, pria yang pertama kali membuatnya jatuh cinta, pria yang pertama kali memberinya kasih sayang dan perhatian tulus, pria yang selalu ada untuknya dalam suka dan duka. Ironisnya, Reno juga menjadi pria pertama yang paling menyakitinya. Anya menghela napas panjang, memejamkan mata, mencoba mengusir kenangan pahit itu dengan memikirkan Kinan, anaknya yang selalu menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaannya.

Mobil berhenti tepat di depan rumah Anya, bersamaan dengan reda nya hujan. Setelah membayar dan mengucapkan terima kasih pada supir, Anya turun dari mobil. Ia membuka pintu rumah; Kinan menyambutnya dengan riang gembira.

"Mama, Mama! Kinan kangen Mama!" seru Kinan, berlari kecil menghampiri Anya.

"Mama juga rindu Kinan, sayang," jawab Anya, menggendong dan mencium putranya dengan penuh kasih sayang. "Maaf ya, Mama tidak bisa menepati janji tadi."

"Tidak apa-apa, Mama. Mama bawa apa?" tanya Kinan, matanya berbinar-binar melihat kantong belanjaan.

Anya menurunkan Kinan, lalu mengambil kantong belanjaan. Ia mengeluarkan boneka beruang dan es krim dari dalam tas. Mata Kinan langsung berbinar-binar melihat boneka beruang itu.

"Makasih, Mama! Kinan suka bonekanya!" Kinan mencium kedua pipi Anya dengan penuh semangat. Anya tersenyum bahagia melihat kebahagiaan anaknya.

"Makan es krim, yuk," ajak Anya.

"Oke!" jawab Kinan dengan antusias.

Mereka menuju ruang keluarga, menikmati waktu sore bersama. Kinan bercerita dengan semangat, dan Anya mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali tertawa mendengar celotehan putrinya.

Tiba-tiba, telepon Anya berdering. Anya melihat layar ponselnya; nama Reno terpampang di sana. Tanpa ragu, Anya mengabaikan panggilan tersebut. Ia tak ingin mengusik waktu berharga bersama Kinan. Ia membiarkan panggilan itu berakhir tanpa diangkat.

Sudah bertahun-tahun berlalu, Reno tak pernah menghubunginya. Baru sekarang ia menelepon? Anya tak peduli. Lagipula, ia tidak pernah menunggu telepon darinya. Anya telah benar-benar move on dari Reno sejak pengkhianatan itu. Hidupnya sekarang hanya untuk dirinya dan Kinan.

1
Aerik_chan
1 bunga untukmu kak...
Aerik_chan
kinan ini pandai...berpikir dewasa...
Umi Badriah
lama up nya thor
partini
pintar si ibu,,apakah Roni termakan omongan si ibu
Yunia Spm
Alhamdulillah... keajaiban terjadi
Adinda
semoga Anya hidup kasihan anaknya kinan
Yunia Spm
hah.......

Thor buat keajaiban thor....
biarkan anya hidup thor...
Aerik_chan
1 bunga untukmu kak...semangat...
Aerik_chan
sehat² Anya
Mangatur Sialagan
ngeri bgt Thor cerita nya.
Umi Badriah
dasar psikopat alice
Yunia Spm
luar biasa
Adinda
semoga Anya dan kinan pergi biar menyesal arga
Yemima Fransisca
thor jangan terlalu lama cerita nyeseknya, berharap anya dan Kinan bisa pergi dari situ thor buat arga menyesal biarkan arga terpuruk
Umi Badriah
nyesek thor
Adinda
pergi anya tinggalin pria tak punya pendirian
Yemima Fransisca
thor sedih banget liat anya, kenapa anya tidak pergi saja, tidak adakah malaikat yang bisa nyelamatin anya, jangan buat anya terlalu menderita Thor.
partini
heleh mau melawan pakai apa sadar diri aje lah
Isma Nayla
anya terlalu bodoh jd perempuan.
Isma Nayla
mbulet ae ceritane.kpn bahagiane.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!