NovelToon NovelToon
MAS KADES, I LOVE YOU

MAS KADES, I LOVE YOU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa pedesaan / Cintamanis / Menyembunyikan Identitas / Budidaya dan Peningkatan / Chicklit
Popularitas:20.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

#Mertua Julid

Amelia, putri seorang konglomerat, memilih mengikuti kata hatinya dengan menekuni pertanian, hal yang sangat ditentang sang ayah.

Penolakan Amelia terhadap perjodohan yang diatur ayahnya memicu kemarahan sang ayah hingga menantangnya untuk hidup mandiri tanpa embel-embel kekayaan keluarga.

Amelia menerima tantangan itu dan memilih meninggalkan gemerlap dunia mewahnya. Terlunta-lunta tanpa arah, Amelia akhirnya mencari perlindungan pada mantan pengasuhnya di sebuah desa.

Di tengah kesederhanaan desa, Amelia menemukan cinta pada seorang pemuda yang menjadi kepala desa. Namun, kebahagiaannya terancam karena keluarga sang kepala desa yang menganggapnya rendah karena mengira dirinya hanya anak seorang pembantu.

Bagaimanakah Amelia menyikapi semua itu?
Ataukah dia akhirnya melepas impian untuk bersama sang kekasih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Nasib sial Safitri

.

Dua hari kemudian, Raka bersama Amelia, diikuti oleh para Kasun (Kepala Dusun), terjun langsung ke sawah untuk memberikan bimbingan tentang penanggulangan hama tikus. Ia sengaja melakukannya mumpung hari itu tidak ada agenda penting di kantor desa.

Sehari sebelumnya ia sudah melakukan koordinasi dengan beberapa perangkat membeli plastik khusus pagar tikus dalam jumlah banyak yang sebagian akan diberikan secara gratis pada pemilik sawah yang kurang mampu. Raka juga sudah memerintahkan para Kasun untuk menginstruksikan pada warganya masing-masing agar menyiapkan bambu untuk menggapit plastik tersebut.

"Semangat pagi, Bapak-bapak!" sapa Raka dengan suara lantang, menyapa para petani yang sudah berkumpul di lahan milik Bu Ranti, salah satu petani yang merupakan seorang janda, yang padinya ludes diserang tikus.

"Semangat, Mas Kades!" jawab para petani serempak.

Saat baru tiba di tengah sawah, Amelia mengamati sekeliling. Ia mengernyitkan kening melihat kondisi pematang sawah yang kebanyakan rusak dan berlubang.

"Ini pematangnya kok pada rusak gini, ya, Pak?" tanya Amelia dengan nada ingin tahu.

Pak Tarso, yang paling tua di antara para petani, menjawab dengan menjelaskan, "Oh, ini, Mbak, kemarin kita adain geladak, (berburu) tikus. Jadi, ya, begini deh jadinya."

Amelia mengangguk mengerti. "Oh, gitu. Tapi, nanti diperbaiki ya, Pak. Soalnya pematang ini kan juga berfungsi buat nahan air."

“Iya, Mbak. Nanti pasti dipopok lagi kok galeng (pematang) nya," jawab pak Tarso.

"Terus itu lagi, Pak. Itu, di bagian paling pinggir, sedikit diinjak tanahnya biar posisi air menggenang di pinggir. Itu gunanya supaya pas lahan mulai kering, di pinggir itu masih ada airnya. Jadi orong-orongnya gak bisa menyerbu ke tengah!”

Sambil bicara, Amelia tak segan melepas sepatu olahraga nya dan nyemplung ke sawah. Menginjak tanah yang tepat berada di bawah pematang hingga membentuk jalan air yang hanya seluas telapak kaki.

Raka yang melihat itu tertegun. Amelia benar-benar total dalam memberikan penyuluhan dan bimbingan. Tanda tanya tentang siapa dan apa sebenarnya Amelia semakin besar. Sebelumnya ia sempat curiga kalau Amelia sebenarnya adalah orang kota yang menyamar. Ia ingat betul, di hari pertama ia mengantar gadis itu ke rumah Pak Marzuki, Pak Marzuki dan Bu Sukma memanggilnya dengan sebutan ‘NON AMEL’. Kecurigaan yang hanya ia pendam seorang diri.

Akan tetapi sekarang, saat ia melihat Amelia begitu luwes saat mempraktekkan apa yang ia ajarkan, dan apa tadi? Amelia bahkan tahu apa itu hama orong-orong? Apa di kota juga ada orong-orong?

“Ah, entahlah. Siapapun Amelia, pokoknya aku cinta dia. Titik," gumamnya mengambil sepatu Amelia biar tidak terinjak oleh petani.

Safitri yang melihat itu merasa kesal. Raka sudah layaknya bintang utama dalam drama Korea yang terkena bucin akut. Lebih kesal lagi pada Amelia yang menyarankan ide gila perangkat terjun ke sawah. Sejak kecil ia tak pernah ikut ke sawah. Untuk apa harus ikut terjun ke sawah? Orang tuanya mampu membayar buruh tani.

Setelah memberikan contoh, Amelia lalu meminta seorang petani mengambil gulungan pagar plastik dari dalam mobil bak terbuka yang mereka bawa. "Oke, sekarang kita mulai pasang pagar plastik ini ya, Bapak-bapak. Pagar ini lumayan efektif untuk menghalangi tikus masuk ke sawah."

Amelia mulai memberikan instruksi dengan jelas dan sabar. "Pagar plastiknya dipasang dengan kedalaman sekitar 30 cm, ya. Biar kuat biar dan nggak gampang roboh."

Para petani, terutama bapak-bapak, langsung mengikuti apa yang diinstruksikan oleh Amelia dengan semangat. Mereka menancapkan pagar plastik satu per satu di sepanjang pematang sawah. Raka pun ikut membantu. Pemuda tampan itu tak segan-segan berbaur dengan para petani setelah melepas sepatunya.

“Fitri, kalau kamu tidak ikut membantu, lebih baik nunggu di gubuk sana! Biar tidak menghalangi jalan,” perintah Raka kesal karena sejak datang Safitri hanya berdiri bersedekap layaknya mandor.

Safitri mengepalkan tangannya erat hingga kuku-kuku nya yang panjang menusuk telapak tangannya sendiri. Bisa-bisanya Raka mempermalukan dia dengan menegur seperti itu. Dengan kesal, Safitri membalikkan badan.

“Memang mending aku nunggu di gubuk sih," gerutunya.

Berjalan, menghentakkan kaki dengan keras akibat hati yang diselimuti amarah dan kecemburuan. Tanpa sengaja, hak sepatunya yang tinggi menancap pada tanah pematang yang lembek. Tak bisa melangkah, tubuhnya menjadi oleng, hilang keseimbangan, dan…

Byur…

"Aaaa…”

Suara teriakan terdengar kala tubuh yang tak pernah tersentuh kotoran sedikitpun itu masuk ke sawah yang berlumpur.

Ha ha ha…

“Ya Allah…!”

"Innalillahi…"

Suara tawa teriakan para petani yang terkejut riuh bersahutan.

“Itu ditolongin! Jangan diliatin aja!"

Suara seruan Amelia membuat semua berbondong-bondong mendekat.

"Ayo Ibu bantu, Neng!”

Bu Ranti yang sawahnya sedang dipasang pagar bergerak membantu, tapi Safitri malah mengibaskan tangannya. Safitri menangis tanpa suara. Sakit memang tidak, tapi malunya sungguh tak kan terlupa. Ingin rasanya gadis itu bersembunyi di kolong tempat tidur.

Posisi jatuh yang sangat tidak estetik. Punggung tercebur duluan, dua kaki terangkat ke atas. Pasti para petani sempat melihat bagian bawah tubuhnya yang semula tertutup rok span.

Mengabaikan penolakan Safitri, Bu Ranti tetap membantu dan membimbing Safitri untuk membersihkan badan di sumur diesel tak jauh dari sawah Bu Ranti. Sementara para laki-laki kembali bekerja sambil tertawa cekikikan.

“Kasihan padinya tahu gak?" celetuk seorang petani. "Baru ditanam, udah diserbu tikus, sekarang malah kejatuhan raksasa. Kalo orangnya sih aku gak kasihan. Sombong sih,” lanjutnya

"Ish… kamu ini kalo ngomong suka bener," timpal yang lain dan segera disambut gelak tawa.

“Hush! Orang jatuh kok malah diketawain!" tegur Amelia. Tapi yang ditegur bukannya takut dan berhenti, malah tertawa makin kencang. Sebagian dari mereka ada yang memegangi perut yang terasa kaku.

"Ini, Mbak, udah pas belum dalamnya?" tanya seorang petani bernama Pak Darto, yang sudah berhenti tertawa sambil menunjukkan pagar plastik yang baru saja ia tancapkan.

Amelia mendekat dan memeriksa. "Udah pas, Pak. Yang penting kuat dan nggak goyang."

Setelah beberapa jam bekerja keras, akhirnya pagar plastik sudah terpasang di beberapa sawah milik warga. Sisanya akan dilanjutkan oleh pemilik sawah yang lain. Yang penting plastik bantuan sudah diberikan.

"Nah, gini kan jadi lebih rapi dan aman," ucap Amelia sambil tersenyum puas.

Di akhir kegiatan, Amelia kembali mengingatkan para petani. "Yang paling penting diingat, semua cara ini harus dilakukan secara serempak, nggak boleh cuma beberapa orang aja yang gerak. Kalo cuma sebagian yang masang pagar, ya percuma aja, tikusnya bakalan pindah ke sawah yang nggak dipagarin."

"Siap, Mbak!" jawab para petani serempak.

Amelia tersenyum lebar. "Kira memang tak bisa menumpas tikus hingga habis tak tersisa. Tapi, semoga dengan cara ini, hama tikus berkurang dan panen bisa melimpah, ya!"

Raka tersenyum bangga melihat Amelia yang begitu bersemangat dan peduli terhadap para petani. Ia semakin yakin, Amelia adalah wanita yang tepat untuk menjadi pendamping hidupnya. Selain cantik, Amelia juga cerdas dan memiliki hati yang tulus.

Berjalan kembali menuju mobil, Raka menggenggam tangan Amelia erat. "Aku bangga banget sama kamu," ucapnya tulus.

Amelia membalas genggaman tangan Raka dan tersenyum bahagia. Semua yang melihat itu tidak lagi merasa aneh. Apalagi mereka memang sudah mendengar kalau Raka ingin meminang Amelia.

Sementara itu, Safitri yang kedinginan akibat pakaiannya basah kuyup, melihat Raka dan Amelia dengan tatapan penuh kebencian. Ia merasa iri dan dengki melihat kemesraan mereka.

"Lihat saja nanti, Amel," gumam Safitri dalam hati. "Aku akan membuat hidupmu sengsara dan membuat Raka menyesal telah memilihmu."

1
Patrick Khan
lanjut😅
qin
pak lurah e py to ko mlh demo neng sawah Ra Melu demo nyaerke dana desa
ora
🤣🤣🤣🤣
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: ikutan ahh,,, 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
emang klo petani harus gitu ya namanya tarso, darto, dll... gak ada gitu yg namanya heri, anto, hendro deni? 😜😜😜😜🤭🤭🤭
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: kan tahu aku emang paling wegah mikir /Joyful//Joyful/
total 3 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🙃🙃🙃🙃🙃🙃
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ngguyulah...
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
yo ono wae?
hasatsk
siapa juga yang pertama kali pernah bilang Amelia mantan pembantu 🤣🤣a
Piet Mayong
hahaha.... Raka merasa didongengin sama cewek cantik 🤭
hasatsk
gercep juga Raka.
wow, auto tantrum tuch Safitri 🤣🤣
Nar Sih
pasti di ibu tiri busun ,bisa marah bsr bila tau raka udh lamar amel ,
Supryatin 123
mendapatkan pelajaran d cerita ini sangat penting buat para petani nich.boleh.d share nich ke para petani lnjut thor 💪💪
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: semoga bermanfaat
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
sawah
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ini mana tanda bacanya mak, tak pikir td narasi ternyata dialog amel
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
jangan salah pak-pak, tikus lobang kecil aja bisa masuk kok😜
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kayak ada kata yg kurang, dialog bu sun
qin
Ooo.. begono ok2 Suwon Thor lanjot up😄
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: mugo2 bermanfaat.
total 1 replies
juwita
km salah pilih kawan busun Amel g akn bisa di tindas
juwita
klo nikah harus dtg org tua amel kan harus jd wali nikahnya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: memang harus. kalo GK ada papa ya Amel. sebagai wali nanti tidak sah
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
mainkan playing victim mu, minyak sawit/Right Bah!//Right Bah!/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!