NovelToon NovelToon
Cinta Dibalik Heroin 2

Cinta Dibalik Heroin 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Obsesi / Mata-mata/Agen / Agen Wanita
Popularitas:280
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

Feni sangat cemas karena menemukan artikel berita terkait kecelakaan orang tuanya dulu. apakah ia dan kekasihnya akan kembali mendapatkan masalah atau keluarganya, karena Rima sang ipar mencoba menyelidiki kasus yang sudah Andre coba kubur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tembakan dari jauh

Wisnubroto selalu percaya satu hal:

jika ia tidak terlihat, maka ia aman.

Pagi itu, keyakinan itu terasa utuh.

Ia berdiri di balkon lantai dua gedung kantornya—sebuah bangunan kaca yang menjulang di kawasan bisnis elite. Di bawah sana, lalu lintas bergerak teratur, manusia tampak kecil, dan dunia berjalan seperti biasa. Tidak ada sirene. Tidak ada kekacauan. Tidak ada tanda-tanda ancaman.

“Rapat dengan investor Singapura pukul sepuluh,” lapor asistennya sambil berdiri di belakang. “Media sudah kami atur. Tidak ada kebocoran.”

Wisnubroto mengangguk pelan. “Bagus. Kita tetap jalan seperti biasa.”

Ia menyesap kopi hitamnya. Tenang. Terkontrol.

Ia tidak tahu bahwa di gedung parkir tua, tiga ratus meter dari tempat ia berdiri, seseorang sedang mengatur napas.

Sniper itu sudah berada di posisi sejak subuh.

Ia tidak terburu-buru. Tidak gugup. Tangannya stabil, napasnya terlatih. Teropong senapan membingkai sosok Wisnubroto dengan presisi yang nyaris kejam. Setiap detail terlihat jelas—kerah kemeja putih, rambut yang mulai memutih, gerakan kecil saat ia mengangguk pada asistennya.

Seseorang berbicara pelan di alat komunikasinya. “Target terkonfirmasi.”

Tidak ada jawaban panjang. Hanya satu kata.

“Eksekusi.”

Di ruang rapat kecil Polres, Andre sedang berdiri di depan papan tulis. Garis-garis merah menghubungkan foto-foto, nama, dan tanggal. Semua mengarah ke satu titik pusat: Wisnubroto.

“Kita ajukan pemanggilan resmi hari ini,” ujar penyidik senior.

Andre mengangguk. “Kita tekan dari pajak dan pencucian uang. Pelan tapi pasti.”

Ponsel Andre bergetar.

Satu pesan masuk.

Aktivitas tidak biasa di gedung Wisnubroto.

Andre mengernyit. Ia belum sempat membalas ketika suara tembakan menggema—bukan di telinganya, tapi di layar televisi kecil di sudut ruangan yang tiba-tiba menyiarkan breaking news.

“—kami mendapatkan laporan adanya insiden penembakan di gedung Pranala Corp—”

Andre menoleh cepat.

Gambar bergoyang. Orang-orang berteriak. Petugas keamanan berlarian.

Dan kemudian—

Tubuh Wisnubroto terlihat tergeletak di balkon, darah mengalir di lantai marmer putih.

Andre membeku.

“Tidak…” gumamnya.

Di kantor Erlang, semua layar menampilkan hal yang sama.

Berita itu menyebar lebih cepat dari yang bisa dikendalikan siapa pun.

“Pengusaha ternama Wisnubroto Pranala tewas ditembak oleh pelaku tak dikenal—”

Erlang berdiri terpaku. Nalurinya langsung berteriak: ini bukan kabar baik.

Dalang mati bukan berarti permainan selesai.

Sering kali, itu justru berarti fase paling berbahaya dimulai.

Ponselnya bergetar. Andre.

“Dia mati,” kata Andre tanpa pembuka.

“Aku tahu,” jawab Erlang singkat.

“Kita kehilangan pintu masuk.”

“Atau,” Erlang menatap layar tajam, “kita baru saja melihat siapa yang benar-benar pegang kendali.”

Di ruangan sempit tempat Feni ditahan, suasana mendadak berubah.

Pintu terbuka lebih keras dari biasanya. Dua pria masuk dengan wajah tegang. Tidak ada basa-basi.

“Kita pindah,” kata salah satu dari mereka.

“Ada apa?” tanya Feni, jantungnya berdegup kencang.

Pria itu tidak menjawab. Ia hanya meraih lengan Feni dengan kasar.

“Kenapa?” suara Feni bergetar. “Kalian bilang aku aman!”

“Rencana berubah,” jawabnya singkat.

Feni tahu. Ia merasakannya di udara. Ketegangan itu terlalu nyata.

Seseorang yang lebih besar dari Wisnubroto baru saja bergerak.

Kembali ke gedung Pranala Corp, kepanikan pecah.

Petugas medis berusaha—meski semua tahu sia-sia. Peluru menembus tepat di dada, sudut sempurna, tembakan jarak jauh. Profesional.

“Sniper,” gumam seorang polisi.

Tidak ada senjata di lokasi. Tidak ada saksi mata yang melihat penembak. Kamera CCTV di gedung parkir mati tepat sepuluh menit sebelum kejadian.

Terlalu rapi.

Andre tiba di lokasi tidak lama kemudian. Ia menatap garis polisi, darah yang masih basah, dan balkon tempat Wisnubroto menghembuskan napas terakhirnya.

“Ini eksekusi,” katanya pelan.

“Bukan peringatan.”

Di ruang kendali darurat, seorang petugas mendekati Andre. “Pak… ada satu hal aneh.”

“Apa?”

“Ponsel Wisnubroto hilang.”

Andre menoleh tajam. “Hilang?”

“Ya. Asistennya bilang terakhir kali ponsel itu ada di tangan beliau sepuluh menit sebelum kejadian.”

Andre mengepalkan tangan.

Seseorang memastikan Wisnubroto tidak hanya mati—tapi juga dibungkam.

Malam turun cepat hari itu.

Erlang duduk sendirian di ruang kerja, lampu mati, hanya cahaya kota dari jendela yang menyinari wajahnya. Ia memutar ulang satu rekaman audio yang baru saja ia terima—potongan komunikasi yang entah bagaimana bocor.

Suara terdistorsi, tapi cukup jelas.

“Target eliminated.”

Tidak ada nama. Tidak ada identitas.

Hanya efisiensi dingin.

Erlang menghela napas panjang. “Ini bukan orang biasa,” gumamnya.

Ia mengambil ponsel, mengetik satu pesan.

Feni masih hidup. Tapi waktunya makin sempit.

Di mobil yang melaju cepat, Feni memejamkan mata, berusaha menahan gemetar.

Ia tidak tahu Wisnubroto telah mati.

Ia hanya tahu sesuatu yang besar telah berubah.

Dan bahwa orang-orang yang kini memegang kendali tidak lagi membutuhkan wajah publik, tidak membutuhkan pembenaran.

Mereka bekerja dalam sunyi.

Dan sunyi itu mematikan.

Kematian Wisnubroto menjadi berita utama keesokan harinya.

Publik berspekulasi. Media membangun narasi. Teori konspirasi bermunculan.

Namun bagi Andre dan Erlang, satu hal jelas—

Dalang memang tumbang.

Tapi benang-benang yang ia pegang kini terlepas…

dan bergerak liar, mencari tangan baru.

Dan di tengah semua itu, satu nama tetap menjadi taruhan paling berharga.

Feni.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!