NovelToon NovelToon
SUAMI TAK PERNAH KENYANG

SUAMI TAK PERNAH KENYANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Angst / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Euis Setiawati

Judul: Suamiku Tak Pernah Kenyang
Genre: Drama Rumah Tangga | Realistis | Emosional

Laila Andini tak pernah membayangkan bahwa kehidupan rumah tangganya akan menjadi penjara tanpa pintu keluar. Menikah dengan Arfan Nugraha, pria mapan dan tampak bertanggung jawab di mata orang luar, ternyata justru menyeretnya ke dalam pusaran lelah yang tak berkesudahan.

Arfan bukan suami biasa. Ia memiliki hasrat yang tak terkendali—seakan Laila hanyalah tubuh, bukan hati, bukan jiwa, bukan manusia. Tiap malam adalah medan perang, bukan pelukan cinta. Tiap pagi dimulai dengan luka yang tak terlihat. Laila mencoba bertahan, karena “istri harus melayani suami,” begitu kata orang-orang.

Tapi sampai kapan perempuan harus diam demi mempertahankan rumah tangga yang hanya menguras

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Euis Setiawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bayang bayang kesalahan

Pagi itu, sinar matahari masuk malu-malu melalui celah tirai ruang makan. Aroma tumis buncis dan telur dadar tercium begitu sedap, memenuhi udara hangat di rumah itu. Bi Ratmi, dengan wajah cerah yang sulit disembunyikan, tampak sibuk di dapur. Tangannya cekatan mengatur piring-piring di meja makan, sementara mulutnya bersenandung kecil lagu dangdut yang entah sejak kapan menjadi favoritnya.

Sejak kejadian semalam, ada semacam cahaya berbeda di wajahnya seperti perempuan yang baru saja meraih sesuatu yang selama ini hanya ada dalam angan. Pandangan matanya berbinar-binar, gerak tubuhnya luwes, bahkan langkah kakinya terdengar ringan. Seakan semua letih yang biasa menempel pada seorang pembantu rumah tangga sirna begitu saja.

Di ruang tamu, Arfan duduk memandang kosong ke arah televisi yang menyala tanpa ia perhatikan. Matanya sayu, raut wajahnya tegang. Kopi hitam di hadapannya sudah mulai dingin, tapi ia belum juga menyentuhnya. Pikirannya berputar-putar, memutar kembali potongan-potongan kejadian semalam sentuhan yang tak seharusnya, bisikan-bisikan yang memabukkan, dan tatapan mata Bi Ratmi yang penuh undangan.

Jantungnya kembali berdegup lebih cepat setiap kali ia mengingat bagaimana tangannya menyentuh kulit lengan Bi Ratmi, bagaimana perempuan itu tersenyum samar, seakan mengetahui bahwa ia berhasil menguasai suasana. Arfan menggenggam kepalanya. Ia ingin melupakan semuanya, menghapus dari ingatan, tapi justru bayangan itu semakin jelas.

"Pak, sarapan sudah siap."Suara Bi Ratmi memecah lamunannya.

Arfan menoleh pelan, mencoba menyembunyikan kekakuan yang kini mulai ia rasakan setiap kali berhadapan dengan perempuan itu. Ia bangkit dari sofa dan berjalan ke meja makan.

Begitu ia duduk, Bi Ratmi menggeser piringnya sedikit lebih dekat dan menuangkan teh hangat ke gelasnya. Senyumnya ramah, tapi ada sesuatu di balik sorot matanya yang membuat Arfan semakin tak nyaman.

"Pak, nggak usah menghindar seperti itu. Biasa saja, seperti biasanya," ujar Bi Ratmi sambil, entah sengaja atau tidak, jemarinya menyentuh tangan Arfan yang sedang memegang sendok.

Sentuhan itu membuat Arfan tersentak kecil.

"Aku… aku nggak menghindar, Bi," jawabnya gugup, lalu cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke piring.

Bi Ratmi menatapnya lekat-lekat.

"Bapak kelihatan gelisah. Kenapa? Gara-gara yang semalam, ya?" tanyanya lembut, tangannya kini mengelus punggung tangan Arfan, mencoba menenangkan.

Arfan menarik napas panjang.

 "Iya, Bi… Saya nggak ngerti kenapa semalam saya nggak bisa mengontrol diri. Saya… saya nyesel." Suaranya berat, terdengar campuran marah pada diri sendiri dan takut.

Bi Ratmi tersenyum samar, mencondongkan tubuh sedikit.

"Pak, nggak usah takut. Saya nggak akan cerita ke siapa pun… termasuk Bu Laila. Anggap saja ini rahasia kita berdua." Nada suaranya tenang, tapi ada semacam kepastian yang membuat Arfan malah semakin waspada karena setiap rahasia biasanya punya harga.

Tiba-tiba ponsel Arfan berdering di atas meja. Nada dering itu membuatnya tersentak lebih keras dari tadi. Nama "Laila Sayang ❤️" terpampang jelas di layar.

Wajah Arfan seketika pucat. Tangannya sempat ragu-ragu mengambil ponsel itu, jantungnya berdetak semakin kencang. Bi Ratmi yang memperhatikan dari samping berkata santai, "Angkat saja, Pak. Nanti Bu Laila curiga kalau Bapak nggak jawab."

Arfan menelan ludah. Ia tahu ucapan itu benar. Dengan napas panjang, ia geser tombol hijau di layar dan mencoba terdengar senormal mungkin.

"Halo… sayang."

Tatapan Bi Ratmi berubah tajam. Ada sesuatu di matanya saat mendengar Arfan memanggil sayang istrinya di hadapannya.

"Mas, besok aku pulang," suara Laila terdengar riang di ujung sana.

"Apaa? Pu… pulang?" Arfan hampir terbata.

"Iya, Mas. Kenapa? Kok kamu kayak terkejut gitu? Memangnya kamu nggak senang atau… nggak kangen aku pulang?" Nada Laila mulai berubah curiga.

Arfan buru-buru mengendalikan nada suaranya.

"Seneng, kok, sayang. Maksudku… rasanya lama banget harus nunggu semalam lagi buat ketemu kamu." Ia berusaha mengalihkan topik, memaksakan tawa kecil.

Di sisi meja, Bi Ratmi diam menatap Arfan. Senyum tipis itu kembali muncul, tapi kali ini lebih seperti senyum penuh arti seakan ia tahu bahwa kepulangan Laila berarti waktu mereka berdua di rumah akan berkurang, dan peluangnya untuk mengikat Arfan akan semakin tipis… kecuali ia bergerak cepat.

Arfan menutup telepon dengan Laila, lalu memijat pelipisnya. Ia bisa merasakan Bi Ratmi masih menatapnya.

"Besok Bu Laila pulang. Berarti… hari ini terakhir kita berdua aja di rumah," ucap Bi Ratmi sambil memainkan sendoknya, nadanya seperti menguji reaksi Arfan.

"Bi, tolong… jangan ngomong gitu," potong Arfan pelan tapi tegas.

 "Saya… nggak mau ada apa-apa lagi. Semalam udah salah besar."

Bi Ratmi menghela napas panjang, tapi senyumnya tetap ada.

 "Pak, kadang hati sama keinginan nggak bisa dibohongi. Apalagi kalau yang satu ngerti cara bikin yang lain nyaman." Ucapannya menggantung, membuat Arfan kembali merasakan denyut aneh di dadanya.

Sepanjang hari itu, suasana rumah terasa aneh. Di satu sisi, Bi Ratmi masih menjalankan tugasnya seperti biasa menyapu, mencuci, memasak. Tapi di sisi lain, ada tatapan-tatapan yang sengaja ia kirimkan, sentuhan kecil yang entah kebetulan atau tidak, dan momen-momen hening yang sarat ketegangan.

Arfan mencoba menghindari terlalu lama berada di ruangan yang sama dengannya, tapi setiap kali ia masuk ke dapur atau ruang makan, Bi Ratmi selalu ada… selalu dengan senyum itu.

Malamnya, Arfan duduk sendirian di ruang kerja. Lampu meja menerangi tumpukan dokumen yang bahkan tak ia baca. Yang ada di kepalanya hanya dua hal: bagaimana menghadapi kepulangan Laila besok tanpa terlihat bersalah, dan bagaimana memastikan Bi Ratmi tidak membuka mulut tentang kejadian semalam.

Yang ia tidak sadari, di kamarnya, Bi Ratmi juga sedang memikirkan rencana. Ia tahu posisinya sekarang cukup kuat. Arfan sudah pernah melanggar batas, dan itu berarti ia punya sesuatu yang bisa ia gunakan jika suatu hari dibutuhkan. Tapi lebih dari itu, ia punya ambisi menjadi lebih dari sekadar pembantu rumah tangga. Menjadi istri kedua, seperti yang sempat melintas di benaknya semalam.

Dan malam itu, masing-masing dari mereka tertidur dengan pikiran yang berat Arfan dengan rasa bersalah dan takut, Bi Ratmi dengan strategi dan keinginan yang semakin menguat. Besok, Laila akan pulang.

1
Vanni Sr
ini laila ny terlalu bodoh sib klo kt aku mah ya, udh tiap mlm d gempur terus apa² d pendem, gada ketegsan jg, laki ny jg seenk ny sndri, crta ny kek yg udh² suami main sm pembatu. tnggl cari org but rawat ibu ny yg skit ini malah lama2 d kampung , mending dah pisah aja. krn g cm sekali berhubungn psti tuh mereka
Zoe Medrano
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
Euis Setiawati: terimakasih ka....😍
total 1 replies
Mepica_Elano
Emosinya terasa begitu dalam dan nyata. 😢❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!